Pembunuhan Kacab Bank BUMN

Dwi Hartono si Flamboyan asal Rimbo Bujang Tebo Diduga Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN

Inilah sosok Dwi Hartono, pengusaha asal Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi, yang menjadi otak pembunuhan kepala cabang BRI di Jakarta

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
istimewa
OTAK PEMBUNUHAN - Potret Dwi Hartono, pengusaha asal Rimbo Bujang, Tebo, Jambi menjadi sorotan setelah ditetapkan sebagai tersangka otak pembunuhan kepala cabang bank BUMN di Jakarta. 

“Entah itu dapatnya dari peristiwa itu (penculikan) atau bukan, masih simpang siur. Intinya istrinya nggak tahu sumber dana. Biar polisi saja,” ujarnya.

Sella menceritakan, polisi menggerebek rumah berwarna merah jambu di Jalan Johar Baru III itu dua kali, sekitar pukul 10.00 WIB dan 14.00 WIB.

Pada kedatangan pertama, ia belum tahu ada penangkapan. Tiga pelaku langsung ditangkap. Baru setelah polisi datang kembali sore harinya, ia diminta ikut menyaksikan prosesnya.

Dalam kesempatan itu, Sella berbincang dengan istri pelaku yang mengaku panik dan kebingungan. Handphone serta uang Rp 8 juta miliknya disita polisi.

Diketahui, rumah yang ditempati para pelaku sebelumnya dalam status sengketa. Awalnya hanya dihuni tiga pria, namun lama-kelamaan bertambah hingga lima orang.

Siapa Dwi Hartono

DITANGKAP - Dwi Hartomo, pengusaha asal Tebo, Provinsi Jambi, yang diduga jadi otak pembunuhan Kepala Cabang BRI Cempaka Putih Jakarta Pusat.
DITANGKAP - Dwi Hartomo, pengusaha asal Tebo, Provinsi Jambi, yang diduga jadi otak pembunuhan Kepala Cabang BRI Cempaka Putih Jakarta Pusat. (TRIBUN JAMBI/ISTIMEWA)

Dwi Hartono, pengusaha asal Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi, yang kini jadi tersangka kasus pembunuhan MIP, dikenal cukup populer di daerah asalnya.

Tribun Jambi pernah mewawancarainya pada 2021. Dalam kesempatan itu, ia bercerita tentang kebangkrutan yang dialaminya pada 2012 hingga menanggung utang miliaran rupiah.

"Sembilan tahun yang lalu saya tak punya apa-apa. Tidak punya rumah, mobil bahkan usaha," katanya, waktu itu.

Ia mengaku harus berusaha keras untuk bangkit dan membayar utang-utang.

Meski pernah mendapat modal dari orang tua, hal itu justru membuatnya terlena.

Ia sempat membuka berbagai usaha kecil seperti warteg, penyetan, hingga rental PlayStation 2, namun semuanya gagal.

Menurutnya, semangat dan niat lebih penting daripada modal.

Ia bahkan sempat menggarap proyek reklamasi dengan keuntungan kecil namun berlipat saat dihitung dalam jumlah besar. "1 juta kubik kali 2, dua miliar," ujarnya.

Pria ini juga sering berbagi motivasi soal pentingnya belajar dan memilih lingkungan pergaulan.

Baginya, keberhasilan seseorang sangat dipengaruhi komunitas tempat ia berada.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved