Polemik di Papua
Klaim Kontroversial KKB Papua: Serang Aparat di Puncak Jaya, Sita Granat dan Amunisi
KKB Papua kembali membuat klaim kontroversial terkait kontak senjata dengan aparat keamanan. Mereka bilang tembak 3 aparat dan sita amunisi.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM- Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua kembali membuat klaim kontroversial terkait kontak senjata dengan aparat keamanan.
Klaim itu datang dari TPNPB-OPM Kodap XXVIII Yambi.
Dia mengklaim telah menyerang aparat, melukai tiga personel.
Tak hanya itu, KKB Papua juga menyita sejumlah amunisi serta granat di wilayah Puncak Jaya.
Klaim ini disampaikan oleh juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom.
Dalam siaran pers yang diterima Jumat (22/8), ia menyebutkan serangan ini dipimpin oleh Panglima TPNPB-OPM Kodap XXVIII Yambi, Brigjen Tenggamati Enumbi.
Menurutnya, pertempuran pecah setelah aparat keamanan Indonesia menyerang Markas TPNPB-OPM di Mebogoluk.
Dalam laporannya, Sebby Sambom mengklaim serangan KKB Papua ke aparat menyebabkan tiga warga sipil terluka tembak.
Baca juga: KKB Papua Tuding Satgas Cartenz Salah Tangkap di Nabire: Bukan TPNPB-OPM, Warga Sipil
Baca juga: Immanuel Ebenezer Bantah Kena OTT, Noel Meminta Amnesti Presiden Prabowo
Baca juga: Ngatain Damkar Lambat, Security di Samarinda Langsung Dikasih Paham Viral, Kini Minta Maaf
Ketiganya adalah Jhon Gire (32) dengan luka di paha, Yoniton Kogoya (13) dan Tritera Walia (15) dengan luka di kaki.
"Dalam aksi kontak senjata, pasukan TPN OPM yang dipimpin Brigjen Tenggamati Enumbi mengakibatkan tiga aparat keamanan terluka tembak," ujar Sebby Sambom.
Dia menambahkan dua anggota KKB Papua juga terluka dan sedang dalam perawatan.
Namun yang menarik, Sebby Sambom mengklaim para aparat yang tertembak disembunyikan oleh atasan mereka tanpa adanya keterangan resmi.
Selain itu, KKB Papua juga mengklaim telah berhasil menyita 12 butir munisi 5.56, sebuah granat tangan, dan bahkan satu botol sampo merek Natur yang ditinggalkan aparat di lokasi pertempuran.
Klaim ini sering kali digunakan KKB Papua untuk menunjukkan "kemenangan" atau keberhasilan mereka di lapangan.
Klaim Lainnya dan Ajakan Berperang
Selain klaim terkait pertempuran di Puncak Jaya, KKB Papua juga kerap melontarkan klaim lain.
Sebelumnya, KKB Papua juga pernah mengklaim menembak aparat, seperti dalam beberapa insiden di wilayah Intan Jaya dan Nduga.
Klaim-klaim ini sering kali sulit dikonfirmasi secara independen karena keterbatasan akses ke lokasi kejadian.
Baca juga: KKB Papua Tuduh TNI Pasang Ranjau di Yahukimo dan Tubuh Korban, Kolonel Candra: Itu Propaganda!
Baca juga: Kabar Demo Besar-besaran Bubarkan DPR RI Viral di Sosmed: Hoaks atau Fakta?
Brigjen Tenggamati Enumbi juga menghimbau warga sipil dari Distrik Mebogoluk, Ilamburawi, dan Lumo yang mengungsi agar kembali.
Dia menyatakan bahwa wilayah tersebut adalah pemukiman warga, sementara "medan perang" ditetapkan di Pogoma sampai Sinak Barat.
Sebby Sambom juga menambahkan, Komandan Operasi Umum TPNPB-OPM, Mayor Jenderal Lekkagak Telenggen, telah membuka "medan perang" baru di Timobut.
"TPNPB siap melakukan perang melawan aparat keamanan demi merebut kembali kemerdekaan bangsa Papua," tutup Sebby Sambom, menegaskan kembali tekad KKB Papua untuk terus melawan.
Klaim-klaim sepihak dari KKB ini sering kali berbanding terbalik dengan rilis resmi dari pihak TNI/Polri, yang umumnya memberikan versi kejadian yang berbeda, termasuk jumlah korban atau kronologi insiden.
Perbedaan narasi ini menunjukkan betapa kompleksnya situasi konflik di Papua, di mana setiap pihak memiliki versinya sendiri tentang kebenaran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.