Kematian Brigadir Nurhadi

Sang Ibu Terbang dari Jambi ke Lombok Temui Misri, Ungkap Isi Percakapan di Rutan Polda NTB

Keyakinan Lita Krisna semakin kuat setelah menemui anaknya, Misri Puspita Sari, di Rutan Polda NTB. Dan terbukti. Kata demi kata mengalir

Penulis: Syrillus Krisdianto | Editor: asto s
Tribun Jambi/Istimewa
DITAHAN - Misri Puspita Sari (kiri) saat mendapatkan pendampingan LPSK saat rekonstruksi di Villa Tekek, Gili Trawangan, Provinsi NTB, beberapa waktu lalu. Dia menjadi tersangka kasus kematian Brigadir Nurhadi. 

Keyakinan Lita Krisna semakin kuat setelah menemui anaknya, Misri Puspita Sari, di Rutan Polda NTB. Dan terbukti. Kata demi kata mengalir dalam percakapan antara ibu dan anak.

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kondisi Misri Puspita Sari, perempuan asal Jambi yang menjadi tersangka kasus pembunuhan Brigadir Muhammad Nurhadi, sempat tertekan, namun kini sudah membaik. 

Hal itu diungkapkan Lita Krisna, ibu Misri, yang telah kembali dari menjenguk anaknya di Rumah Tahanan Polda Nusa Tenggara Barat (NTB).

Lita mengatakan anaknya sehat dan tidak berubah signifikan.

"Saat berjumpa, kondisi Misri sehat, tidak ada perubahan, kondisi fisiknya stabil," katanya, Selasa (12/8/2025).

Namun, Lita khawatir Misri sempat tertekan saat mengungkapkan kejadian yang sebenarnya. 

"Namanya seorang ibu, pasti khawatir. Apalagi kasus yang dialami anakku ini bukan main-main," tuturnya.

Sebab itu, saat berkomunikasi dengan pengacara dan tim, Lita meminta supaya anaknya itu dilindungi. 

“Saya meminta tolong kepada pengacara dan tim, supaya melindungi anak saya dan jangan diletakkan di satu tempat dengan kedua tersangka utama," jelasnya.

Menurut Lita, bersaksi atas kejadian itu berat, sehingga dia memohon perlindungan anaknya tersebut.

"Misri sudah mulai mau mengungkapkan fakta sebenarnya, mohon dilindungi," terangnya.

Sosok Misri Puspita Sari telah kaya pengalaman sejak bersekolah di SMAN 11 Muaro Jambi.
Sosok Misri Puspita Sari telah kaya pengalaman sejak bersekolah di SMAN 11 Muaro Jambi. (TRIBUN JAMBI/ISTIMEWA)

Diketahui bahwa Lita Krisna berangkat ke Lombok pada Minggu (27/7) dan kembali ke Jambi pada Sabtu (2/8). 

Setelah itu, dia memantau kondisi Misri melalui komunikasi via telepon dengan pengacara Misri.

Ungkap Isi Percakapan

Lita Krisna mengatakan selama bertemu Misri di rumah tahanan Polda NTB tidak membahas kasus.

"Perbincangan kami tidak membahas kasus, melainkan hanya membahas adik-adiknya dan kabar keluarga di Jambi," tuturnya.

Saat bertemu anaknya, Lita memberi motivasi dan semangat. 

"Hanya memberi semangat untuk mengungkapkan kejadian sebenarnya," kata Lita.

Sang ibu mengatakan akan menjemput anaknya untuk pulang ke Jambi.

"Aku bilang ke Misri, kalau pulang biar aku jemput, jangan pulang sendiri," jelasnya.

Dia menerangkan, saat ini komunikasi terkait perkembangan kasus anaknya itu dialihkan ke pengacaranya Misri.

"Karena ditahan, aku berkomunikasi dengan pengacara. Alhamdulillah, komunikasi kami baik," terangnya.

Baca juga: Dari Balik Jeruji Besi itu, Misri Puspita Tanya Kabar Adik-adiknya di Jambi

Sejak Awal Tidak Percaya

Pasca mengerucutnya dua tersangka utama pembunuhan Brigadir Nurhadi di Villa Tekek Beach House, Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, Lita mengatakan itu membuktikan Misri bukan pelaku pembunuhan itu.

"Dari awal, aku tidak percaya atas kasus yang menimpa anakku," katanya.

Lita pun sudah dua hari tidak selera makan, pascamendapat kabar tersebut.

"Aku kepikiran bagaimana kondisi Misri di Lombok, pasti merasa tertekan," tuturnya.

Selalu terpikir di kepala Lita ada pihak-pihak yang tidak suka pengungkapan kasus tersebut.

"Aku mohon, Misri mendapat perlindungan pasca penetapan ini, apalagi dia perempuan," katanya..

Dia berharap, kasus tersebut segera selesai dan mendapat titik terang. 

“Semoga kasus cepat selesai, pelaku utama dihukum sepadan dengan perbuatannya,” harapnya.

Dia juga berharap istri Brigadir Nurhadi dan keluarganya dalam kondisi baik, karena anaknya masih kecil.

“Sebagai seorang ibu, aku memahami kesedihan yang dialami, apalagi anaknya masih kecil,” terangnya. 

Tewas Dipiting 

Kasus tewasnya Brigadir Nurhadi semakin menemukan titik terang dengan melakukan rekonstruksi ulang di tempat kejadian perkara (TKP), Senin (11/8).

Dalam rekonstruksi ini polisi mempunyai gambaran pelaku utama pembunuhan, yakni atasan korban Kompol Yogi dan Ipda Haris.

Direktur Ditreskrimum Polda NTB Kombes Pol Syarif Hidayat mengungkapkan, para tersangka memeragakan 88 adegan dengan mengungkap sejumlah fakta baru. 

Syarif mengatakan, pelaku diduga memiting atau menjepit leher korban dengan lengannya. 

"Dengan pitingan, kalau cekik kan beda, ini menurut keterangan ahli," tegas Syarif. 

Mantan Wakapolresta Mataram itu juga mengatakan, selain dipiting pelaku juga memukul area wajah korban. 

Pelaku pemukulan inipun kata Syarif memiliki ciri-ciri menggunakan cincin. 

Namun, dia enggan mengungkap siapa pemilik cincin tersebut, meskipun barang bukti itu sudah disita. 

Syarif hanya menyampaikan pemilik cincin tersebut merupakan salah satu dari dua tersangka utama yakni Kompol Yogi dan Ipda Haris. 

"Teman-teman sudah tahu, cincinnya sudah kami sita," kata Syarif. 

Kuasa Hukum tersangka Misri, Yan Mangandar Putra  mendesak kepolisian untuk lebih transparan dalam mengungkap bukti-bukti, khususnya rekaman kamera pengawas (CCTV) yang berada di sekitar lokasi kejadian.

Setidaknya ada empat kamera CCTV yang bisa menjadi petunjuk penting untuk mengurai kronologi dan mengungkap siapa pelaku sebenarnya.

“Kami memantau di hotel itu, ada tiga kamera CCTV jenis indoor bentuk bulat, terpasang di pintu utama lobi hotel, yang kedua CCTV dekat resepsionis dan yang ketiga CCTV lorong. (tribun jambi/syrillus kridianto/tribun lombok)

Baca juga: Jalan di Aurduri I Sering Macet, Kapan Jembatan Batanghari III Jambi Dibangun?

Baca juga: HRD Marah gara-gara Karyawan Resign Lima Menit setelah Terima Gaji Pertama

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved