Polemik di Papua
KKB Papua Tangkap dan Hajar Warga Sipil, Klaim Sebagai Mata-mata Militer Indonesia
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, dalam keterangan pada Minggu (3/8/2025), menyebutkan pihaknya menangkap warga sipil bernama Kris Kipka.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Situasi di Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan kembali memanas. Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua, yang merupakan sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), mengumumkan penangkapan seorang warga sipil yang mereka tuduh sebagai mata-mata militer Indonesia.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, melalui keterangan tertulis pada Minggu (3/8/2025), menyebutkan bahwa warga sipil bernama Kris Kipka.
Dia dituduh sebagai agen intelijen yang memfasilitasi aparat keamanan Indonesia untuk mencari tahu keberadaan pasukan KKB.
“Kami menerima informasi bahwa satu warga sipil atas nama Kris Kipka terlibat dan bergabung bersama aparat militer Indonesia di Pegunungan Bintang. Kris Kipka difasilitasi oleh aparat militer Indonesia untuk menjadi intelijen mencari tahu keberadaan pasukan TPNPB,” ujar Sebby.
Informasi tersebut, menurut Sebby, berasal dari laporan resmi Panglima TPNPB Komando Daerah Perlawanan (Kodap) XXXV Bintang Timur, Ananias Ati Mimin.
Pihak KKB Papua mengklaim telah mengantongi identitas Kris Kipka dan mengancam akan melakukan interogasi lebih dalam jika yang bersangkutan dijumpai di wilayah operasi mereka.
Ancaman KKB Papua: Hentikan Jadi Mata-mata atau Nyawa Taruhannya
Dalam pernyataannya, Sebby Sambom tidak hanya menuduh Kris Kipka sebagai mata-mata, tetapi juga menudingnya difasilitasi untuk "membunuh kami."
Baca juga: KKB PAPUA Tolak HUT RI ke-80, Jubir TPNPB-OPM: Wajib Cabut dan Bakar Bendera Merah Putih
Baca juga: PERGI Tanpa Pamit, Salin Ungkap Istri Ngadu Disekap dan Dipaksa Jadi LC di Sulawesi
Baca juga: UPDATE Kasus Beras Oplosan: Satgas Pangan Polri Tetapkan 3 Tersangka Baru, Ada Presdir
Ancaman ini diperkuat dengan adanya peringatan keras kepada warga sipil lainnya yang dicurigai menjadi agen intelijen.
"Jika Anda kami bunuh maka tidak ada jaminan oleh negara terhadap anak dan keluarga Anda sehingga kami himbau segera berhenti menjadi mata-mata aparat keamanan Indonesia," kata Sebby.
KKB Papua juga mengeluarkan imbauan kepada aparat keamanan Indonesia untuk menghentikan penggunaan warga sipil sebagai mata-mata di wilayah konflik bersenjata.
Peringatan ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman KKB Papua terhadap siapa pun yang mereka anggap bekerja sama dengan militer.
Ancaman ini tidak hanya ditujukan kepada Kris Kipka, tetapi juga menjadi pesan menakutkan bagi semua warga di 36 Kodap (Komando Daerah Perlawanan) di seluruh Papua, yang dicurigai bekerja untuk pemerintah Indonesia.
Situasi ini menambah ketegangan dan kekhawatiran akan keselamatan warga sipil di wilayah konflik tersebut.
KKB PAPUA Tolak HUT RI ke-80
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali menunjukkan sikap penolakan keras terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI, Juru Bicara Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, secara terbuka menyerukan aksi provokatif kepada seluruh rakyat Papua.
Dalam sebuah pesan suara yang dirilis pada Selasa (5/8/2025), Sebby Sambom meminta warga Papua untuk mencabut dan membakar bendera Merah Putih.
Aksi ini ia sebut sebagai simbol perlawanan dan penolakan terhadap apa yang mereka anggap sebagai penjajahan Indonesia.
“Bendera mereka Merah Putih Indonesia harus dibakar di mana-mana. Semua pejuang, rakyat, wajib cabut dan bakar,” ujar Sebby.
Pernyataan ini bukan sekadar gertakan. Melalui foto dan video yang ia bagikan, Sebby mengklaim aksi pembakaran bendera telah dilakukan oleh sejumlah anggota TPNPB-OPM bersenjata lengkap.
Seruan ini diarahkan kepada seluruh masyarakat Papua, termasuk anak-anak sekolah, untuk mengirim pesan kepada dunia bahwa mereka menolak bagian dari sejarah kemerdekaan Indonesia.
Menurut Sebby, Papua adalah "tanah Injil" yang telah didoakan dan memiliki dasar hukum internasional yang kuat untuk menggugat statusnya.
Ia juga menyinggung pengalaman pahit masa kecilnya, di mana ia dan teman-temannya dipaksa mempelajari bahasa dan ideologi Indonesia di sekolah.
Baca juga: KKB PAPUA Warning Warga dan Pemerintah, Klaim Tembak Pesawat di Dekai
Baca juga: PERINGATAN ke Pelaku Usaha, Menteri Hukum Imbau Bayar Royalti Musik: Belajarlah Hargai
"Guru-guru kami biasa pukul kami pakai rotan kalau pakai bahasa daerah," ungkapnya, menyebut hal itu sebagai pelanggaran hak asasi dan pemaksaan budaya.
Kodam Cenderawasih: Pola Intimidasi Tahunan Jelang HUT RI
Seruan dari TPNPB-OPM ini langsung mendapat respons dari militer Indonesia. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri Candra Kurniawan, menyebut seruan tersebut sebagai pola intimidasi yang berulang setiap tahun.
“Setiap tahun menjelang peringatan hari Kemerdekaan RI, gerombolan OPM selalu melakukan intimidasi dengan aksi teror dan propaganda memberikan instruksi melarang dan bahkan membakar bendera Merah Putih,” kata Candra.
Candra menegaskan bahwa Kodam XVII/Cenderawasih telah bersinergi dengan pemerintah daerah, Polri, tokoh masyarakat, dan berbagai elemen lainnya untuk menjaga keamanan dan menyemarakkan HUT RI.
Mereka fokus pada pembinaan teritorial dan komunikasi sosial untuk melindungi masyarakat dari ancaman KKB Papua.
Meskipun menghadapi seruan provokatif, Kodam XVII/Cenderawasih memastikan tidak akan ada pengerahan pasukan tambahan atau operasi khusus. "Tidak ada penambahan pasukan dan tidak ada operasi khusus dalam hal ini," tegas Candra.
Menariknya, Sebby Sambom juga mengkritik para pejabat Papua yang dinilai tunduk pada pemerintah Indonesia dan tidak membela rakyatnya. Ia menyerukan agar para pemimpin daerah berani menolak kekerasan yang terjadi.
Pada akhirnya, Sebby mengklaim TPNPB-OPM akan melanjutkan perjuangan mereka melalui "revolusi total," yang salah satu strateginya adalah mengusir imigran Indonesia dan memanggil pulang mahasiswa Papua dari seluruh Indonesia.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Ketua TP-PKK Tanjabbar Jambi Dukung UMKM Tembus Pasar Nasional Lewat Pameran
Baca juga: PERGI Tanpa Pamit, Salin Ungkap Istri Ngadu Disekap dan Dipaksa Jadi LC di Sulawesi
Baca juga: PEGAWAI Puskesmas Ketahuan Mesum di Mushola, Rupanya Pelaku Sudah Beristri, Dinkes: Pembinaan
Baca juga: Turnamen Bulu Tangkis Antarinstansi di Kerinci Dibuka, Laga Monadi vs Zainal Bikin Riuh
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.