Berita Sarolangun
Suara SAD Sarolangun Jambi yang Terabaikan, Hadapi Tantangan Kesehatan dan Kesenjangan Sosial
Di Desa Pematang Kejumat, Kelurahan Limbur Tembesi, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun, Suku Anak Dalam (SAD) masih berjuang
Penulis: Khusnul Khotimah | Editor: Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN – Di Desa Pematang Kejumat, Kelurahan Limbur Tembesi, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi Suku Anak Dalam (SAD) masih berjuang melawan ketimpangan akses kesehatan dan layanan sosial.
Meski berangsur-angsur beradaptasi dengan dunia modern, mereka masih menghadapi ketidakadilan yang membayangi kehidupan sehari-hari.
Suara mereka, yang kini dipimpin oleh Juray pemimpin Tumenggung Desa Pematang Kejumat, Tumenggung adalah seorang pemimpin tradisional Suku Anak Dalam (SAD) yang merasa kecewa atas janji-janji yang tak kunjung terpenuhi, terdengar lantang di tengah malam.
Baca juga: Tapal Batas SAD dan Hutan Konservasi di Tebo Jambi Belum Jelas
Sekira Pukul 21.36 malam pada Minggu (20/7/2025), Tumenggung duduk bersama warga lainnya di pendopo beralas tikar sederhana.
Dengan wajah serius, sesekali menghisap rokok dan menatap tajam, dia mengungkapkan kekecewaannya terhadap sistem kesehatan yang ada.
"Dulu banyak yang datang meminta suara kami. Tapi sekarang, tidak ada apa-apa yang kami dapatkan," katanya dengan nada yang penuh kekesalan.
Meskipun administrasi BPJS dan KTP mereka sudah lengkap, kenyataannya mereka masih sering ditolak saat memerlukan perawatan medis.
Kisah pilu yang terjadi di desa ini tidak hanya berhenti pada masalah administrasi kesehatan.
Baca juga: Warga SAD Diduga Tertembak Rekan Sendiri Saat Berburu Babi di Sarolangun
Ia juga bercerita tentang cucunya yang demam dan menurutnya diberi obat luka oleh petugas medis.
Insiden ini memperburuk rasa ketidakpercayaan mereka terhadap fasilitas kesehatan yang ada di Puskesmas Limbur Tembesi, yang seharusnya menjadi tempat mereka mendapatkan pertolongan.
Tidak jarang, warga SAD terpaksa pergi ke Bangko, Kabupaten Merangin, untuk mendapatkan layanan medis yang lebih responsif.
"Di Bangko, kami ditolong dulu, administrasi nanti-nanti saja. Kalau kami pergi ke Sarolangun, enggak seperti itu pelayanannya," keluh Amin seorang warga lainnya.
Bahkan pernah terjadi seorang warga yang meninggal dunia di rumah sakit Sarolangun karena tidak mendapat penanganan yang memadai, menambah kesan buruk terhadap kualitas layanan kesehatan di daerah mereka.
Meskipun begitu, warga SAD di desa ini tidak menyerah. Mereka tetap berusaha untuk memperbaiki hidup mereka, beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Baca juga: SAD Ngamuk Bawa Parang Serang Kantor Desa di Merangin Jambi: Diduga Karena Utang Piutang
Sebagian dari mereka telah menggunakan telepon seluler, memiliki sepeda motor, memasak dengan rice cooker, dan bahkan menonton televisi.
Kehidupan yang mulai terhubung dengan dunia luar ini menjadi tanda bahwa mereka ingin berbaur dengan masyarakat yang lebih luas, meskipun prosesnya belum begitu intens.
Prayoga, pendamping SAD dari komunitas Pundi Sumatra, menyebutkan bahwa meski tantangan besar masih ada, sejumlah pelatihan seperti bengkel dan pembuatan gelang dari biji sawit telah dilaksanakan untuk meningkatkan perekonomian warga.
"Ada rencana untuk membangun bengkel khusus untuk suku SAD di pemukiman ini. Kami berharap ini bisa membuka peluang ekonomi dan memperbaiki kondisi sosial di sini," kata Prayoga.
Dengan jumlah rumah yang hanya sekira 19 unit dan 18 kepala keluarga, serta fasilitas yang terbatas seperti tiga MCK, satu pendopo, dan satu bangunan gereja kehidupan masyarakat di Desa Pematang Kejumat mulai menunjukkan perubahan.
Namun, ketidakadilan dalam akses layanan kesehatan dan perlakuan diskriminatif masih menjadi hambatan utama.
Juray mengatakan dengan suara yang tegas, "Kami sudah banyak berbicara, tetapi tetap saja tidak ada hasil." Nada suaranya mencerminkan keputusasaan yang mendalam, namun semangat untuk memperjuangkan hak-hak mereka tidak padam.
Update berita Tribun Jambi di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.