Polemik di Papua
BANTAH Tudingan KKB Papua, Kapendam Cendrawasih: Tugas TNI Melindungi, Bukan Bakar-Bakar Rumah
TPNPB-OPM atau KKB Papua menyebut TNI bakar rumah warga sipil di Puncak, Papua Tengah dibantah Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Tudingan TPNPB-OPM atau KKB Papua yang menyebut TNI membakar rumah warga sipil di Kabupaten Puncak, Papua Tengah dibantah Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan.
Pembakaran rumah tersebut sebagaimana disebutkan kelompok itu terjadi pada Selasa (1/7/2025).
Perusakan yang dilakukan prajurit itu terjadi di Kampung Yaiki Maiki, Distrik Gome Utara.
Klaim tersebut kemudian tegas langsung dibantah Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan.
Kata Kolonel Inf Candra Kurniawan, TNI bertugas di Tanah Papua untuk melindungi warga, bukan membakar rumah.
"Tidak ada TNI bakar rumah warga. Sampai detik ini TNI fokus mengemban tugas melindungi masyarakat," tegas Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan, dilansir Tribunjambi.com, Rabu (2/7/2025).
Sebelumnya diberitakan, TPNPB-OPM atau yang disebut KKB Papua kembali membuat tudingan ke TNI. Kali ini disebut mengambil alih gedung SD di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Tak hanya sebatas itu, kelompok separatis itu juga menuduh aparat melakukan penyiksaan terhadap warga sipil.
Baca juga: KKB Papua Tuding TNI Lagi, Bilang Ambil Alih Gedung SD di Puncak dan Siksa Warga Sipil di Yahukimo
Baca juga: BUDI Prajogo Pasrah Dicopot PKS dari Waka DPRD Banten Buntut Kasus Viral Titip Siswa di SPMB 2025
Baca juga: TEROR Gegara Usik Jokowi Buat Dokter Tifa Ketakutan, Minta Anaknya Dikawal: Ancaman Semakin Parah!
Pengambilalihan itu dilakukan untuk dijadikan pos militer.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom sebut gedung itu diambil alih guna memperkuat pertahanan selama operasi, dengan area jelajah Distrik Wangbe, Distrik Ilaga serta kampung-kampung sekitarnya.
KKB Papua menarasikan, imbas aktivitas TNI bersenjata lengkap itu menjadikan masyarakat merasa ketakutan.
Masyarakat yang hendak berinteraksi dari distrik ke perkampungan, atau sebaliknya menjadi tersendat.
“Iya. Masyarakat setempat takut. Karena melihat militer Indonesia yang lalu lalang, terus melakukan penyisiran di wilayah tersebut. Terlebih tampilan militer itu dilengkapi atribut dan persenjataan perang,” tuduh Sebby dalam pesan pendek Siaran Pers pada Senin (30/6/2025).
Kata Sebby Sambom, Indonesia juga melakukan sabotase dengan memutus jaringan internet di wilayah tersebut.
Langkah pemutusan jaringan itu, keluh Sambom, menyulitkan seluruh kombatan TPNPB-OPM untuk melaporkan kondisi kekinian di Papua.
Unit intelijen bentukan TPNPB-OPM yakni PIS, menurut Sambom, juga melaporkan insiden penyiksaan terhadap warga sipil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.