Polemik di Papua

TOKOH Adat Tolak 1 Juli HUT TPNPB-OPM, Tak Ingin Anak Cucu Hidup di Bayang-bayang Konflik KKB Papua

Penetapan 1 Juli sebagai HUT TPNPB-OPM atau disebut juga KKB Papua mengalami penolakan dari masyarakat dan tokoh adat, Yanto Eluay.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
Penetapan 1 Juli sebagai HUT TPNPB-OPM atau disebut juga KKB Papua mengalami penolakan dari tokoh adat, Yanto Eluay. Yanto mengatakan penolakan tersebut sebagai bentuk suara hati masyarakat adat. Adat kata dia, menjunjung tinggi kedamaian, persatuan dan masa depan bagi generasi penerus di Bumi Cendrawasih. 

Sebab aksi itu telah menelan banyak korban jiwa, terutama dari kalangan warga sipil yang tak bersalah.

Dalam pernyataannya di Jayapura, Minggu (22/06/2025), Pendeta Yones mengungkapkan keprihatinan mendalamnya terhadap situasi di sejumlah wilayah.

Diantaranya seperti Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Nduga, dan Yalimo. 

"Selaku Tokoh Agama di tanah Papua, saya memohon kepada Kelompok Kriminal Bersenjata yang selalu menciptakan konflik untuk menghentikan aksi kekerasan yang dilakukan."

"Sangat memprihatinkan karena akibat konflik ini, masyarakat yang tidak tahu apa-apa harus menjadi korban," ujarnya penuh harap.

Pendeta Yones juga mengingatkan KKB akan ajaran fundamental dalam kitab suci. 

Baca juga: KKB Tuduh Operasi Militer di Puncak Sebabkan Rumah Warga Terbakar, Ratusan Mengungsi

Baca juga: GAGAL TOTAL Serangan Israel ke Iran, Pemimpin Hizbullah Lebanon: 3 Tujuan Gagal Total

Dia merujuk pada Firman Tuhan dalam Alkitab Keluaran 20:13, "Jangan Membunuh,".

ia menegaskan tindakan membunuh atau merusak ciptaan Allah adalah perbuatan yang tidak disukai Tuhan dan melanggar salah satu dari sepuluh perintah Allah.

"Karena membunuh, merusak salah satu ciptaan Allah, Tuhan tidak senang dan ini juga melanggar sepuluh perintah Allah dalam Alkitab. Oleh karena itu saya mohon kepada KKB agar menghentikan aksi kekerasan," pintanya lagi.

Imbauan dari Pendeta Yones Wenda ini mewakili suara hati para tokoh agama yang mendambakan kedamaian abadi di Tanah Papua.

Ia berharap, dengan dihentikannya kekerasan, Papua dapat kembali menjadi tanah yang aman, terjaga, dan diberkati Tuhan seperti seharusnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: KELEWATAN Bu Guru Cicih Tabungan Siswa Rp343 Juta Dicuri, Jawabannya Diminta Balikkan Bikin Emosi

Baca juga: PANTAS Boy William Belum Mau Sunat hingga Kini, Dr Boyke Beri Saran Penting: Nanti Nikah Bisa Sehat

Baca juga: PEDE Khamenei Iran Tampar Amerika Serikat Lewat Serangan Pangkalan Militer AS di Qatar 

Baca juga: Ada Bau Tak Sedap dari Mulut Wanita Ditemukan Tewas di Areal Ladang Kerinci, Keluarga Minta Otopsi

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved