Polemik di Papua

TNI Bantah Tudingan KKB Papua Rekayasa Korban di Intan Jaya: Mereka Kerap Sebar Hoaks dan Provokasi

Kodam  XVII/Cenderawasih membantah tudingan yang menyebutkan TNI melakukan rekayasa atas tewasnya tiga anggota TPNPB-OPM atau KKB Papua di Intan Jaya.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
Kodam  XVII/Cenderawasih membantah tudingan yang menyebutkan TNI melakukan rekayasa atas tewasnya tiga anggota TPNPB-OPM atau KKB Papua di Intan Jaya, Papua Tengah. 

TRIBUNJAMBI.COM - Kodam  XVII/Cenderawasih membantah tudingan yang menyebutkan TNI melakukan rekayasa atas tewasnya tiga anggota TPNPB-OPM atau KKB Papua di Intan Jaya, Papua Tengah.

Ketiga anggota separatis itu sebelumnya tewas pada insiden yang terjadi pada Rabu (18/6/2025).

Bantahan itu disampaikan Kepala Penerangan Kodam  XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan.

Dia mengatakan tindakan TNI dilakukan secara profesional dan berdasarkan data lapangan. 

“TNI melakukan penindakan secara profesional dan terukur. Tentunya berdasarkan pengamatan, data, dan informasi,” ujar Kolonel Inf Candra Kurniawan, Kamis (26/6/2025) dilansir Tribunjambi.com pada Jumat (27/6/2025).

Dia mengklaim pola komunikasi TPNPB-OPM atau KKB Papua kerap kali provokatif dan menyebarkan informasi bohong. 

“Mereka memprovokasi dan menyebar hoaks saat anggota maupun simpatisannya menjadi korban dan selalu diklaim korban adalah warga sipil,” ucap Kolonel Inf Candra Kurniawan

Sebelumnya, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Rudy Puruwito akhirnya angkat bicara terkait insiden penembakan tiga warga sipil oleh aparat TNI yang terjadi di Intan Jaya, Papua Tengah, pada 18 Juni 2025 lalu.

Baca juga: KKB Papua Tuduh TNI Tembak Warga Sipil, Sebby Sambom Bantah 3 Korban Anggota TPNPB-OPM

Baca juga: GAGAL TOTAL Serangan Israel ke Iran, Pemimpin Hizbullah Lebanon: 3 Tujuan Gagal Total

Baca juga: JOKOWI Tampil Stylish dan Tebar Senyum Usai Disebut Alergi, Sakit Serius Hingga Gangguan Kejiwaan

Kepada wartawan, Mayjen Rudy menjelaskan bahwa operasi penindakan tersebut bukan dilakukan oleh pasukan dari Kodam XVII/Cenderawasih, melainkan oleh Komando Operasi Gabungan Wilayah (Koop) Habema.

Menurut informasi yang ia terima, Koop Habema melakukan operasi penindakan terukur terhadap kelompok yang disebut sebagai Tentara Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka  (TNPB-OPM).

“Kalau ada yang menyebut korban bukan OPM, paling tidak mereka adalah simpatisan OPM. Karena pelaksanaan operasi selalu diawali dengan operasi intelijen terlebih dahulu,” ungkap Pangdam XVII/Cenderawasih, Senin (23/6).

Tiga korban yang disebut dalam insiden tersebut adalah Isak Kobogau (43) dari Kampung Mimitapa, Alphon Kobogau (20) dari Kampung Bulapa, dan Johanes Tipagau (40) dari Kampung Mimitapa. 

Mayjen Rudy menjelaskan, operasi yang dilakukan selalu melalui tahapan intelijen yang ketat untuk memastikan keakuratan data dan kondisi lapangan sebelum operasi tempur digelar.

Ia menekankan bahwa klaim korban sebagai warga sipil sering digunakan oleh OPM untuk menarik simpati publik.

“Masalah seperti ini sering terjadi. Saat operasi, anggota OPM menggunakan senjata. Tapi begitu mereka ditembak, senjatanya dibawa lari oleh rekan-rekannya, kemudian mereka menyebarkan klaim bahwa TNI menembak warga sipil. Padahal korban adalah bagian dari kelompok OPM,” tegasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved