Polemik di Papua
OTK Bakar Gedung Sekolah di Nduga Papua Pegunungan: Rata dengan Tanah
Insiden kebakaran gedung sekolah terjadi di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada Sabtu (7/6/2024).
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
OTK Bakar Gedung Sekolah di Nduga Hingga Rata dengan Tanah
TRIBUJAMBI.COM - Insiden kebakaran gedung sekolah terjadi di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada Sabtu (7/6/2024).
Peristiwa yang terjadi pada pukul 06:05 WIT itu diduga sengaja dibakar orang tak dikenal (OTK).
TNI-Polri yang kemudian mengetahui kejadian itu langsung merespon dan bergerak menuju lokasi.
Adapun gedung sekolah yang dibakar OTK tersebut dikabarkan merupakan bangunan kosong yang selama ini tak digunakan.
Personel TNI-Polri melaksanakan siaga mewaspadai pancingan dari KKB Papua yang akan memanfaatkan situasi.
KKB Papua dikhawatirkan memancing personel untuk menuju lokasi kejadian.
Akibat kebakaran tersebut tak ada satupun yang tak terselamatkan dari gedung kosong yang terbakar tersebut.
Baca juga: KRONOLOGI Tragedi Mencekam di RSUD Wamena: OTK Diduga KKB Papua Dor Polisi Usai Antar Korban Laka
Baca juga: Prahara Tambang Nikel di Raja Ampat Papua: Bahlil Tinjau Tambang Ditengah Protes dan Ancaman UNESCO
Baca juga: ERA BARU Pendidikan di Jabar: Dedi Mulyadi Terapkan Sekolah Pagi, PR Dihapus Total, Kembangkan Diri
Disinyalir yang melakukan pembakaran oleh OTK dengan tujuan membuat Kamtibmas tidak kondusif di Wilayah Distrik Mbua.
KKB Papua Tuding TNI Bakar Rumah Warga
Insiden kontak senjata antara Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua dengan TNI kembali pecah di wilayah Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Peristiwa baku tembak itu antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kontra aparat terjadi sejak Minggu malam hingga Senin (26/05/2025) pagi.
Berdasarkan laporan Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM yang diterima dari Numbuk Telenggen, mengatakan bentrokan terjadi di sejumlah kampung.
Diantaranya, termasuk Toanggi I, Toanggi II, Inggernok, Tonggabuma, Kiwogoldima, dan Walenggaru.
Pasukan TPNPB-OPM atau KKB Papua disebut diperkuat oleh kelompok pimpinan Kelenak Murib.
Dalam kontak senjata yang berlangsung dari pukul 04.00 hingga 06.30 WIT menyebabkan satu anggota KKB Papua dilaporkan gugur.
Sementara pihak TPNPB-OPM mengklaim tidak ada korban tambahan di pihak mereka.
Telenggen melaporkan lebih dari 500 personel militer Indonesia telah menyebar di Distrik Gome Utara dalam operasi skala besar yang dibagi dalam empat kelompok.
Baca juga: Bahlil Lahadalia Tetap Tinjau Tambang Nikel di Raja Ampat Meski Sempat Ditolak dan Diteriaki Penipu
KKB Papua menyebut operasi tersebut tidak hanya menargetkan pasukan bersenjata, tetapi juga merusak fasilitas sipil.
Gereja Mundirok dan Kiwogoldima serta sejumlah rumah warga dilaporkan hangus terbakar.
Pasukan militer Indonesia juga disebut menggunakan helikopter untuk menyerang dari udara, di samping serangan darat yang terus berlangsung.
Data itu disampaikan dalam pernyataan resminya Jubir Komnas TPNPB-OPM, Sebby Sambom.
Dia mengecam tindakan militer Indonesia yang dinilai melanggar hukum humaniter internasional.
Ia menegaskan bahwa serangan terhadap fasilitas sipil seperti rumah ibadah dan permukiman warga adalah pelanggaran serius dan mendesak perhatian dunia internasional.
“Situasi di Papua saat ini adalah darurat militer dan darurat kemanusiaan. Tindakan militer Indonesia telah menghancurkan kehidupan warga sipil di tanah Papua,” ujar Sambom.
KKB Papua menegaskan komitmennya untuk terus berjuang menjaga rakyat Papua dan merebut kembali kemerdekaan yang mereka klaim telah diproklamirkan pada 1 Desember 1961.
Pernyataan ini ditandatangani oleh jajaran tertinggi TPNPB-OPM, termasuk Panglima Tinggi Jenderal Goliath Tabuni.
Kemudian, Wakil Panglima Letjen Melkisedek Awom, dan Kepala Staf Umum Terianus Satto.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Kelompok Tani di Batang Hari Jambi Panen 20 Ton Jagung
Baca juga: Sinopsis Mercy for None, Aksi Brutal So Ji Sub untuk Balas Dendam
Baca juga: Prahara Tambang Nikel di Raja Ampat Papua: Bahlil Tinjau Tambang Ditengah Protes dan Ancaman UNESCO
Baca juga: Bahlil Lahadalia Tetap Tinjau Tambang Nikel di Raja Ampat Meski Sempat Ditolak dan Diteriaki Penipu
Artikel ini diolah dari Tribunpapuatengah.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.