Polemik di Papua

KKB Papua dan TNI Kerap Kontak Senjata, di Intan Jaya dan Puncak, Pemprov Bentuk Tim Atasi Konflik

Pemerintah Provinsi Papua Tengah membentuk tim untuk mengatasi konflik bersenjata antara KKB Papua dengan TNI di Kabupaten Intan Jaya dan Puncak.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Tribun Papua Tengah
BENTUK TIM: Pemerintah Provinsi Papua Tengah membentuk tim untuk mengatasi konflik bersenjata antara Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua dengan TNI di Kabupaten Intan Jaya dan Puncak. 

KKB Papua dan TNI Kerap Kontak Senjata, di Intan Jaya dan Puncak, Pemprov Bentuk Tim Atasi Konflik

TRIBUNJAMBI.COM - Pemerintah Provinsi Papua Tengah membentuk tim untuk mengatasi konflik bersenjata antara Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua dengan TNI di Kabupaten Intan Jaya dan Puncak.

Konflik bersenjata di dua kabupaten tersebut hingga saat ini masih masih terus berlanjut.

Dampak konflik tersebut mengakibatkan warga terpaksa mengungsi ke daerah aman.

Akibat kontak tembak yang terjadi di dua kabupaten membuat pemerintah daerah mengeluarkan status darurat.

Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa mengatakan, dengan statu tersebut, maka Pemprov Papua Tengah telah melakukan langkah cepat.

"Yang mana, kami telah membuat tim Krisis Center untuk menangani masalah yang terjadi, seperti pemberian sembako, obat-obatan dan lain sebagainya," kata Meki kepada Tribun-Papuatengah.com, Senin (26/5/2026).

Sementara, tim tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pemadam kebakaran, Penanggulangan Bencana, Dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Papua Tengah, Victor Fun.

"Untuk itu, dalam waktu dekat, beliau akan memanggil BPBD dan sejumlah dinas terkait di kedua daerah tersebut, untuk melakukan langkah-langkah strategis, yang mana kalau memang masyarakat sedang mengungsi, maka kira-kira apa yang harus kita siapkan," katanya.

Nanti setelah pertemuan tersebut, menurut Meki, Pemprov Papua Tengah akan melakukan lagi langkah-langkah selanjutnya.

Baca juga: Mabes TNI Bongkar Narasi Sesat KKB Papua soal Kematian Mama Hertina: Pelakunya OPM, Bukan Aparat

Baca juga: Nyali Warga Tak Ciut Lawan Aksi Brutal KKB Papua, PAkai Tangan Sendiri Hingga Lumpuhkan Satu Anggota

"Jadi satu per satu, kita selesaikan masalah ini," ujarnya.

Meki berharap, kiranya konflik yang terjadi dapat selesai, agar pembangun di kedua daerah ini juga, dapat berjalan baik, untuk kesejahteraan masyarakat Papua Tengah.

KKB Papua Klaim TNI Bakar Rumah Warga

Insiden kontak senjata antara Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua dengan TNI kembali pecah di wilayah Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah

Peristiwa baku tembak itu antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kontra aparat terjadi sejak Minggu malam hingga Senin (26/05/2025) pagi.

Berdasarkan laporan Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM yang diterima dari Numbuk Telenggen, mengatakan bentrokan terjadi di sejumlah kampung.

Diantaranya, termasuk Toanggi I, Toanggi II, Inggernok, Tonggabuma, Kiwogoldima, dan Walenggaru.

Pasukan TPNPB-OPM atau KKB Papua disebut diperkuat oleh kelompok pimpinan Kelenak Murib.

Dalam kontak senjata yang berlangsung dari pukul 04.00 hingga 06.30 WIT menyebabkan satu anggota KKB Papua dilaporkan gugur.

Sementara pihak TPNPB-OPM mengklaim tidak ada korban tambahan di pihak mereka.

Telenggen melaporkan lebih dari 500 personel militer Indonesia telah menyebar di Distrik Gome Utara dalam operasi skala besar yang dibagi dalam empat kelompok. 

Baca juga: MENCEKAM Kontak Tembak Aparat Vs KKB Papua Terjadi di Puncak, Rumah Warga Dikabarkan Terbakar

KKB Papua menyebut operasi tersebut tidak hanya menargetkan pasukan bersenjata, tetapi juga merusak fasilitas sipil.

Gereja Mundirok dan Kiwogoldima serta sejumlah rumah warga dilaporkan hangus terbakar.

Pasukan militer Indonesia juga disebut menggunakan helikopter untuk menyerang dari udara, di samping serangan darat yang terus berlangsung.

Dalam pernyataan resminya, Jubir Komnas TPNPB-OPM, Sebby Sambom mengecam tindakan militer Indonesia yang dinilai melanggar hukum humaniter internasional.

Ia menegaskan bahwa serangan terhadap fasilitas sipil seperti rumah ibadah dan permukiman warga adalah pelanggaran serius dan mendesak perhatian dunia internasional.

“Situasi di Papua saat ini adalah darurat militer dan darurat kemanusiaan. Tindakan militer Indonesia telah menghancurkan kehidupan warga sipil di tanah Papua,” ujar Sambom.

KKB Papua menegaskan komitmennya untuk terus berjuang menjaga rakyat Papua dan merebut kembali kemerdekaan yang mereka klaim telah diproklamirkan pada 1 Desember 1961.

Pernyataan ini ditandatangani oleh jajaran tertinggi TPNPB-OPM, termasuk Panglima Tinggi Jenderal Goliath Tabuni, Wakil Panglima Letjen Melkisedek Awom, dan Kepala Staf Umum Terianus Satto.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Renungan Harian Kristen 27 Mei 2025 - Allah yang Berempati

Baca juga: Anniv ke-55, PT KTB dan PT Dipo Jambi Gelar Anniversary Campaign Bareng Pelanggan Loyal Mitsubishi

Baca juga: KEJANGGALAN Nilai Jokowi Saat di UGM, 19 Mata Kuliah Anjlok, Roy Suryo Heran Kok Bisa Maju Skripsi

Baca juga: Sinopsis Our Unwritten Seoul Episode 2, Ho Su Tahu Pertukaran Mi Ji dan Mi Rae

Artikel ini diolah dari Tribun-Papua.com

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved