Polemik di Papua
KKB Papua Tuding TNI Bakar Rumah Warga saat Kontak Tembak di Puncak: Turunkan 500 Personel
Insiden kontak senjata antara KKB Papua dengan TNI kembali pecah di wilayah Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Insiden kontak senjata antara Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua dengan TNI kembali pecah di wilayah Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Peristiwa baku tembak itu antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) kontra aparat terjadi sejak Minggu malam hingga Senin (26/05/2025) pagi.
Berdasarkan laporan Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM yang diterima dari Numbuk Telenggen, mengatakan bentrokan terjadi di sejumlah kampung.
Diantaranya, termasuk Toanggi I, Toanggi II, Inggernok, Tonggabuma, Kiwogoldima, dan Walenggaru.
Pasukan TPNPB-OPM atau KKB Papua disebut diperkuat oleh kelompok pimpinan Kelenak Murib.
Dalam kontak senjata yang berlangsung dari pukul 04.00 hingga 06.30 WIT menyebabkan satu anggota KKB Papua dilaporkan gugur.
Sementara pihak TPNPB-OPM mengklaim tidak ada korban tambahan di pihak mereka.
Baca juga: Mabes TNI Bongkar Narasi Sesat KKB Papua soal Kematian Mama Hertina: Pelakunya OPM, Bukan Aparat
Baca juga: Nyali Warga Tak Ciut Lawan Aksi Brutal KKB Papua, PAkai Tangan Sendiri Hingga Lumpuhkan Satu Anggota
Telenggen melaporkan lebih dari 500 personel militer Indonesia telah menyebar di Distrik Gome Utara dalam operasi skala besar yang dibagi dalam empat kelompok.
KKB Papua menyebut operasi tersebut tidak hanya menargetkan pasukan bersenjata, tetapi juga merusak fasilitas sipil.
Gereja Mundirok dan Kiwogoldima serta sejumlah rumah warga dilaporkan hangus terbakar.
Pasukan militer Indonesia juga disebut menggunakan helikopter untuk menyerang dari udara, di samping serangan darat yang terus berlangsung.
Data itu disampaikan dalam pernyataan resminya Jubir Komnas TPNPB-OPM, Sebby Sambom.
Dia mengecam tindakan militer Indonesia yang dinilai melanggar hukum humaniter internasional.
Ia menegaskan bahwa serangan terhadap fasilitas sipil seperti rumah ibadah dan permukiman warga adalah pelanggaran serius dan mendesak perhatian dunia internasional.
“Situasi di Papua saat ini adalah darurat militer dan darurat kemanusiaan. Tindakan militer Indonesia telah menghancurkan kehidupan warga sipil di tanah Papua,” ujar Sambom.
Baca juga: Satu Personel Dilaporkan Tertembak KKB Papua saat Kontak Tembak di Puncak
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.