Polemik di Papua

Mabes TNI Bongkar Narasi Sesat KKB Papua soal Kematian Mama Hertina: Pelakunya OPM, Bukan Aparat

Mabes TNI akhirnya angkat suara terkait meninggalnya Mama Hertina Mirip, seorang warga sipil menjadi korban dalam konflik bersenjata di Intan Jaya.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
BUKA SUARA: Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) akhirnya angkat suara terkait meninggalnya Mama Hertina Mirip, seorang warga sipil yang menjadi korban dalam konflik bersenjata di Intan Jaya, Papua.  

Mabes TNI Bongkar Narasi Sesat KKB Papua soal Kematian Mama Hertina: Pelakunya OPM, Bukan Aparat

TRIBUNJAMBI.COM - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) akhirnya angkat suara terkait meninggalnya Mama Hertina Mirip, seorang warga sipil yang menjadi korban dalam konflik bersenjata di Intan Jaya, Papua. 

Mabes TNI menegaskan bahwa almarhumah tewas bukan akibat tindakan aparat.

Melainkan karena kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata, Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau disebut juga KKB Papua.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi dalam keterangan tertulis, Senin (26/5). 

Ia menyebut klaim bahwa TNI menembak Mama Hertina merupakan kabar bohong yang sengaja disebarkan untuk mendiskreditkan institusi TNI.

“Klarifikasi dari pihak berwenang dan masyarakat lokal menyatakan bahwa Mama Hertina meninggal akibat kekerasan yang dilakukan kelompok separatis bersenjata OPM, bukan oleh aparat TNI,” ujar Kristomei.

Mayjen Kristomei Sianturi menjelaskan bahwa Mama Hertina, seorang lansia dengan gangguan jiwa, terakhir kali terlihat pada 15 Mei setelah mengungsi ke Kampung Mamba Bawah. 

Tiga hari kemudian, pada 18 Mei, ia dilaporkan hilang dari posko pengungsian dan diduga kembali ke kampung asalnya, Jaindapa.

Baca juga: Ibu Saya Dibakar di Depan Mata Saya Jeritan Anak Papua untuk Presiden Prabowo

Baca juga: Nyali Warga Tak Ciut Lawan Aksi Brutal KKB Papua, PAkai Tangan Sendiri Hingga Lumpuhkan Satu Anggota

Di sinilah, kata Kristomei, terjadi peristiwa tragis. Dalam perjalanan kembali ke kampung, Mama Hertina diduga dicegat oleh kelompok bersenjata pimpinan Daniel Aibon Kogoya yang menuduhnya sebagai mata-mata TNI.

“Ia ditembak oleh kelompok OPM karena dicurigai sebagai informan militer. Ini menunjukkan betapa brutalnya kelompok separatis yang tidak segan menyasar warga sipil,” tegasnya.

Kristomei juga membantah tudingan bahwa Satgas Habema TNI berada di lokasi kejadian saat itu. 

Menurutnya, sejak 15 Mei 2025, Satgas sudah ditarik dari wilayah Sugapa Lama atas permintaan Bupati dan tokoh masyarakat setempat.

“Ini murni hoaks yang dirancang untuk membentuk opini sesat bahwa TNI membunuh warga Papua,” ujarnya lagi.

Versi Berbeda dari Komnas HAM dan Keluarga Korban

Pernyataan Mabes TNI ini bertolak belakang dengan temuan awal dari Sekretariat Komnas HAM Papua. 

Kepala Sekretariat Frits Ramandey menyebut bahwa Mama Hertina tewas tertembak dalam operasi militer yang dilakukan Satgas Habema di Kampung Jaindapa pada Rabu, 14 Mei.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved