Berita Internasional

RS di Gaza Kewalahan Tangani Lonjakan Malanutrisi Anak, 14 Ribu Bayi Terancam

Sejumlah rumah sakit utama di Gaza, termasuk RS Nasser, tengah menghadapi tekanan luar biasa akibat peningkatan drastis kasus malnutrisi pada anak

Editor: Mareza Sutan AJ
Tangkapan layar/khabarni
KRISIS DI GAZA - Seorang anak sedang membawa botol minum. Krisis air dan makanan terjadi di Gaza dalam beberapa waktu terakhir setelah Israel kembali mengumumkan perang dan memblokade bantuan dunia. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sejumlah rumah sakit utama di Gaza, termasuk RS Nasser, tengah menghadapi tekanan luar biasa akibat peningkatan drastis kasus malanutrisi parah pada anak-anak.

Laporan Associated Press menyebutkan bahwa para tenaga medis kini berhadapan dengan krisis kesehatan yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Banyak anak yang dirawat dalam kondisi sangat lemah, hingga tak mampu menangis atau bergerak, bahkan sebagian sudah dalam fase pra-koma karena kekurangan gizi berkepanjangan.

Kondisi ini terjadi di tengah blokade ketat dan konflik yang terus berlanjut selama lebih dari tujuh bulan. Dampaknya, pasokan makanan dan obat-obatan sangat terbatas, membuat ruang perawatan anak-anak dipenuhi balita dengan tubuh kurus, wajah cekung, dan tangisan lirih akibat kelaparan ekstrem.

“Kami bekerja tanpa cukup nutrisi medis, tanpa susu formula khusus, dan dengan persediaan makanan yang tidak layak,” ujar salah satu dokter anak di Nasser Hospital.

Salah satu contoh kasus adalah Mayar Al-Arja, balita berusia dua tahun yang menderita celiac, gangguan autoimun yang membuatnya tidak dapat mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, sehingga membutuhkan diet khusus.

Namun, di tengah blokade Israel terhadap Gaza, hampir tidak ada makanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Mayar bahkan tidak bisa mengonsumsi makanan umum yang tersedia.

Kondisi buruk ini juga dirasakan ibunya, Nouf, yang mengalami malnutrisi parah dan tidak lagi mampu menyusui anaknya.

“Ia membutuhkan popok, susu kedelai, dan ia membutuhkan makanan khusus. Ini tidak tersedia karena penutupan perbatasan. Jika pun tersedia, harganya mahal, saya tidak mampu membelinya,” kata ibunya saat duduk di samping Mayar.

Menurut UNICEF, Mayar merupakan salah satu dari lebih 9.000 anak yang telah menjalani perawatan akibat kekurangan gizi sepanjang tahun ini.

Para pakar ketahanan pangan memperkirakan akan ada puluhan ribu kasus malnutrisi lainnya dalam tahun mendatang, memperjelas skala krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza.

Tanpa aliran bantuan yang aman dan konsisten serta pencabutan blokade yang efektif, rumah sakit seperti Nasser terancam kolaps, membuat ribuan anak kehilangan harapan hidup.

14 Ribu Bayi di Ambang Kematian

Sejak awal Maret, sebanyak 57 anak telah meninggal akibat kelaparan.

Jika blokade Israel tidak dihentikan, sekitar 71.000 anak di bawah lima tahun berpotensi mengalami kekurangan gizi akut dalam waktu 11 bulan ke depan.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan, Tom Fletcher, juga mengingatkan bahwa 14.000 bayi berada dalam kondisi sangat kritis.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved