Polemik di Papua

MUAK! Warga Ungkap Kekejaman KKB Papua, TNI Bongkar Propaganda OPM soal Korban Sipil

Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, angkat bicara terkait maraknya propaganda yang disebar oleh KKB Papua.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
KERAP PROPAGANDA: Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi berlatar KKB Papua. Mayjen Kristomei Sianturi angkat bicara terkait maraknya propaganda yang disebar KKB Papua. Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kata dia, kerap memelintir fakta. 

TRIBUNJAMBI.COM - Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, angkat bicara terkait maraknya propaganda yang disebar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua.

Kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kata dia, kerap memelintir fakta.

Bahkan menyebut korban kontak tembak sebagai warga sipil.

Padahal mereka yang menjadi korban tewas seperti pada operasi Habema yang berlangsung pada 14 Mei lalu adalah bagian dari KKB Papua.

“Propaganda bahwa yang ditembak adalah masyarakat sipil seperti itu selalu dilakukan oleh gerombolan OPM, sama halnya ketika OPM membunuh guru dan tenaga kesehatan yang memang masyarakat sipil biasa, namun dituduh sebagai anggota TNI,” kata Mayjen Kristomei, Selasa (20/5/2025).

Pernyataan tegas itu disampaikan menyusul operasi Habema yang berlangsung selama satu jam pada 14 Mei 2025. 

Dalam kontak senjata tersebut, 18 orang tewas. Semuanya, tegas Mayjen Kristomei Sianturi, merupakan anggota OPM atau yang juga dikenal sebagai KKB Papua.

“18 korban kontak tembak yang terjadi pada tanggal 14 Mei 2025 seluruhnya adalah anggota OPM (KKB Papua; red). Hal itu sudah dikonfirmasikan kepada masyarakat setempat,” ujarnya.

Baca juga: Sosok Bripda LO, Oknum Polisi Baru 5 Bulan Berdinas Jual Amunisi ke KKB Papua Sejak 2017

Baca juga: Kapuspen TNI Tegaskan 18 Korban Tewas di 1 Jam Operasi Habema Adalah Anggota KKB Papua

Bahkan kata Mayjen Kristomei Sianturi, informasi keberadaan dan pergerakan KKB Papua di wilayah tersebut justru berasal dari laporan masyarakat sendiri. 

Ini menandakan ada gelombang penolakan yang semakin nyata dari warga terhadap tindakan-tindakan brutal yang kerap dilakukan oleh kelompok separatis itu.

“Masyarakat melaporkan karena mereka sudah muak dengan kelakuan OPM yang selalu mengintimidasi, mengancam, memperkosa, bahkan membunuh masyarakat secara kejam,” ungkapnya dengan nada tegas.

Ia juga menyoroti bagaimana OPM secara sistematis menyebar narasi bohong demi membentuk opini publik yang menyudutkan TNI
Pola ini, katanya, bukan hal baru. Ketika OPM membunuh guru dan tenaga kesehatan beberapa waktu lalu, mereka pun mencoba membalikkan fakta dengan menuding korban sebagai anggota TNI.

Meski demikian, Kristomei menyampaikan bahwa TNI tidak menutup pintu bagi para anggota OPM yang ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

“TNI tetap membuka dengan tangan terbuka apabila ada anggota OPM yang menyadari kekeliruannya dan ingin kembali menjadi warga negara yang baik dan sama-sama membangun Papua, seperti yang dilakukan beberapa anggota OPM lainnya beberapa hari yang lalu,” pungkasnya.

Sikap tegas dan terbuka ini menjadi sinyal kuat bahwa negara hadir untuk melindungi rakyat dan sekaligus memberi kesempatan bagi mereka yang ingin berubah. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved