Polemik di Papua

'Kalau Mengganggu Memang Harus Ditindak' Tegas Hasan Nasbi soal TNI Habisi 18 KKB Papua

Kepala Kantor PCO, Hasan Nasbi buka suara terkait kabar TNI habis 18 anggota KKB Papua di Intan Jaya, Papua Tengah beberapa waktu lalu.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kompas.com
HARUS DITINDAK: Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi dalam agenda Double Check di Jakart Pusat, Sabtu (17/5/2025). Hasan Nasbi buka suara terkait kabar TNI habis 18 anggota KKB Papua di Intan Jaya, Papua Tengah beberapa waktu lalu. Kata dia, setiap yang mengganggu ketertiban, proses pelayanan, dan ganggu kehidupan masyarakat harus ditindak. (foto:kompas.com) 

Informasi tersebut disampaikan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi.

"Operasi ini dilakukan secara terukur, profesional, dan mengutamakan keselamatan warga sipil," kata Mayjen Kristomei Sianturi dalam keterangannya, Kamis (15/5/2025).

Baca juga: KKB Papua Klaim Serang 7 TNI Usai 18 Anggotanya Dihabisi, Minta Presiden-Panglima Tak Sebar Hoaks

TNI juga mengamankan senjata api, amunisi, busur panah, serta bendera Bintang Kejora dan alat komunikasi.

Kapuspen TNI menegaskan operasi ini adalah bentuk komitmen TNI dalam melindungi rakyat Papua.

Serta mendukung kelanjutan pembangunan. 

"TNI hadir bukan untuk menakut-nakuti rakyat, tetapi untuk melindungi mereka dari kekerasan dan intimidasi yang dilakukan kelompok bersenjata," ungkap dia. 

TNI tidak akan membiarkan masyarakat Papua hidup dalam ketakutan di tanah kelahirannya. 
Menurut Mayjen Kristomei Sianturi, kehadiran TNI untuk memberikan pelayanan kesehatan, edukasi, dan pengamanan pembangunan jalan ke Hitadipa.

Justru dimanipulasi oleh kelompok OPM yang menjadikan warga sebagai tameng dan menyebarkan narasi ancaman terhadap masyarakat.

Dalam keterangan tersebut, disampaikan pula pernyataan Kepala Suku Kampung Sugapa, Melianus Wandegau.

Kepala Suku menyebut masyarakat telah disesatkan oleh propaganda OPM. 

“Kami dijanjikan kesejahteraan oleh mereka (OPM), namun kenyataannya kami hanya dijadikan alat dan pelindung dari serangan. Warga dijadikan tameng untuk melawan TNI,” ujar Wandegau. 

Pernyataan tersebut, menurut Kristomei, menegaskan bahwa TNI hadir dengan niat tulus melindungi dan melayani rakyat, bukan untuk menebar ketakutan. 

Operasi ini menargetkan kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker.

Baca juga: Sempat Garang Menantang TNI-Polri Hingga Bawa Nama Prabowo, Pria di Jambi Akhirnya Minta Maaf

Sugapa Lama dan Kampung Bambu Kuning kini dinyatakan steril dari gangguan kelompok separatis tersebut. 

Seluruh personel TNI dinyatakan dalam kondisi aman. 

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved