Polemik di Papua

Warga Yahukimo Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Diduga Korban Pembantaian KKB Papua

pria ditemukan tak bernyawa di Jalan Statistik, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat malam (2/5/2025). Korban diduga korban KKB

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
KKB PAPUA BERULAH: KKB Papua diduga melakukan pembantaian terhadap warga sipil di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Pembantaian tersebut tepatnya dilakukan di Jalan Statistik, Distrik Dekai pada Jumat (2/5/2025) sekitar pukul 21.00 WIT. (foto: Istimewa) 

Mereka yang berada di 10 Kabupaten diminta meningalkan daerah yang dianggap sebagai zona perang.

Baca juga: Kontak Tembak Pecah di Kabupen Puncak, 1 Aparat Terkena Tembakan KKB Papua

Imbauan ini disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom secara tertulis pada Kamis (10/04/2025) lalu.

Dia mengatakan penyerangan oleh pasukan TPBNPB-OPM atau KKB Papua akan terus berlanjut tanpa henti.

Mereka akan memperjuangkan kemerdekaan West Papua.

"Kami kembali menghimpun informasikan kepada dunia, Indonesia dan rakyat Papua peristiwa-peristiwa ini sudah dan akan sedang terjadi di seluruh tanah Papua. Kenapa harus terjadi? karena kemelut persoalan politik Papua yang tak kunjung padam," katanya.

"Kami tegaskan di sini tidak ada argumentasi Indonesia mau membenarkan diri dengan alasan apapun dengan Anda mengatakan itu warga sipil," katanya.   

Pihaknya mengimbau berulang kali agar warga non Papua tidak beraktivitas di wilayah perang yang telah ditetapkan.

"Bahwa warga  Imigran  Indonesia yang bukan orang asli Papua silakan tinggalkan wilayah konflik bersenjata di Tanah papua yang sudah mulai perang revolusi tahapan," ujarnya.

Wilayah tersebut yaitu, Kabupaten Puncak Jaya, Puncak, Ndugama, Intan Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Maybrat, Sorong Raya, Dogiyai, Paniai, Deyai, segera tinggalkan daerah itu

"Orang imigran entah anda itu pegawai negeri atau anda tukang bangunan, atau anda sebagai guru perawat, dokter, Suster, Mantri, atau anda sebagai pendeta, yang namanya imigran atau pendatang itu silahkan tinggalkan atau kosongkan," katanya.

Sebby mengeklaim masyarakat Papua tidak membutuhkan kebutuhan Sembako yang dibawa atau dijual karena menurutnya masyarakat masih bisa hidup dengan makanan tradisional mereka.

Baca juga: DPR Desak Kapolda Nonaktifkan Kabid Propam Demi Usut Tuntas Kasus Iptu Tomi Hilang saat Kejar KKB 

Ia menjelaskan sebelumnya TPNPB sudah lakukan fungsi perang humaniter dalam KTP OPM di Biak, dari tanggal 01 - 05 Mei 2021.

"Almarhum Daniel Gobai cetak buku di Jakarta tetang buku panduan perang humaniter, yang diterima oleh seribu delegasi sehingga jangan main-main, TPN- PB  sangat mengerti soal ini tinggal kami menunggu pelatihan-pelatihan yang biasa mendidik dan membina orang di bawah organisasi PBB," katanya. 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: KKB Papua Diduga Bantai Warga Sipil di Yahukimo, Korban Meninggal dengan Penuh Luka Sabetan

Baca juga: 65 Persen Ruas Jalan di Batanghari Jambi Masuk Kategori Kurang Baik

Baca juga: Khairunisa Erdia Putri Asal Jambi Didapuk Jadi Juri Seleksi Calon Artis MBK Production

Artikel ini telah tayang di Tribunpapuatengah.com 

 

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved