Polemik di Papua
Kontak Tembak Pecah di Kabupen Puncak, 1 Aparat Terkena Tembakan KKB Papua
Situasi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah sempat memanas saat kontak tembak antara KKB Papua dan aparat tak terhindarkan.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Situasi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah sempat memanas saat kontak tembak antara KKB Papua dan aparat tak terhindarkan.
Kontak tembak tersebut tepatnya terjadi di Kampung Tagalame, Distrik Sinak Barat, pada Jumat (2/5/2025) kemarin sekira pukul 12:20 WIT.
Insiden baku tembak itu dilaporkan mengakibatkan satu orang terkena tembakan kelompok dari Organisasi Papua Merdeka atau OPM itu.
Dari informasi yang dihimpun, kontak tembak tersebut dilakukan oleh kelompok OPM pimpinan Lekagak Telenggeng.
Satu personel yang terluka akibat baku tembak itu disebut berinisial MS (23).
Korban mengalami luka tembak di bagian tangan kanan tiga jari di bawah siku.
Saat ini aparat masih melakukan pengejaran terharap KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggeng.
Hingga berita ini tayang belum ada keterangan resmi dari pihak terkait.
Baca juga: Ketua Komnas HAM Ditembaki, DPR Papua: Jangan Ciptakan Narasi Menyesatkan, Bisa Jadi Cipta Kondisi
Baca juga: Menhan Sjafrie Usulkan Tunjangan TNI di Daerah Terpencil Naik 75 Persen, Khusus di Papua 65 Persen
KKB Papua Ultimatum Perantau untuk Angkat Kaki Tinggalkan 10 Kabupaten
Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau disebut KKB Papua tebar ultimatum bagi masyarakat non-Papua.
Mereka yang berada di 10 Kabupaten diminta meningalkan daerah yang dianggap sebagai zona perang.
Imbauan ini disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom secara tertulis pada Kamis (10/04/2025) lalu.
Dia mengatakan penyerangan oleh pasukan TPBNPB-OPM atau KKB Papua akan terus berlanjut tanpa henti.
Mereka akan memperjuangkan kemerdekaan West Papua.
"Kami kembali menghimpun informasikan kepada dunia, Indonesia dan rakyat Papua peristiwa-peristiwa ini sudah dan akan sedang terjadi di seluruh tanah Papua. Kenapa harus terjadi? karena kemelut persoalan politik Papua yang tak kunjung padam," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.