Berita Viral
BABAK BELUR Wartawan Tempo Dibanting Polisi Saat Liput Aksi May Day, Kapolrestabes: Saya Belum Lihat
Wartawan Tempo, Jamal Abdun Nashir kadi korban kekerasan apara kepolisian saat meliput May Day atau hari buruh Internasional di Kota Semarang
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
TRIBUNJAMBI.COM - Wartawan Tempo, Jamal Abdun Nashir kadi korban kekerasan apara polisi saat meliput May Day atau hari buruh Internasional di Kota Semarang, Kamis (1/5/2025).
Saat itu Jamal Abdun Nashir melihat aksi damai yang awalnya berjalan damai menjadi ricuh di sore hari.
Kericuhan itu tak lain usai kedatangan massa dengan berpakaian hitam.
Saat kericuhan terjadi, jamal pun turut jadi sasaran aparat kepolisian.
Dalam pengakuan Jamal, dirinya ditarik oleh polisi tak berseragam ke halaman Kantor Dinas Sosial Jateng dan dipaksa menghapus rekaman video.
Jamal mengaku ketika polisi menangkap oknum demonstran yang ricuh, caranya sangat tidak manusiawi.
Baca juga: TENGAH MALAM Pratu Ikhsan dan Istri Bantu Warga Melahirkan di Mobil Pribadinya, Mau ke Puskesmas
Baca juga: Habis Ahmad Dhani Disindir Rayen Pono usai Hina Marga Pono dari NTT: Dia Gagal Jadi Wakil Rakyat
Baca juga: Sekelas Jenderal Gatot Dikangkangi Hercules, Beri Ucapan Menohok: Saya Tidak Menghormati Anda!
Sekitar pukul 17.15 WIB, sejumlah demonstran mulai melempar botol, batu, dan pagar pembatas taman di Jalan Pahlawan ke arah halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Kemudian, pada pukul 17.37 WIB, aparat terlihat mulai menangkap dan menarik paksa sejumlah pengunjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah.
“Tadi waktu polisi nangkap beberapa orang, karena menurutku cara nangkapnya kurang manusiawi dengan ditarik, sempat aku dokumentasikan. Seperti biasa kalau waktu nangkep didokumentasikan, akhirnya aku ditarik. Habis itu dibawa masuk, HP-ku diminta, diminta untuk dihapus,” ungkap Jamal.
Ia juga menyatakan mengalami kekerasan fisik saat berusaha menunjukkan identitas persnya.
“Kira-kira semenit lebih. Sempat ngasih lihat ID Pers, aku bilang aku wartawan, mereka bilang, ‘Ngapain rekam-rekam kami aparat’,” kata Jamal.
Rekannya sesama jurnalis segera membantu dan mendokumentasikan kejadian tersebut sehingga Jamal akhirnya bisa dibebaskan.
Namun, video yang ia ambil sebelumnya telah hilang dari ponsel.
“Enggak tahu dihapus atau enggak, tapi di HP-ku udah enggak ada filenya. Bisa keluar karena teman-teman jurnalis lain langsung pada bantuin untuk ngeluarin,” tuturnya.
Ia menambahkan sempat menolak saat akan dibawa aparat, tetapi tetap ditarik secara paksa.
“Tanggapanku waktu itu aku enggak pasrah, mencoba bertahan, mencoba tidak terpancing emosi. Akhirnya kena, ini udah beberapa kali kena. Sempat kasih lihat ID Pers juga,” tandas dia.
Menanggapi insiden ini, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M Syahduddi, mengaku belum mengetahui secara pasti apakah Jamal adalah wartawan. "
Saya saya belum lihat itu. Saya belum menemukan itu apakah yang bersangkutan wartawan atau mahasiswa atau anarko, nanti kita dalami," ujar Syahduddi.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, menyebut kericuhan dipicu oleh kelompok yang bukan bagian dari serikat buruh resmi.
“Di balik ini semua ternyata ada satu kelompok lagi, yaitu kelompok anarko yang bergabung dengan kelompok mahasiswa lainnya yang melakukan aksi unjuk rasa anarkis,” katanya.
Polisi menurunkan ratusan personel untuk membubarkan massa menggunakan gas air mata, water cannon, dan kendaraan bermotor.
“Mereka melakukan pembakaran, pelemparan terhadap petugas. Ini yang kita lakukan tindakan pembubaran terhadap kelompok tersebut dengan cara pendorongan sesuai dengan aturan SOP yang ada di kepolisian,” imbuh Artanto.
Rakyat Muak Sampai Bawa Ayam, Tuntut Silvester Ditangkap |
![]() |
---|
Perangai Dokter Gadungan di Bantul Raup Rp 538 Juta, Pasang Infus hingga Vonis Korban Terjangkit HIV |
![]() |
---|
Gelombang PHK Ancam Karyawan SPBU Shell, Pasokan BBM Masih Seret hingga Akhir Tahun |
![]() |
---|
Pilu Kakak Beradik di Bogor Bertukar Seragam Pramuka, Kini Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Walikota Prabumulih Terima Hukuman Usai Copot Kepsek Roni Gegara Anaknya, Arlan: Kesalahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.