Berita Internasional
Tanpa Kesepakatan Damai dengan Rusia, Trump Yakin Ukrania Hancur dalam 3 Tahun
Jika kesepakatan damai tidak terjadi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memprediksi Ukraina akan hancur dalam waktu dekat.
Analis militer dan tentara mengatakan kepada Kyiv Independent minggu lalu bahwa Rusia melancarkan serangan skala kecil di seluruh garis depan, tetapi Ukraina masih jauh dari "hancur dalam waktu dekat."
Sejak Ukraina mengumumkan dimulainya serangan musim semi Rusia pada awal April, Moskow telah membuat "keuntungan bertahap" di berbagai sektor garis depan dengan biaya yang tinggi, tetapi mencapai terobosan tampaknya tidak mungkin.
Meskipun kalah jumlah dan senjata, Ukraina berhasil menstabilkan garis depan, dan menurut para ahli, Kyiv dapat terus bertempur.
"Posisi Ukraina sama sekali tidak buruk sehingga mereka perlu membuat konsesi seperti itu, terutama saat Rusia tidak membuat konsesi nyata apa pun," kata Jakub Janovsky, analis militer yang berkantor di Praha pada proyek sumber terbuka Oryx yang melacak kerugian peralatan Ukraina dan Rusia, dilansir Kyiv Independent.
Sementara Rusia melancarkan serangan mahal di Oblast Donetsk dan di seluruh front selatan, pasukannya tampaknya berjuang untuk terus maju.
Menurutnya, Ukraina telah menjadi lebih baik dalam melawan serangan-serangan ini, termasuk dengan penggunaan drone FPV dan ranjau yang murah.
"Merayap satu kilometer demi satu kilometer di negara sebesar Ukraina bukanlah strategi yang layak," jelas Janovsky.
Berdasarkan rekaman sumber terbuka serangan Rusia sejauh ini dalam serangan musim semi, Janovsky menilai bahwa serangan yang mengandalkan unit mekanis dan bermotor serta "sejumlah besar infanteri" tidak berjalan dengan baik.
Meski demikian, serangan Rusia di lapangan tidak ada habisnya, dan intensitasnya bervariasi dari hari ke hari.
Rusia Diklaim Bergerak Maju
Oleksandr Spytsin, komandan unit pesawat nirawak di divisi operasi khusus Omega Garda Nasional, yang ditempatkan di dekat Pokrovsk, mengatakan bahwa pasukan Rusia telah bergerak maju "tanpa henti."
Tugas unitnya adalah menemukan dan mencegah mereka mencapai posisi infanteri Ukraina.
"Kami kerap mengamati pola ini: Saat mereka menerima pukulan telak, aktivitas mereka menurun keesokan harinya, mereka sedikit lebih tenang," kata Spytsin kepada Kyiv Independent di posisi pesawat tanpa awak sekitar dua kilometer dari garis "nol".
"Mungkin mereka tidak beroperasi selama sehari, atau mereka fokus pada arah lain, lalu mereka kembali ke sini lagi, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa," katanya.
Janovsky meramalkan bahwa potensi keuntungan Rusia di masa depan akan bergantung pada berapa banyak sumber daya yang bersedia dialokasikan Moskow, terutama mengingat bagaimana peralatan yang dapat digunakan dari penyimpanan massal warisan Soviet tersebut "menyusut secara signifikan."
JATUH Korban Lagi, Bantuan Memicu Tragedi di Gaza Usai Digempur Israel: 32 Tewas |
![]() |
---|
Wanita Rusia 7 Tahun Hidup di Gua India dengan Dua Anak usai 'Ditelantarkan' Pria Israel |
![]() |
---|
MANTAN PRESIDEN Brasil Dipaksa Pakai Gelang Pelacak, Rumah Digerebek |
![]() |
---|
Netanyahu Tetap Buron setelah ICC Tolak Permohonan Israel Cabut Surat Penangkapan |
![]() |
---|
PUJIAN Donald Trump Tak Goyahkan RI: Pemerintah Pastikan Ekspor Tembaga Hanya Hasil Hilirisasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.