Polemik di Papua
KKB Papua Akui Bakar Kamp Pendulang Emas di Timika, Jubir OPM Sebby Sambom Ungkap Alasan
TPNPB-OPM disebut juga KKB Papua mengaku jadi pelaku pembakaran kamp penambang emas di Timika Papua Tengah.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
KKB Papua Akui Bakar Kamp Pendulang Emas di Timika, Jubir OPM Sebby Sambom Ungkap Alasan
TRIBUNJAMBI.COM - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) disebut juga KKB Papua mengaku jadi pelaku pembakaran kamp penambang emas.
Kamp yang dibakar tersebut berada di kawasan Tanggul Timur Mile 32, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Kini puluhan kamp tersebut hangus terbakar usai dilahap si jago merah.
Terkait pelaku pembakaran itu, Sebby Sambom selaku juru bicara TPNPB-OPM angkat bicara.
Sebby Sambom mengaku bertanggungjawab atas pembakaran di di Tanggul Timur Timika Papua Tengah tersebut.
Dia menegaskan TPNPB-OPM telah berulang kali memperingatkan agar aktivitas pertambangan ilegal di wilayah operasi mereka segera dihentikan.
Mereka menganggap itu mencuri emas secara ilegal di Papua.
Kata dia, Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM telah menerima laporan resmi dari pasukan Kodap III Wilayah Timika terkait kejadian ini
Baca juga: 10 Kamp Penambang Emas Dibakar 30 Orang Pasca KKB Papua Bunuh 16 Pendulang, Pelaku yang Sama?
Baca juga: Beredar Dokumen Negara Federal Papua Barat Kirim Surat ke Presiden Prabowo: Perundingan Damai
Sebby Sambom juga mengungkapkan sebelum pembakaran terjadi, pihaknya telah menyampaikan peringatan.
Peringatan kepada para pendulang emas ilegal itu untuk segera meninggalkan lokasi tersebut pada Selasa (15/4/2025).
Saat ini, seluruh pasukan TPNPB-OPM di 36 Kodap di seluruh tanah Papua disebut sedang melakukan penjagaan terhadap aktivitas pertambangan ilegal.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 10 kamp penambang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan dibakar pasca penyerangan dan pembunuhan 16 pendulang emas oleh KKB Papua.
Itu artinya aksi teror terhadap warga sipil di wilayah Papua hingga saat ini masih terjadi.
Sebelumnya sebanyak 16 warga dilaporkan menjadi korban kelompok separatis yang terjadi pada 6 hingga 9 April 2025.
Kini, giliran 10 kamp penambang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan dibakar massa.
Pembakaran kamp tersebut terjadi pada 10 kamp itu diduga dibakar Senin (21/4/2025) dan Selasa (22/4/2025) pukul 10.00 WIT.
Warga menyaksikan sebanyak 30 orang tak dikenal melakukan pembakaran kamp tersebut.
Kamp-kamp yang dibakar berlokasi di Tanggul Timur Mile 32, Kuala Kencana, Mimika, Papua Tengah.
Baca juga: AKP Tomi S Marbun Hilang 4 Bulan Lalu Kejar KKB Papua: Pencarian Libatkan 510 Personel Gabungan
Namun hingga kini belum diketahui pelaku pembakaran 10 kamp penambang tersebut.
Termasuk apa motif pembakaran tersebut.
Kapolsek Kuala Kencana, AKP Djemi Reinhard mengatakan pihaknya hingga saat ini masih terus melakukan penyelidikan terkait motif dan pelaku pembakaran puluhan kamp pendulang tersebut.
"Saat kebakaran kamp, tidak ada orang satu pun yang berada di lokasi kamp," ujarnya.
"Tidak ada korban jiwa, hanya ada alat-alat yang digunakan untuk mendulang emas saja yang terbakar," kata dia.
AKP Djemi Reinhard mengungkapkan lima kamp dibakar hari Senin dan lima kamp lainnya pada hari Selasa.
Tim gabungan kepolisian yang hendak melakukan pengecekan TKP pada Selasa melihat kepulan asap dari lokasi kejadian.
Saksi mata di tempat kejadian perkara (TKP) memperkirakan pelaku pembakaran berjumlah sekitar 30 orang.
"Total ada 10 kamp pendulang yang dibakar selama dua hari," ungkapnya dikutip dari TribunPapua.com, Rabu (23/4/2025)
Djemi mengatakan, tim gabungan sejak kemarin ingin mengecek lokasi tempat kejadian perkara (TKP).
"Waktu sampai di tanggul barat, kami lihat di tanggul timur sudah lihat asap api yang terbakar," katanya.
Djemi menyampaikan, dari keterangan saksi yang berada di lokasi, kebakaran kamp ini dilakukan oleh pelaku berjumlah puluhan orang.
"Dari keterangan saksi, pelaku yang diduga membakar kamp berjumlah sekitar 30 orang," ujarnya.
16 Pendulang Emas Dibantai KKB Papua
Teror terhadap penambang atau pendulang emas bukan kali ini saja terjadi.
Sebelumnya, pada awal April lalu total 16 pendulang tewas.
Pelakunya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Mereka sebelumnya mengeklaim telah membunuh 11 orang pendulang emas di pedalaman Yahukimo, Papua Pegunungan.
Baca juga: Daftar Alasan dan Jumlah CPNS 2024 Mengundurkan Diri: Mulai Gaji, Penempatan Hingga Ijin Keluarga
Peristiwa ini dilaporkan Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Elkius Kobak kepada Markas Pusat Komnas TPNPB, dan diterima Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, Selasa (8/4/2025) malam.
Elkius Kobak dalam laporannya menyebut pasukannya telah membantai 11 pendulang emas yang dituding sebagai anggota militer pemerintah Indonesia.
Para korban dituduh melakukan penyamaran.
Sebby Sambom dalam keterangannya kepada Tribun-Papua.com, menyebut aksi pembantaian oleh TPNPB-OPM dilancsarkan selama tiga hari, sejak 6 hingga 8 April 2025.
Operasi dilancarkan Elkius Kobak cs dengan bantuan PNPB Kodap III Ndugama Derakma.
"Pembunuhan tersebut dilakukan selama tiga hari berturut-turut hingga Selasa," ujar Sebby Sambom.
Selang beberapa hari kemudian TPNPB OPM kembali mengeklaim telah membunuh lima penambang emas di Kali Kabur, Korowai, wilayah Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Sebby Sambom menyebut Yosua Sobolim dan Kempes Matuan, dua pimpinan TPNPB-OPM wilayah Yahukimo, memimpin langsung operasi pembantaian para pekerja tambang di Kali Kabur.
Namun identitas kelima korban tidak disebutkan.
Sebby menyebut operasi berlangsung Rabu (9/4/2025) siang sampai sore.
Mereka menuding lima korban sebagai anggota militer Indonesia.
"Penambangan ilegal di Kali Kabur yang dilakukan oleh militer pemerintah Indonesia kerap kali melakukan pemantauan udara menggunakan kamera drone dari Kali Kabur ke Markas TPNPB," kata Sebby.
"Jika aparat militer pemerintah Indonesia mau kejar kami silakan datang ke Kota Dekai, kami ada di kota dan sedang melakukan misi operasi di wilayah kami," sambungnya.
Sementara itu, Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Elkius Kobak menyatakan bertanggung jawab atas rangkaian aksi pembunuhan sejak 6 April 2025.
Dalam pernyataannya, Elkius Kobak menyebut pasukan TPNPB Kodap XVI Yahukimo hari ini telah melakukan operasi dan siaga di pusat Kota Dekai dalam rangka melancarkan aksi susulan.
"Jika militer pemerintah Indonesia mau kejar kami silakan datang ke markas kami, kami sangat siap layani," katanya.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Gelar Tabligh Akbar dan Halal Bihalal, Pesan Gubernur Jambi Al Haris: Bekerjalah Dengan Ikhlas
Baca juga: HMI Kecam Ucapan Kasar Ketua DPRD Provinsi Jambi Hafiz Fattah yang Tantang Pendemo: Pengkhianat
Baca juga: AS Roma Siap Tolak Tawaran PSG untuk Manu Koné
Baca juga: Warga Adukan Syarat Ketua RT Harus Menikah, Ombudsman Minta Pemkot Jambi Kaji Ulang
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunpapuatengah.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.