Berita Viral

Keanehan Skripsi Jokowi Tak Ada Lembar Pengesahan Dosen, Roy Suryo Curiga: Tidak Ada Ijazah Asli

Setelah melihat skripsi tersebut, Roy Suryo mencatat adanya perbedaan dalam ketikan. Pihaknya pun masih tetap meragukan keaslian Ijazah Jokowi.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
IST
Roy Suryo Bersama Sejumlah massa dalam Tim Pembela Utama dan Aktivis (TPUA) datangi Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (15/4/2025) untuk meminta klarifikasi soal keaslian ijazah Joko Widodo. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sejumlah massa dalam Tim Pembela Utama dan Aktivis (TPUA) datangi Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (15/4/2025) untuk meminta klarifikasi soal keaslian ijazah Joko Widodo.

Dalam aksi itu beberapa perwakilan masa termasuk Roy Suryo, Rismon Hasiloan Sianipar dan dr Tifauzia, melakukan audiensi dengan pihak rektorat dan Fakultas Kehutanan UGM.

Dijelaskan Roy Suryo jika pertemuan itu tidak dihadiri oleh tim inti TPUA yang terdiri dari Eggi Sudjana dan rekan yang lain karena kendala di perjalanan.

Dalam audiensi itu hanya ada tiga perwakilan yang diizinkan masuk, yakni Roy Suryo, Rismon Hasiholan dan Tifauzia.

"Sayang memang pertemuan ini tidak bisa dihadiri oleh tim inti karena rombongan ada kendala di jalan," ungkapnya usai audiensi.

Pertemuan berlangsung singkat dan sempat terjadi ketegangan.

Baca juga: Rupanya Oknum Dokter Kandungan Vial Tak Hanya Sekali Diduga Lecehkan Pasien, Untung Ada CCTV

Baca juga: Foto Lawas Lisa Mariana Sebelum Jadi Model Majalah Dewasa dan Kenal Ridwan Kamil, Oplas Berkali-kali

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Gugatan Ijazah Jokowi Dikabulkan Pengadilan?

"Sempat timbul eskalasi yang agak sempat meninggi, ini terus terang saja hampir saja kami walk out, karena agak meninggi. Meningginya ya karena ada saut-sautan debat, tapi enggak  apa-apa, itu biasa," tuturnya.

Roy Suryo menekankan bahwa pihaknya meminta untuk melihat skripsi Joko Widodo, merujuk pada Undang-Undang No 14 Tahun 2008 yang memperbolehkan akses publik terhadap karya ilmiah.

"Undang-undang itu membolehkan setiap orang untuk melihat skripsi karya orang lain, itu nggak boleh dilarang. Akhirnya tadi ditunjukkan," ujarnya.

Setelah melihat skripsi tersebut, Roy Suryo mencatat adanya perbedaan dalam ketikan.

Pihaknya pun masih tetap meragukan keaslian Ijazah Jokowi.

"Yang jelas skripsinya Jokowi itu memang ada perbedaan ketikan, antara ketikan batang tubuh yang diketik dengan mesin tik biasa, dan di depan itu dengan cetakan yang tidak pada Zamannya," jelasnya.

Ia juga menyoroti tidak adanya lembar pengesahan dari dosen penguji di skripsi tersebut.

"Meskipun dosen pengujinya bisa disebutkan tadi oleh kawan-kawannya, tapi faktanya tidak ada," tegasnya.

Pertemuan juga membahas lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Joko Widodo.

Namun, ia mengungkapkan bahwa mereka tidak dapat melihat ijazah asli Joko Widodo karena ijazah tersebut tidak disimpan di kampus.

"Memang kita tidak bisa melihat ijazah asli, karena memang ijazah asli tidak disimpan di kampus. Ijazah asli Insya Allah besok akan dilihat oleh teman-teman yang bergerak ke Solo," tuturnya.

Roy Suryo menyatakan bahwa ia tidak dapat ikut ke Solo untuk melihat ijazah tersebut karena harus kembali ke Jakarta.

"Saya memang tidak bergerak ke Solo besok, karena saya harus pulang ke Jakarta. Tapi moga-moga besok dapat diperlihatkan," ujarnya.

Sementara, pegiat media sosial serta alumni Universitas Gajah Mada (UGM), Tifauzia Tyassuma menyayangkan sikap rektor UGM Prof Ova Emilia yang tidak akan menemui Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) dan ratusan alumni kampus tersebut pada Selasa (15/4/2025).

Kedatangan para aktivis dan alumni beragendakan meminta klarifikasi dan mengecek keabsahan ijazah Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi yang saat ini masih menjadi polemik.

"Beredar informasi dari UGM, Rektor UGM Prof Ova Emilia tidak akan menemui TPUA dan Alumni UGM yang akan datang ke UGM meminta penjelasan tentang Indikasi Fraud dalam Ijazah dan Skripsi Jokowi, dan hanya diwakilkan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan," tulis perempuan yang karib disapa dokter Tifa, dikutip dari X, Senin (14/4/2024).

Tifa juga membocorkan bahwa aktivis dan alumni hanya akan ditemui di sebuah rungan di Fakultas Kehutanan, bukan di Gedung Rektorat. "Tamu juga hanya akan diterima di sebuah ruangan kecil di Fakultas Kehutanan UGM, bukan di Rektorat, dan yang boleh ikut dalam pertemuan hanya 5 orang saja," imbuhnya.

Tifa menduga, sikap rektor yang mencoba menghindar tersebut sebagai bentuk ketakutan

"Sikap dari Rektor UGM ini sebetulnya sudah menyiratkan ketakutan. Tidak ada orang takut dengan kebenaran ketika ia berbuat benar," katanya dikutip dari Wartakotalive.com.

"Orang yang takut adalah orang yang mengetahui kesalahan, dan atau terlibat dalam kesalahan itu."

"Senior Ibu Rektor, yaitu Mantan Rektor UGM Profesor Sofian Effendi sudah mencontohkan sikap Ksatria khas seorang Akademisi dan Ilmuwan yang berpegang teguh pada kebenaran dan jalan pedang seorang Akademisi, yang lurus, tajam, dan teguh. Sangat disayangkan sikap Rektor UGM ini," tandas Tifa.

Sebelumnya, Rismon Hasiholan Sianipar juga meragukan keaslian Ijazah Jokowi. Bahkan, keraguannya itu beberapa kali diunggah di media sosial.

Penjelasan Pihak Jokowi

Sebelumnya, pihak Joko Widodo menegaskan tidak akan menunjukkan ijazah aslinya kepada publik, kecuali ada permintaan resmi dari pengadilan. 

Hal itu diungkapkan kuasa hukum Joko Widodo saat konferensi pers pada Senin (14/4/2025).

Kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan mengatakan bahwa pihaknya akan menunjukkan ijazah asli Jokowi tersebut jika diminta secara hukum. 

"Kami tidak akan menunjukkan ijazah asli Pak Jokowi kecuali berdasarkan hukum dan dimintakan oleh pihak-pihak yang berwenang seperti pengadilan dan sebagainya. Itu pasti kami akan taat dan kami tunjukkan," ujar Yakub dalam konferensi persnya, Senin (14/4/2025), dilansir Kompas.

Ia pun menyayangkan masih adanya pihak-pihak yang mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi.

Padahal, pihak UGM juga sudah memberikan keterangan terkait keaslian ijazah Jokowi yang merupakan alumninya. "Jadi ini sebenarnya sudah lama sekali dikonfirmasi dan selama ini tidak pernah ada masalah apapun," ujar Yakub. 

Di samping itu, ijazah tersebut berkali-kali digunakan dan dikonfirmasi oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat Jokowi mencalonkan diri sebagai wali kota hingga presiden. 

"Ayo kita putar, kembali kepada asas-asas hukum itu bahwa siapapun yang mendalilkan, siapapun yang menuduh, dialah yang membuktikan," tegas Yakub.

Sebelumnya, Jokowi juga sudah buka suara terkait adanya isu bahwa ijazahnya adalah palsu.

Jokowi mengatakan, isu ijazah palsu sedang dipertimbangkan untuk dikaji lebih dalam oleh tim pengacara, meskipun sudah disampaikan dengan jelas oleh pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. 

Pihaknya akan menempuh langkah-langkah apabila masih ada yang mempersoalkan mengenai isu tersebut.

"Kami ingin menunjukan bahwa betul-betul saya ini kuliah di Fakultas Kehutanan."

"Betul-betul ijazah dikeluarkan oleh UGM dan sudah disampaikan tidak hanya sekali oleh Rektor, Dekan sudah dibuka seperti itu," katanya di Solo pada Jumat (11/4/2025), dikutip dari Tribun Jateng.

Menurutnya, pihak yang mendalilkan dan menunduh soal ijazah palsu itulah yang nantinya harus membuktikannya.

"Kalau masih urusan huruf, nanti urusan angka. Dan yang paling penting siapa yang mendalilkan itu, dia yang membutktikan, siapa yang menunduh dia juga yang membuktikan," terangnya.

Anggota tim hukum Jokowi, Firman Pangaribuan, mengaku heran dengan kembali mencuatnya isu ijazah palsu Jokowi meski sudah ada putusan pengadilan yang inkrah yaitu menyatakan ijazah mantan Wali Kota Solo itu adalah asli.

"Perlu ditegaskan bahwa terkait ijazah Pak Joko Widodo sudah ada proses hukum. Ada pembuktian di pengadilan dan sudah inkrah. Artinya, dengan tegas, jelas serta berlandaskan hukum, ijazah tersebut sah," katanya.

"Jika keabsahan tersebut kembali diangkat, maka patut dipikir ulang apa yang menjadi niat atau tujuan untuk membahas kembali hal tersebut," lanjutnya. 

Sementara, anggota tim hukum Jokowi lainnya, Andra Reinhard Pasaribu, menuturkan kebebasan berpendapat setiap warga memang harus dihargai. 

Namun, beda cerita jika analisis yang diutarakan ke publik sengaja menghilangkan substansi permasalahan, seperti tidak memasukkan putusan pengadilan yang sudah inkrah atas kesangsian ijazah tersebut.

Ditambah, ketika pihak kampus dalam hal ini Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta juga sudah memberi pernyataan resmi bahwa ijazah Jokowi adalah sah.

"Pak Dekan kan sudah memberikan keterangan resmi bahwa ijazah itu sah. Jadi, sudah jelas permasalahannya. Kami mengajak seluruh masyarakat untuk menghormati putusan pengadilan yang telah berkuatan hukum tetap," katanya.

Diketahui, isu soal ijazah palsu Jokowi kembali ramai di media sosial. Masalah ijazah palsu ini dibicarakan sejak dua tahun lalu hingga membuatnya tiga kali digugat ke pengadilan. Namun sepanjang tiga kali itu pula, kasus ini dimenangkan oleh pihak Jokowi.

Adapun dalam laman resmi UGM, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta menjawab pihak-pihak yang meragukan keaslian ijazah dan skripsi Jokowi. Ia menegaskan, ijazah dan skripsi Jokowi adalah asli. 

"Perlu diketahui ijazah dan skripsi dari Joko Widodo adalah asli. Ia pernah kuliah di sini, teman satu angkatan beliau mengenal baik beliau, beliau aktif di kegiatan mahasiswa (Silvagama)," ujar Sigit dilansir dari laman resmi UGM.

"Beliau tercatat menempuh banyak mata kuliah, mengerjakan skripsi, sehingga ijazahnya pun dikeluarkan oleh UGM adalah asli." 

Digugat ke Pengadilan

Sementara itu, advokat bernama Muhammad Taufiq menggugat mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Negeri (PN) Solo, Jawa Tengah, pada Senin (14/4/2025).

Adapun gugatan dilayangkan lantaran Jokowi belum pernah menunjukkan ijazah miliknya ke publik.

"Sampai hari ini Pak Jokowi belum pernah menunjukkan ijazahnya itu di hadapan masyarakat secara jelas. Pengacaranya atau siapa yang ditunjuk beliau."

"Ketika mereka menunjukkan itu dengan surat kuasa itu sah. Tapi kalau ijazahnya sampai hari ini kan nggak ada. Harapannya ditunjukkan biar jelas," ungkap Koordinator Tim Hukum, Andhika Dian Prasetyo, di PN Solo, Senin, dilansir Tribun Jateng.

Andhika menuturkan ada beberapa data yang beredar, tidak sinkron dengan data yang diklaim oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) beberapa waktu lalu.

Adapun data yang dimaksud salah satunya dari unggahan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama.

Sebagai informasi, Dian sempat mengunggah foto yang diklaim olehnya adalah ijazah asli dari Jokowi.

Andhika menyebut dari data tersebut, pihaknya menemukan beberapa ketidaksingkornan dari pembimbing dan penanggalan ijazah yang ditulis sebelum lembar pengesahan skripsi.

"Misalnya seperti yang kami kutip dalam video YouTube Kementerian Sekretariat Negara. Waktu itu berkunjung ke UGM, pembimbing Pak Kasmujo, sedangkan dalam surat lembar pengesahan Prof. Achmad Sumitro," katanya.

"Yang paling fatal ada ketidaksesuaian ijazah dan lembar pengesahan dari website UGM. Lembar pengesahan 14 November 1985, tetapi ijazah yang beredar tanggal 5 November 1985. Apa ya wajar ijazah lebih dulu muncul daripada lembar pengesahan skripsi," sambung Andhika.

Pada kesempatan yang sama, Andhika juga membantah, pengajuan gugatan telah kalah dan tidak terbukti. Menurutnya, keabsahan ijazah Jokowi belum benar-benar diuji di pengadilan.

Adapun yang dimaksud Andhika adalah terkait gugatan dari Eggi Sudjana yang ditolak oleh Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat pada April 2024 lalu.

Andhika menganggap putusan tersebut bukan tidak mengabulkan gugatan, tetapi merasa bahwa gugatan yang dilayangkan tidak berhak diadili oleh PN Jakarta Pusat.

"Tidak ada yang mengatakan menang atau kalah. Tetapi di situ dinyatakan NO. Yang artinya pengadilan merasa tidak berhak mengadili perkara tersebut. Jadi belum masuk substansi," jelasnya.

Terbaru Tanggapan UGM

Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali memberikan tanggapan resmi terkait keaslian ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).

Pada Selasa (15/4/2025), Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Wening Udasmoro, mengungkapkan bahwa pihaknya telah bertemu dengan tiga perwakilan TPUA, yaitu Roy Suryo, Rismon, dan dokter Tifa, pada Selasa (15/04/2025).

"Kami sebetulnya memberikan ruang 5 orang, tapi tadi yang hadir 3 orang untuk menemui kami," kata Wening, Selasa. 

Wening menegaskan bahwa UGM adalah institusi pendidikan yang selalu mematuhi peraturan akademik.

"Kami UGM ini adalah lembaga institusi pendidikan yang selalu mematuhi peraturan akademik, mulai ketika mahasiswa hadir di kampus ini dengan segala macam dokumen sampai di akhir," kata dia.

Wening mengatakan bahwa Joko Widodo (Jokowi) tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM dan telah menyelesaikan studinya.

"Dalam kapasitas kami UGM, memberikan informasi bahwa Joko Widodo itu tercatat dari awal sampai akhir melakukan tridharma perguruan tinggi di Universitas Gadjah Mada. Dan kami memiliki bukti-bukti, surat-surat, dokumen-dokumen yang ada di Fakultas Kehutanan," ungkapnya.

Menurut Wening, UGM memiliki dokumen lengkap yang mencakup ijazah SMA saat mendaftar hingga ujian skripsi Joko Widodo.

"Misalnya kami memiliki ijazah STTB waktu SMA, kemudian dokumen-dokumen lain, termasuk proses verbal ketika ujian skripsi. Dan kami tadi juga membawa skripsi beliau," tuturnya.

Wening menambahkan bahwa teman-teman seangkatan Joko Widodo di Fakultas Kehutanan UGM juga hadir dalam audiensi tersebut, membawa serta ijazah dan foto-foto saat wisuda.

"Kebetulan banyak sekali yang hadir, satu angkatan. Terutama yang wisudanya bersamaan itu pada hadir dan mereka juga membawa skripsi-skripsi yang juga dilihat oleh beliau-beliau. Plus tadi juga mereka membawa foto-foto dokumen-dokumen," ungkap dia.

Dalam konteks ini, Wening menegaskan bahwa UGM tidak berada di posisi membela siapapun, melainkan hanya menjelaskan berdasarkan dokumen yang ada.

"Menjelaskan sebagai sebuah lembaga yang memiliki dokumen, ini mahasiswa kami dulu atau tidak? Dan lulus atau tidak? Itu sudah kami jelaskan dan Joko Widodo itu lulus pada 5 November 1985. Sesuai dengan catatan di dokumen Fakultas Kehutanan," tuturnya.

Wening juga menyatakan bahwa UGM tidak akan terlibat dalam polemik yang terjadi, terutama di media sosial.

"Kita tidak akan masuk ke dalam polemik, terutama polemik di sosial media. Dasar kami bukan interpretasi pada apa yang disampaikan orang satu ke orang lain, tapi dasar kami adalah data yang kami punya," pungkasnya.

Gus Ulil Dukung Jokowi Ambil Tindakan Tegas

Terpisah, seorang tokoh Nahdlatul Ulama dan Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla mendukung rencana Presiden ke7 Joko Widodo untuk memproses hukum pihak-pihak yang menuduhnya menggunakan ijazah palsu. 

Gus Ulil menyebut, tuduhan soal ijazah palsu tersebut sudah jauh dari niat untuk mengkritisi, namun sebagai upaya untuk menebar fitnah 

"Saya dukung, Pak Jokowi. Jika anda kritik kebijakan Jokowi sekeras apapun, boleh-bolah saja dan sudah seharusnya," tulis Gus Ulil di laman X pribadinya, dikutip Warta Kota pada Kamis (10/4/2025).

Menurut Gus Ulil, tuduhan tersebut mengarah kepada fitnah. Sebab, menurutnya, pihak Universitas Gajah Mada (UGM) telah memberikan klarifikasi bahwa Jokowi menang benar pernah menempuh pendidikan di kampus tersebut.

"Tetapi jika menebar fitnah soal ijazah Pak Jokowi, sementara otoritas berwenang  UGM) sudah mengeluarkan klarifikasi, maka saatnya Pak Jokowi ambil tindakan. Saya mendukung," imbuhnya.

Kepala SMAN 6 Solo dan Teman Sekolah Tanggapi Tuduhan Ijazah Palsu Jokowi

Jokowi juga mendapatkan dukungan dari teman-teman semasa SD, SMP, SMA hingga UGM terkait ijazah palsu ini. “Kami semua ikut bertanggung jawab secara moral untuk mengklarifikasi sekaligus meluruskan,” kata Ria Tri Rasmani, teman SMA Jokowi di Solo.

Mereka menegaskan bahwa Jokowi adalah alumni SMA Negeri 6 Surakarta. Saat itu, SMA Negeri 6 Surakarta masih bernama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP).

Di kesempatan yang sama, Kepala SMAN 6 Surakarta Munarso memperlihatkan buku induk yang membuktikan bahwa Jokowi benar-benar pernah bersekolah di situ. “Jokowi lulus pada tanggal 30 April 1980,” ujarnya.

Di kesempatan terpisah, Utomo Putro, teman seangkatan Presiden Jokowi saat di SMPN 1 Surakarta angkat bicara soal isu tersebut. Menurut Utomo, tidak ada yang perlu diragukan lagi dari ijazah Jokowi.

Sebab SMPN 1 Surakarta sudah menyatakan bahwa Jokowi memang benar merupakan siswa yang masuk pada Januari 1974 dan lulus pada November 1976.

"Nama Pak Jokowi juga ada tercantum di dalam buku absensi tahun itu," ujar Utomo saat berbincang dengan Kompas.com, akhir pekan lalu.

Kedua, teman seangkatan Jokowi di SMP tersebut sudah banyak yang bersaksi bahwa Jokowi benar pernah mengenyam pendidikan di SMPN 1 Surakarta, termasuk dirinya.

"Menurut saya itu cukup. Kalau masih ada orang mempermasalahkan ijazah Pak Jokowi, itu menurut saya orang yang kurang kerjaan atau ada motif yang lain, saya enggak tahu," lanjut Utomo.

Ijazah siswa/i SMPN 1 Surakarta pada saat itu, menurut Utomo, memang masih ditulis menggunakan tangan pada bagian tertentu. Misal, pada bagian nama, tempat dan tanggal lahir, nama wali, dan nomor induk.

Sepanjang ingatannya, guru yang diberi tugas menulis ijazah itu adalah guru kesenian sekaligus bahasa Inggris bernama Bapak Suradi.

"Jadi sangat bisa dicek punya saya, punya teman-teman seangkatan yang lain, punya Pak Jokowi. Semuanya senada. Jadi, ini gampang sekali kalau mau dicek asli atau palsu. Tapi kan, ya ngapain? Menghabisi energi saja," ujar Utomo.

Ia pun berharap masyarakat semakin pandai memilah informasi mana yang salah dan benar.

Ia juga meminta masyarakat untuk mencari sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Hercules: Tidak Usah Cari Masalah
Sementara, Ketua Umum DPP Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Hercules Rosario de Marshal mendatangi kediaman mantan Presiden Jokowi di Sumber, Banjarsari, Solo, Selasa (15/5/2025).

Kedatangan Hercules ke kediaman Jokowi cukup mengejutkan. Pasalnya, pada Rabu (16/4/2025) esok, sekelompok massa berencana menggeruduk kediaman Jokowi terkait isu ijazah.

Usai pertemuan dengan Jokowi, Hercules buka suara tentang isu ijazah Jokowi yang ramai di media sosial belakangan ini. Hercules pun mengingatkan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum.

“Negara ini negara hukum,” kata Hercules.

Ia meyakini ijazah Jokowi benar-benar asli. Sebab, selama menjabat wali kota Solo, gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden RI dua periode, ijazah Jokowi tidak pernah bermasalah.

Menurutnya, mustahil Jokowi bisa mencalonkan diri jika ijazah yang dilampirkan palsu.

“Kalau ijazah palsu nggak mungkin lah jadi Wali Kota, Gubernur. Habis Gubernur, Presiden,” terangnya.

Ia pun mengungkapkan kekesalannya bagi pihak yang menuduh ijazah Jokowi palsu. Menurutnya, penyebaran isu ini hanya sensasi belaka.

“Nggak usah kita cari masalah untuk bikin sensasi bikin gaduh gitu lah ya. Intinya ijazah itu mulai Wali Kota Solo. Itu pakai ijazah kan. Habis Wali Kota Solo, Gubernur DKI pakai ijazah kan. Sekarang ributin palsu palsu. Kepalanya yang palsu,” tuturnya.

Ia sendiri mengungkapkan tujuannya mengunjungi kediaman Jokowi semata untuk bersilaturahmi. Tak ada hal spesifik yang dibicarakan.

“Silaturahmi aja. Silaturahmi aja teman lama dari zaman beliau masih jadi Gubernur,” terangnya.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved