Polemik di Papua
KKB Papua Balas Penyataan Panglima TNI, Klaim Tembak Mata-mata, Ancam Kirim Potongan Kepala
Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua mengeklaim telah menewaskan satu mata-mata atau intelijen Indonesia.
KKB Papua Balas Penyataan Panglima TNI, Klaim Tembak Mata-mata, Ancam Kirim Potongan Kepala
TRIBUNJAMBI.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua mengeklaim telah menewaskan satu mata-mata atau intelijen Indonesia.
Aksi itu sebelumnya dilakukan dalam membalas pernyataan Panglima TNI, Jenderal Agus Subyanto terkait guru dan tenaga kesehatan di Bumi Cendrawasih itu.
Pernyataan itu kemudian disebut sebagai pemicu kelompok tersebut memberikan ancaman.
KKB Papua tidak terima gunu dan tenaga kesehatan yang sebelumnya dibantai disebut sebagai warga mereka.
Pernyataan Panglima TNI itu berbuntut ancaman dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau KKB Papua di wilayah Yahukimo, Papua Pegunungan.
Pernyataan Panglima TNI tersebut diduga menjadi pembenaran dan motivasi bagi mereka melakukan pembunuhan terhadap sejumlah guru, tenaga kesehatan, serta warga non-Papua lainnya di wilayah Papua.
Anggota KKB Papua wilayah Yahukimo dan Korowai di bawah pimpinan Semut B Sobolim mengakui pihaknya terus melakukan operasi.
Mereka mengeklaim telah menewaskan seorang yang mereka sebut sebagai mata-mata.
Baca juga: Kapendam Bantah Pekerja Tambang yang Dibantai KKB Papua TNI: Propaganda, Pembenaran Tindakan Biadab
Baca juga: Daftar Nama 51 Pekerja Tambang Korban KKB Papua di Yahukimo, Ada yang Tewas, Selamat Hingga Hilang
"Saat ini, hari Rabu bulan April 2025, kami TPNPB Yahukimo Korowai melakukan operasi di Kali Merah dan menewaskan satu mata-mata," ujarnya melalui video pernyataan sikap yang diterima Tribunpapua.com, Kamis (10/4/2025).
Dalam video tersebut, ia bahkan mengancam akan mengirimkan potongan kepala dari individu yang mereka duga sebagai mata-mata itu kepada Panglima TNI.
"Kepala ini saya kirim ke Panglima Indonesia," ancamnya.
Ia juga menyinggung pernyataan Panglima TNI terkait status tenaga pengajar dan perawat.
"Panglima Indonesia mengatakan PNS, guru-guru, masyarakat sipil itu adalah orangmu. Mulai hari ini saya akan operasi baik-baik dan kepala ini saya kirim ke Anda, Panglima," tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa operasi yang mereka lakukan tidak akan berhenti dan akan terus berlanjut hingga Papua merdeka.
"Ini bukan saat ini saja, seterusnya saya akan operasi sampai benar-benar Papua Merdeka,"tandasnya.
Hingga berita ini dipublikasikan, Tribunjambi.com meminta keterangan dari pihak terkait.
Bantah Pekerja Tambang Anggota TNI
Diberitakan sebelumnya, Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan membantah pekerja tambang yang dibantai KKB Papua merupakan prajurit TNI.
Baca juga: Kesaksian Istri Mantan Kapolsek di Puncak Jaya saat Suami Tewas Ditembak KKB Papua
Meski demikian, Kolonel Candra mengatakan pihaknya hingga saat ini masih mendalami laporan penyerangan tersebut.
Kelompok dari Organisasi Papua Merdeka atau OPM itu melakukan penyerangan pada Minggu (6/4/2025) lalu.
Beberapa dikabarkan orang menjadi korban dalam aksi brutal KKB Papua di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan itu.
Beberapa pekerja tambang emas itu bekerja di di Distrik Suntamon, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Kapendam mengungkapkan ada keterbatasan akses komunikasi dalam memverifikasi informasi secara utuh.
Berdasarkan keterangan beberapa pendulang emas yang berhasil mengungsi terungkap sejumlah warga sipil korban penyerangan KKB Papua.
Sementara jumlah korban meninggal dan terluka hingga saat ini belum dapat dipastikan secara rinci.
Sebelumnya KKB Papua menuding bahwa penyerangan mereka itu terhadap aparat TNI yang menyamar sebagai pendulang emas.
Kabar yang disebar kelompok tersebut pun dibantah Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan.
Kolonel Candra tegaskan tidak ada TNI yang bekerja sebagai pekerja tambang emas.
"Tidak ada Prajurit TNI yang berprofesi sebagai pendulang, sehingga dapat dipastikan korban bukan prajurit TNI karena memang tidak ada personel TNI di lokasi tersebut,"jelasnya, Rabu (9/4/2025) malam.
Dia menegaskan klaim tersebut merupakan propaganda yang sengaja disebarkan KKB Papua dan simpatisannya.
Tujuannya kata Kolonel Candra, agar mereka dapat pembenaran atas tindakan biadab yang dilakukannya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Bus Tujuan Padang-Jakarta Kecelakaan di Tol Palembang, Korban Cedera Parah, Meninggal
"Pemberitaan bohong bahwa korban adalah prajurit TNI adalah upaya propaganda OPM untuk mencari pembenaran atas tindakan biadab mereka membunuh warga sipil," tuturnya.
"Tindakan ini jelas merupakan pelanggaran HAM berat dan menunjukkan OPM sebagai penjahat kemanusiaan,"timpalnya.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Viral Video Jasad Pasien RSUD Martapura Dibawa Pakai Pikap, Lantaran Mobil Ambulan Tak Ada Minyak
Baca juga: BREAKING NEWS: Bus Tujuan Padang-Jakarta Kecelakaan di Tol Palembang, Korban Cedera Parah, Meninggal
Baca juga: Kapendam Bantah Pekerja Tambang yang Dibantai KKB Papua TNI: Propaganda, Pembenaran Tindakan Biadab
Baca juga: Kabarnya Gaji PNS Naik 16 Persen, Berapa Gaji ASN Saat Ini?
Artikel ini telah tayang di Tribunpapuatengah.com
Kelompok Kriminal Bersenjata
KKB Papua
Yahukimo
Panglima TNI
Jenderal Agus Subiyanto
Papua
guru
tenaga kesehatan
ancam
Kapendam XVII/Cendrawasih
Kolonel Inf Candra Kurniawan
tambang emas
TNI
Tribunjambi.com
Kapendam Bantah Pekerja Tambang yang Dibantai KKB Papua TNI: Propaganda, Pembenaran Tindakan Biadab |
![]() |
---|
Daftar Nama 51 Pekerja Tambang Korban KKB Papua di Yahukimo, Ada yang Tewas, Selamat Hingga Hilang |
![]() |
---|
KKB Papua Teror Pekerja Tambang Emas di Yahukimo, Ada Korban Tewas Hingga Hilang, Puluhan Selamat |
![]() |
---|
Kesaksian Istri Mantan Kapolsek di Puncak Jaya saat Suami Tewas Ditembak KKB Papua |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.