Berita Nasional
Polisi Lampung Gugur di Medan Tugas: Kisah Iptu Lusiyanto Gugur saat Gerebek Judi Sabung Ayam
Mata Sapril Eka Putra (42) tampak berkaca-kaca saat mengenang sosok pamannya, Iptu Lusiyanto.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Polisi Lampung Gugur di Medan Tugas: Kisah Iptu Lusiyanto Gugur saat Gerebek Judi Sabung Ayam
Tragedi di Lampung: Polisi yang Berantas Judi Sabung Ayam Kini Pergi untuk Selamanya
TRIBUNJAMBI.COM – Mata Sapril Eka Putra (42) tampak berkaca-kaca saat mengenang sosok pamannya, Iptu Lusiyanto.
Baginya, almarhum bukan sekadar paman, tetapi juga figur ayah, sahabat, sekaligus mentor dalam menjalani kehidupan.
“Sejak kecil, saya sangat dekat dengannya. Sampai dewasa, saya lebih banyak curhat kepadanya dan dia sosok yang bisa memberikan motivasi hidup untuk saya,” ujar Sapril, Selasa (18/3/2025).
Lusiyanto, Kapolsek Negara Batin, gugur dalam tugas saat memimpin penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025).
Ia tewas ditembak bersama dua anggotanya. Tragedi itu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan rekan sejawatnya.
Kenangan Sebagai Polisi yang Mengayomi
Sapril mengenang momen 32 tahun lalu, ketika Lusiyanto pertama kali dilantik menjadi polisi.
Kala itu, mereka berdua menempuh perjalanan panjang dengan sepeda motor dari kampung halaman mereka di Desa Sumber Harjo, Kecamatan Buay Madang Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, menuju tempat tugas pertama Lusiyanto di Polres Lampung Barat.
Baca juga: Kekayaan Irjen Helmy Santika, Kapolda Lampung yang 3 Anggotanya Jadi Korban Penembakan,Capai Rp10,7M
Baca juga: Puluhan Mobil Ditinggalkan di Lokasi Penggerebekan Judi Sabung Ayam di Lampung, Ada Fortuner
“Saya punya hubungan emosional yang sangat kuat dengan paman. Dia adalah sosok yang jujur, anti suap, dan selalu mengayomi siapa pun,” kata Sapril.
Sebagai anak bungsu dari 12 bersaudara, Lusiyanto dikenal sebagai pribadi yang sederhana.
Bahkan, meski telah mengabdi sebagai polisi selama puluhan tahun, ia memilih tinggal di Asrama Polsek Negara Batin dan belum memiliki rumah pribadi.
“Paman lima tahun lagi pensiun, tetapi hingga sekarang, dia belum punya aset rumah maupun tanah,” tutur Sapril lirih.
Lusiyanto memiliki satu anak tunggal, Salsabillah (22). Sebagian gajinya ia sisihkan untuk membiayai pendidikan anaknya.
Baru-baru ini, ia juga membeli mobil secara kredit, sebagai satu-satunya aset berharga yang dimilikinya.
Menghadapi Tantangan di Daerah "Texas"
Saat menerima tugas sebagai Kapolsek Negara Batin, Lusiyanto menyadari bahwa wilayah tersebut bukan tempat yang mudah untuk ditangani.
“Kata paman, Polsek Negara Batin tidak pernah dilirik anggota Polri karena daerah yang sepi dan dikenal sebagai daerah ‘Texas’ alias rawan kriminalitas. Namun, paman tidak menolak dan meniatkannya sebagai ibadah,” kenang Sapril.
Salah satu misi utama Lusiyanto adalah memberantas judi sabung ayam, penyakit sosial yang sudah mengakar di wilayahnya.
Baca juga: Hasil Autopsi 3 Polisi Ditembak di Judi Sabung Ayam Lampung, Peluru Bersarang di Dada dan Kepala
Keberaniannya dalam menindak tegas membuatnya mendapat banyak musuh.
“Tembakan itu seolah sudah ditargetkan sehingga yang menembak sengaja menghindari rompi antipeluru tersebut,” ujar Sapril dengan nada getir.
Rencana Buka Puasa yang Tak Pernah Terlaksana
Tragedi itu terjadi sehari sebelum rencana buka puasa bersama yang dirancang Lusiyanto untuk personelnya.
Namun, niat baik itu tak pernah terlaksana.
“Beliau sudah menyiapkan buka puasa bersama, tapi takdir berkata lain. Kami semua kehilangan sosok pemimpin yang berdedikasi,” ujar salah satu rekan kerjanya.
Kini, menjelang pemakaman Lusiyanto, rumah duka dipenuhi oleh rekan-rekan sejawatnya yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir.
Kepergian Lusiyanto bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi juga bagi masyarakat dan institusi kepolisian yang kehilangan sosok polisi yang jujur, tegas, dan berani.
“Paman pernah bilang ingin pulang kampung dan berkebun setelah pensiun. Tapi sekarang, Tuhan lebih dulu memanggilnya,” ujar Sapril, menutup kisahnya dengan suara bergetar.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Polda Jambi Petakan 55 Titik Rawan Kecelakaan, Pemudik Diminta Waspada
Baca juga: Kejari Bungo Tetapkan 7 Tersangka Korupsi Pajak Kendaraan di Samsat, Kerugian Rp 1,9 Miliar
Baca juga: Wali Kota Jambi Geram Lampu Lalu Lintas Kerap Mati, Minta Dishub Turun di Titik Rawan Macet
Baca juga: Pemkot Jambi Salurkan Bantuan Zakat ke Mustahiq, Dorong Kepatuhan di Kalangan ASN dan Pelaku Usaha
| Nenek Dianiaya dan Kalungnya Dirampas Perampok, Pelaku Sudah Ditangkap di Hotel |
|
|---|
| Budi Arie Gigit Jari, Keinginan Masuk Gerindra Ditolak Kader, Pengamat Sebut Wajar |
|
|---|
| Kabar Baik, Tiket Kereta Api untuk Libur Akhir Tahun Sudah Bisa Dipesan |
|
|---|
| Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Jakut, 8 Orang Dilaporkan Luka-luka |
|
|---|
| Atlet Angkat Besi Dilantik Jadi Perwira TNI, Berapa Gaji Tentara 2025? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/20250319-Prose-evakuasi-anggota-polisi-ditembak-oknum-TNI.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.