15 Siswa Ditahan Imbas Demo Tolak MBG di Papua, Aksi Damai Pelajar West Papua Ricuh

15 siswa ditahan di Polsek Heram, Waena, Kota Jayapura, Papua, imbas demo ricuh, Senin (17/2/2025).

Editor: Suci Rahayu PK
Tribun-papua.com/Noel Iman Untung Wenda
DEMONSTRASI SISWA SMA DAN SMP DIBUBARKAN : Suasana saat aparat kepolisian membubarkan paksa siswa sma dan smp di Jalan Raya utama Hom- Hom depan jalan masuk Kampus II Yapis Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Senin, (17/2/2025). 

TRIBUNJAMBI.COM - 15 siswa ditahan di Polsek Heram, Waena, Kota Jayapura, Papua, imbas demo ricuh, Senin (17/2/2025).

Demo tolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) ribuan pelajar digelar secara serentak di sejumlah lokasi di Papua, yang diinisiasi Solidaritas Pelajar West Papua (SPWP).

15 pelajar yang menyampaikan aspirasi di sekitaran Expo Waena ditahan imbas ricuh yang terjadi.

Staf Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua Imanus Komba, mengatakan bahwa pihaknya mendapat informasi ada 15 siswa yang ditahan aparat kepolisian.

Sekitar pukul 07.00 WIT, para siswa tersebut berencana melakukan aksi di sekitaran Expo Waena.

"Untuk saat ini kami belum bisa pastikan kapan mereka ini akan dipulangkan. Namun, sesuai aturan, mereka pasti akan dipulangkan setelah dimintai keterangan dan saat ini kami sedang mendampingi," kata Imanus Komba kepada Tribun-papua.com di Polsek Heram.

Baca juga: Breaking News Kejagung Bangun Rumah Sakit Adiyaksa Keempat di Tepi Sungai Batanghari Jambi

Baca juga: Sosok Ade Sugianto, Bupati Tasikmalaya yang Tak Dilantik 20 Februari Karena Masa Jabatan

Imanus juga menyebut, bahwa ada dua siswa yang diduga dipukul oleh aparat kepolisian. 

Satu anggota OSIS terkena pukulan di bagian kepala, dan satu siswa lainnya luka-luka dan berdarah.

Menurutnya, tindakan aparat kepolisian tersebut melanggar undang-undang konstitusi.

Aksi yang dilakukan para siswa merupakan wujud penyampaian aspirasi di muka umum yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Penyampaian Pendapat di Muka Umum.

"Aksi tersebut dibungkam dengan alasan bahwa aksi tersebut tidak mendapatkan izin dari pihak Polresta dan Polda Papua. Saat ini kami pengacara sedang melakukan pendampingan di Polsek Heram," tegasnya.

Apalagi, sambung Imanus, tujuan aksi para siswa adalah menyampaikan aspirasi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua.

Tuntutan mereka adalah menolak program makan gizi gratis dan meminta pendidikan gratis.

"Tindakan polisi yang tidak terpuji ini jelas-jelas melanggar konstitusi negara Indonesia, menggunakan pakaian seragam memukul anak-anak pelajar yang mengenakan pakaian seragam putih abu-abu," tegas Imanus.

Baca juga: Daftar Nama 7 Bupati Wakil Bupati di Papua Dilantik 20 Februari, dari Biak Numfor hingga Supiori

Baca juga: Daftar 26 Bupati Wali Kota Gubernur di Jawa Barat Dilantik 20 Februari, dari Garut s/d Bogor

Demo Berujung Ricuh

Aksi tolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh ribuan pelajar di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Senin (17/2/2025) pagi, berujung ricuh.

Sejatinya, longmarch ribuan pelajar yang terdiri dari SMP dan SMA sederajat itu ingin menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah daerah soal sikap menolak program yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Hanya, kepolisian mengambil tindakan pembubaran paksa hingga menimbulkan kekacauan.

Pantauan Tribun-Papua.com di lokasi kejadian, aksi ini diikuti oleh para pelajar SMP dan SMA dari berbagai sekolah di Wamena, dan didominasi mereka yang berada di sekitar wilayah Hom-Hom, Wamena Kota.

Massa aksi awalnya bergerak dari sekolah mereka menuju kantor DPRD Jayawijaya. 

Namun, niat mereka untuk menyampaikan aspirasi kepada wakil rakyat terhalang oleh barikade aparat kepolisian di depan jalan masuk kampus II Yapis Wamena.

Sempat terjadi negosiasi antara perwakilan siswa dan pihak kepolisian.

Polisi meminta agar para siswa membubarkan diri dan kembali ke sekolah.

Akan tetapi, negosiasi tersebut tidak membuahkan hasil.

Puncak ketegangan terjadi ketika seorang anggota kepolisian mencoba menegur seorang siswa.

Baca juga: Update Harga Sawit di Jambi Hari Ini Naik Lagi Rp47 per Kg

Cekcok mulut dan saling dorong tak terhindarkan, sontak memicu reaksi dari siswa lainnya yang kemudian terlibat bentrok dengan aparat.

Situasi yang semakin tidak terkendali membuat aparat kepolisian mengeluarkan gas air mata dan tembakan peringatan untuk membubarkan massa.

Para siswa yang tidak terima dengan tindakan tersebut membalas dengan melemparkan batu ke arah polisi.

Bentrokan pun tak terhindarkan dan hingga berita ini diturunkan, massa masih bertahan di badan jalan, tepatnya di jembatan Hom-Hom.

"Tadi kami arahkan massa ke kantor DPR, di tengah jalan anggota datang langsung menghadang kami dan kami duduk dan negosiasi dengan kepolisian, tapi mereka mengancam dengan gas air mata sampai kami begini," kata salah satu siswa yang enggan disebutkan namanya.

Ia menjelaskan bahwa tujuan aksi mereka adalah untuk menyampaikan aspirasi secara damai ke kantor DPRD Jayawijaya.

 "Mereka mengusir kami, sebenarnya kami datang dengan aksi damai dan kami tidak membuat anarkis dan lain-lain, cuma tujuan kami untuk mengantar aspirasi kami ke DPR," ujarnya.

Para siswa dengan tegas menolak program makan gratis dari pemerintah dan menuntut agar dana tersebut dialihkan untuk pendidikan gratis.

"Kami tolak makanan gratis karena makanan gratis mengandung racun, dan kami lihat sudah ada korban juga di wilayah Jawa ada sekitar 48 ribu korban di daerah Jawa dan kami tidak mau juga seperti itu."

"Kami hanya meminta pendidikan gratis saja, tidak ada yang lain-lain, karena selama ini kami bayar administrasi, jadi kami tidak mau kami jadi korban," ujarnya.

Dalam aksi ini, para pelajar membawa spanduk berisi penolakan terhadap program makan bergizi gratis. 

 


Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Ricuh di Wamena, Pelajar Papua Pegunungan Tolak Program Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo, 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Data Polres Tanjabbar Ada 7 Kasus Pencabulan dan 10 Persetubuhan Terhadap Anak

Baca juga: Sosok Ade Sugianto, Bupati Tasikmalaya yang Tak Dilantik 20 Februari Karena Masa Jabatan

Baca juga: Daftar Nama 12 Bupati Wali Kota Gubernur di Sulawesi Tengah Dilantik 20 Februari 2025

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved