Khazanah Islami

Kisah Nabi Yunus: Pelajaran dari Kesabaran dan Taubat

Sebagai utusan Allah, Nabi Yunus  diutus kepada kaum Ninawa, sebuah wilayah yang kini diperkirakan berada di Irak.

|
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Freepik.com
Kisah Nabi Yunus: Pelajaran dari Kesabaran dan Taubat 

Kisah Nabi Yunus: Pelajaran dari Kesabaran dan Taubat

TRIBUNJAMBI.COM -  Sebagai utusan Allah, Nabi Yunus  diutus kepada kaum Ninawa, sebuah wilayah yang kini diperkirakan berada di Irak.

Kaumnya dikenal sebagai penyembah berhala yang keras kepala dan menolak ajaran tauhid.

Dalam kisah Nabi Yunus diceritakan ada seruan mereka untuk meninggalkan penyembahan berhala dan menyembah Allah yang Maha Esa.

Namun, ajakan ini diabaikan, bahkan mereka mengejek dan mencemooh Nabi Yunus

Berkali-kali beliau mengingatkan kaumnya, tetapi mereka tetap menolak dengan angkuh.

Merasa putus asa atas sikap keras kepala kaumnya, Nabi Yunus akhirnya memutuskan untuk meninggalkan mereka tanpa izin dari Allah.

 Beliau merasa usahanya sia-sia dan memilih pergi dari kota Ninawa.

 Keputusan ini menjadi titik awal ujian besar bagi Nabi Yunus.

Allah menguji kesabarannya karena sebagai seorang nabi, beliau seharusnya tetap bersabar dan menunggu perintah Allah, bukan bertindak atas kehendaknya sendiri.

Dalam perjalanannya, Nabi Yunus menaiki sebuah kapal yang hendak berlayar.

Namun, di tengah perjalanan, kapal tersebut menghadapi badai dahsyat yang hampir menenggelamkan mereka.

Para awak kapal merasa bahwa badai ini merupakan pertanda ada seseorang yang melakukan kesalahan besar.

Mereka memutuskan untuk mengundi siapa yang harus dilemparkan ke laut demi menyelamatkan kapal.

Nabi Yunus termasuk dalam undian tersebut, dan namanya muncul.

Meski berat hati, Nabi Yunus menerima keputusan itu karena merasa badai ini adalah akibat kesalahannya meninggalkan tugas kenabiannya tanpa izin Allah.

Dengan pasrah, beliau melompat ke laut yang bergelora, menyerahkan nasibnya sepenuhnya kepada Allah.

Allah mengirimkan seekor ikan besar untuk menelan Nabi Yunus.

Beliau berada di dalam perut ikan tersebut selama beberapa hari, dalam kegelapan dan kesendirian.

Di dalam perut ikan, Nabi Yunus menyadari kesalahannya dan mulai memohon ampunan kepada Allah.

Beliau membaca doa yang terkenal: "La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minaz-zalimin" (Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim).

Doa Nabi Yunus diterima oleh Allah karena diucapkan dengan penuh ketulusan dan penyesalan. Allah memerintahkan ikan besar itu untuk memuntahkan Nabi Yunus ke daratan.

Beliau terdampar di sebuah tempat yang sunyi, tubuhnya lemah dan sakit akibat pengalaman tersebut. Namun, Allah tidak meninggalkannya.

Allah menumbuhkan pohon labu di dekatnya untuk melindunginya dari panas matahari dan memberikan makanan.

Setelah pulih, Nabi Yunus mendapatkan perintah untuk kembali ke Ninawa. Beliau kembali ke kaumnya dengan hati yang lebih sabar dan keimanan yang semakin kuat.

Kali ini, Nabi Yunus menemukan bahwa kaumnya telah berubah.

Mereka mulai menyadari kesalahan mereka dan menerima ajaran tauhid yang disampaikan Nabi Yunus.

 Kaum Ninawa akhirnya bertaubat dan kembali kepada Allah.

Perubahan hati kaum Ninawa menjadi bukti bahwa hidayah adalah sepenuhnya kehendak Allah.

 Pelajaran penting dari kisah ini adalah pentingnya kesabaran dalam menghadapi ujian dakwah dan tidak berputus asa dalam menyampaikan kebenaran.

 Nabi Yunus mengajarkan kepada kita bahwa kesalahan manusia dapat diampuni selama mereka bertaubat dengan tulus.

Kisah Nabi Yunus juga menegaskan kekuasaan Allah atas segala sesuatu.

Pengalaman beliau di dalam perut ikan menunjukkan bahwa Allah mampu menyelamatkan hamba-Nya meskipun dalam situasi yang tampaknya mustahil.

Ini menjadi bukti nyata bahwa keimanan dan tawakal kepada Allah adalah kunci keselamatan dan kebahagiaan.

Hingga kini, doa Nabi Yunus sering dijadikan sebagai doa taubat oleh umat Islam.

Kisah beliau menjadi inspirasi bagi semua orang untuk tidak menyerah dalam menghadapi tantangan, selalu bersabar, dan mengingat bahwa Allah adalah Maha Pengampun.

Dengan memahami perjalanan hidup Nabi Yunus, kita belajar bahwa setiap ujian memiliki hikmah dan jalan kembali kepada Allah selalu terbuka bagi hamba-Nya.

Baca juga: Razman Nasution Yakin Nikita Mirzani Mau Vadel Jadi Menantunya Usai Nikahi Lolly: Saya Selalu Berdoa

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved