Konflik Suriah

Runutan Lengkap Sejarah Konflik di Suriah

Ini sekaligus mengakhiri dinasti keluarga Assad yang telah berkuasa di Suriah selama 50 tahun terakhir. Bagaimana awal mula konflik di Suriah terjadi

Editor: Duanto AS
Photo by Adem ALTAN / AFP
Tim penyelamat dan warga sipil mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, sehari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda tenggara negara itu, pada 7 Februari 2023. - Tim penyelamat di Turki dan Suriah menghadapi cuaca dingin, gempa susulan dan bangunan yang runtuh, saat mereka menggali korban selamat yang terkubur oleh gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. Beberapa kehancuran terparah terjadi di dekat pusat gempa antara Kahramanmaras dan Gaziantep, sebuah kota berpenduduk dua juta jiwa di mana seluruh blok sekarang menjadi reruntuhan di bawah salju yang menumpuk. 

Fenomena Arab Spring menginspirasi para aktivis pro-demokrasi di Suriah untuk lebih berani menyuarakan kritik terhadap pemerintah. 

Pada Maret 2011, 15 anak sekolah di Suriah ditangkap dan disiksa setelah menulis grafiti yang terinspirasi oleh Arab Spring. 

Penangkapan tersebut memicu kemarahan dan demonstrasi di seluruh negeri, yang menandai dimulainya perang saudara di Suriah

Rasa tidak puas rakyat terhadap pemerintah Aksi para aktivis pro-demokrasi di Suriah didorong oleh ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan Bashar al-Assad, yang merupakan penerus rezim Assad. 

Masa pemerintahan Assad, yang dikenal otoriter, berlangsung di Suriah selama lebih dari 40 tahun, sejak 1971. 

Sejak itu, banyak masyarakat tidak puas atas ketidakmampuan pemerintah, kurangnya kebebasan rakyat, dan kondisi kehidupan di Suriah

Pada 2000, Bassar al-Assad menjadi presiden Suriah, menggantikan ayahnya. 

Kepemimpinan Bashar al-Assad diwarnai dengan kesenjangan sosial, dominasi Partai Ba'ath yang sudah lama berkuasa di Suriah, distribusi pangan yang berkurang, serta aksi represif pemerintah dalam menerima kritik dari masyarakat. 

Alhasil, tingkat pengangguran di Suriah sangat tinggi, korupsi pemerintah terus merajalela, dan diperparah dengan kekeringan, yang membuat rakyat semakin frustrasi terhadap pemerintahan Assad. 

Beberapa aktivis HAM bahkan menuduh pemimpin Bassar al-Assad kerap menyiksa dan membunuh lawan politik selama masa kepresidenannya. 

Hal inilah yang memicu sekelompok remaja membuat slogan antipemerintahan di Kota Daraa, yang berisi ajakan untuk menggulingkan rezim Bashar al-Assad pada 11 Maret 2011, yang menandai dimulainya perang saudara di Suriah

Pemerintah Suriah menanggapi aksi tersebut dengan cara kekerasan. 

Seluruh pemuda yang dianggap terlibat dalam penyebaran slogan dipenjara dan disiksa oleh Kepolisian Suriah

Penangkapan dan penyiksaan yang memakan satu korban jiwa itu memicu kemarahan dan demonstrasi di seluruh negeri. 

Aksi protes terus meluas hingga ke kota-kota lain di Suriah setelah pemerintah kembali menanggapi dengan menangkap dan membunuh ratusan demonstran. 

Dampak kerusakan akibat serangan rudal Israel di Damaskus, Suriah, Senin (7/3/2022). Pada Rabu (9/3/2022), Iran menyebut dua perwiranya terbunuh dalam serangan ini dan berikrar akan melakukan aksi balasan.
Dampak kerusakan akibat serangan rudal Israel di Damaskus, Suriah, Senin (7/3/2022). Pada Rabu (9/3/2022), Iran menyebut dua perwiranya terbunuh dalam serangan ini dan berikrar akan melakukan aksi balasan. (Sumber: SANA via Associated Press)

Rakyat Suriah kemudian menuntut agar Assad mengundurkan diri. 

Ketika Assad dengan tegas menolak, perang pecah antara pendukungnya dan golongan pro-demokrasi. 

Masalah Agama 

Perang Saudara di Suriah juga dipicu masalah agama. 

Perlu diketahui, mayoritas rakyat Suriah adalah Muslim Sunni. 

Sedangkan rezim Assad didominasi oleh golongan Syiah Alawi. 

Hubungan dua aliran tersebut telah lama memanas baik di Suriah ataupun di negara-negara lain di Timur Tengah. 

Situasi di Suriah menjadi jauh lebih rumit ketika negara-negara lain dan pejuang terorganisir memasuki konflik. 

Pada dasarnya, pendukung utama pemerintah Suriah adalah Rusia, Iran dan Hizbullah (kelompok milisi yang berbasis di Lebanon). 

Sedangkan Amerika Serikat, Arab Saudi, Qatar, Turki, dan negara-negara Barat lainnya adalah pendukung kelompok pemberontak moderat. 

Selain itu, banyak kelompok pemberontak baru yang bermunculan sejak perang dimulai pada 2011. 

Konflik yang sedang berlangsung juga mendorong organisasi teroris, seperti ISIS dan Al-Qaeda, untuk bergabung dalam kekacauan. 

Itulah mengapa, perang saudara di Suriah semakin membesar dan tidak kunjung usai. (kompas.com)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved