Kisah Prabowo Subanto dan Soe Hok Gie Bersahabat hingga Ajal Memisahkan di Gunung Semeru

Saat itu, Prabowo baru balik dari Swiss karena sekolah berpindah-pindah, berusia 17-28 tahunan, sementara Soe Hok Gie sudah 25-26 tahunan.

Editor: Duanto AS
(reactips.hol.es)
Prabowo Subianto muda meletakkan karangan bunga di atas makam sahabatnya, yang juga aktivis, Soe Hok Gie. 

Kisah Prabowo Subanto dan Soe Hok Gie Bersahabat hingga Ajal Memisahkan di Gunung Semeru

TRIBUNJAMBI.COM - Banyak orang belum mengetahui Prabowo Subianto dekat dengan Soe Hok Gie.

Gie merupakan intelektual dan aktivis keturunan Tionghoa-Indonesia yang dikenal karena menentang kediktatoran berturut-turut dari Presiden Soekarno dan Soeharto. 

Karya Gie, mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang berjudul Catatan Seorang Demonstran, telah dibikin buku dan film.

Pada era pertengahan 1960-an, Soe Hok Gie dekat dengan Prabowo Subianto

Saat itu, Prabowo baru balik dari Swiss karena sekolah berpindah-pindah, berusia 17-28 tahunan, sementara Soe Hok Gie sudah 25-26 tahunan.

Sosok aktivis Soe Hok Gie sarat dengan pergerakan dan pertentangan terhadap pemerintahan era Soekarno.

Gie dan Prabowo Subianto bersahabat hingga ajal memisahkan.

Kedekatan mereka terlihat dari sebuah artikel reactips.hol.es berjudul "Karangan Bunga Prabowo Saat Pemakaman Soe Hok Gie".

Dalam artikel itu, terlihat sebuah foto Prabowo Subianto ketika masih muda.

Dia mengenakan kemeja lapangan dan celana berwarna putih. 

Prabowo Subianto melayat ke makam sahabatnya, Soe Hok Gie.

Dalam potret, Prabowo Subianto muda menempatkan sebuah karangan bunga di atas makam Soe Hok Gie ---kini menjadi Museum Taman Prasasti, persis di sebelah kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Gambir, Jakarta Pusat.

Dikutip dari reactips.hol.es, kehadiran Prabowo Subianto dalam prosesi pemakaman memang beralasan.

Sebab, lewat Catatan Harian Soe Hok Gie, keduanya memang bersahabat.

Gie dan Prabowo  merupakan penggerak organisasi dan pergerakan menentang kediktatoran pemerintahan kala itu, yakni pemerintahan Presiden Soekarno.

Namun nasib berkata lain, persahabatan dan kesamaan gagasan keduanya dipisahkan kematian.

Soe Hok Gie tewas usai menghirup gas beracun di Puncak Gunung Semeru pada 16 Desember 1969.

Sedangkan Prabowo Subianto melanjutkan pendidikan ke Akademi Militer pada 1970.

Walau begitu, kedekatan mereka tidak tergantikan.

Itu terekam dalam catatan harian Soe Hok Gie, mulai dari sepatu Prabowo Subianto yang dikenakan Soe Hok Gie saat ajal menjemput, hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mereka dirikan.

Soe Hok Gie punya penilaian sendiri mengenai sosok Prabowo.

“Ia cepat menangkap persoalan-persoalan dengan cerdas tapi naif. Kalau ia berdiam 2-3 tahun dalam dunia nyata, ia akan berubah,” tulis Soe Hoek Gie pada 25 Mei 1969 dalam 'Catatan Seorang Demonstran', yang dikutip reactips.hol.es .

Soe Hok Gie  menghabiskan masa di SMA Kolese Kanisius.

Setelah itu,  Soe Hok Gie kuliah di Universitas Indonesia dari tahun 1962 sampai 1969.

Setelah menyelesaikan studi di universitas, Gie menjadi dosen di almamaternya sampai kematiannya. 

Ia selama kurun waktu sebagai mahasiswa menjadi pembangkang aktif, memprotes Presiden Sukarno dan PKI. 

Soe adalah seorang penulis yang produktif, dengan berbagai artikel yang dipublikasikan di koran-koran seperti Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. 

Pada tahun 1965, Soe Hok Gie membantu mendirikan Mapala UI (Universitas Indonesia).

Dia kerap melakukan pendakian. 

Namun, Soe Hok Gie meninggal karena menghirup gas beracun saat mendaki Gunung Semeru, sehari sebelum ulang tahun ke 27. 

Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. 

Soe Hok Gie dimakamkan di tempat yang sekarang menjadi Museum Taman Prasasti di Jakarta Pusat. 

Biodata Soe Hok Gie

Lahir: Jakarta, 17 Desember 1942

Meninggal: di Gunung Semeru, Jawa Timur, 16 Desember 1969 

Penyebab meninggal: Menghirup gas beracun

Almamater: Universitas Indonesia, Kolese Kanisius

Karya terkenal: Catatan Seorang Demonstran

Orangtua: Salam Sutrawan (Soe Lie Piet) (ayah)

Kerabat: Arief Budiman (Soe Hok Djin) (kakak)


(*)

Baca juga: Silsilah Keluarga Prabowo Subianto dan Keturunan Raden Tumenggung Kertanegara

Baca juga: Siapa Saja Keluarga Jokowi yang Tak Diketahui Orang, Kakek Nenek Paman Jarang Terekspose, Seri I

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved