'Kami Semua Kehilangan' Rektor UIN STS Jambi Prof As'ad Isma Berpulang, Karangan Bunga 800 Meter

Suasana haru menyelimuti tempat itu tatkala mereka menunggu prosesi salat jenazah untuk Profesor As'ad Isma, Minggu (29/9).

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI
Tribun Jambi edisi Senin, 30 September 2024 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Ratusan orang berada di Masjid Al-Jamiah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi, Kota Jambi, sementara seribuan lainnya memadati jalan depannya.

Suasana haru menyelimuti tempat itu tatkala mereka menunggu prosesi salat jenazah untuk Profesor As'ad Isma, Minggu (29/9).

Rektor UIN STS Jambi, Prof As'ad Isma, berpulang pada Sabtu (28/9).

Berpulangnya sosok ramah itu membuat banyak kalangan kehilangan.

"Kami semua merasa sangat kehilangan. Kehadiran kami ini adalah bentuk cinta dan penghormatan terakhir kami kepada Beliau," ujar seorang alumni UIN STS Jambi yang ada di pelataran masjid.

Kemarin, suasana di sekitar masjid penuh isak tangis, terasa duka yang mendalam. 

Pelayat yang hadir dari berbagai kalangan, bukan hanya dosen, tokoh besar, mahasiswa, kerabat, hingga teman sejawat. Para pedagang kecil dan pekerja, laki dan perempuan pun ikut memadati area parkiran masjid untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.

Sosok Asad Isma memang dikenal ramah dan berkawan dengan seluruh kalangan, dari petinggi, menengah hingga masyarakat kecil. Para pelayat, baik yang pernah berhubungan langsung dengan almarhum maupun yang mengenalnya melalui kepemimpinannya di UIN STS Jambi, datang. Sosoknya merupakan pemimpin bijaksana, ramah, dan selalu mengayomi seluruh civitas akademika.

Salat jenazah Rektor UIN STS Jambi berlangsung dalam dua sesi akibat banyaknya pelayat yang ingin memberikan penghormatan terakhir.

Akhirnya, imam salat jenazah memutuskan untuk membatasi jumlah peserta dalam setiap sesi demi memastikan kelancaran prosesi, mengingat membeludaknya jemaah yang hadir di Masjid Al-Jamiah.

Langkah itu diambil agar pelayat tetap dapat mengikuti salat jenazah dengan tertib, meski harus dibagi menjadi dua gelombang. Apalagi dengan luasan masjid yang terbatas.

“Jumlah pelayat yang datang sangat banyak, sehingga kami harus membagi pelaksanaan salat jenazah menjadi dua sesi," ujar panitia.

Meski demikian, banyak pelayat tetap bersabar dan mengerti bahwa pembatasan tersebut dilakukan untuk memperlancar proses.

Pantauan Tribun di lokasi, jadwal pemakaman yang sebelumnya sudah diinformasikan kepada masyarakat luas, sempat mengalami keterlambatan sekitar setengah jam.

Itu karena banyaknya pelayat yang datang, serta waktu yang dibutuhkan untuk mengatur dua sesi salat jenazah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved