WAWANCARA EKSKLUSIF
Keluarga dan Pekerjaan Sama-sama Penting, Pj Gubernur Sumut, Agus Fatoni, Seri I
Agus Fatoni, selain menjadi Pj Gubenur Sumatera Utara, juga masih mengemban tugas sebagai Drjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri
PENJABAT (Pj) Gubernur Sumatera Utara, Agus Fatoni, mengungkapkan tidak mudah dalam membagi waktu dalam kegiatannya saat ini.
Agus Fatoni, selain menjadi Pj Gubenur Sumatera Utara, juga masih mengemban tugas sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Agus mengatakan bahwa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga memerlukan manajemen dan sikap kepemimpinan. Karena, harus mementukan prioritas mana yang diutamakan.
"Nah, membagi waktu, ini termasuk juga salah satu kepemimpinan, leadership dan manajerial itu bagaimana membagi waktu dan membuat skala priorotas, mana yang didahulukan," katanya saat sesi wawancara khusus dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network, Domu Ambarita, di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Selasa (30/7).
Agus juga mengungkapkan telah terlatih dalam membagi waktu, terutama dalam tugas-tugasnya. Apalagi, sederet pengalaman pekerjaan yang dilaluinya sebelum akhirnya pada posisi saat ini. Termasuk, menjadi staf pribadi dari dua menteri, yakni Gamawan Fauzi dan Tjahjo Kumolo. "Kebetulan, dalam tugas-tugas saya ini banyak tugas-tugas yang banyak menyita waktu.
Misalnya, menjadi ajudan gubernur, tentu itu melekat di pimpinan. Pernah menjadi kepala staf pribadi dua menteri, itu tentu harus melekat di pimpinan," ungkap Agus.
"Kemudian Kabag Protokol, itu juga yang melekat. Jadi, memang dari pengalaman kerja itu sudah terbiasa bekerja siang malam, bahkan non-stop lah," sambungnya.
Agus meyakini keluarganya sangat memahami kesibukannya dalam mengemban tugas negara ini. Dia menilai, bahwa kualitas waktu bersama keluarga harus menjadi kunci untuk tetap menjaga komunikasi di tengah kesibukannya. "Nah ini keluarga tentu bisa memahami, keluarga juga bisa memahami ada waktu-waktu khusus kemudian kita akan berikan untuk keluarga. Yang penting adalah kualitas waktu itu," ucap Agus.
"Dan kebetulan di keluarga, anak-anak saya itu di pondok pesantren, jadi tidak di rumah. Jadi kita sempatkan waktu untuk menengok, untuk menjenguk. Jadi begitu cara membagi waktunya," pungkasnya.
Berikut wawancara khusus dengan Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara, Agus Fatoni, terkait kesibukannya dan cara membagi waktu bagi keluarga.
Bapak, Pj gubernur harus eselon 1?
Ya, jadi memang syarat untuk menjadi Pj gubernur itu harus pejabat eselon 1. Jadi memang pejabatnya, jabatan definitifnya tidak boleh lepas. Begitu juga untuk jabatan bupati, wali kota itu harus eselon 2. Jadi memang ada jabatan di pemerintahan.
Dan namanya penjabat kepala daerah itu harus ASN.
Oleh karena itu, ya harus punya dua jabatan. Namun dalam pelaksanaannya, jabatan definitifnya di Kementerian Dalam Negeri, posisi saya atau jabatan lain, yang di pejabat kepala daerah yang lain, itu di-Plh-kan. Jadi sehari-hari ada pelaksana harian. Namun sebagai pejabat definitif tetap bertanggung jawab dan juga mengelola terkait dengan substansi-substansi yang strategis. Jadi tidak boleh lepas. Jadi tetap menjalankan tugas sebagai pejabat definitifnya, tetapi juga fokus terhadap penjabat kepala daerahnya.
Artinya, itu menurut undang-undang harus merangkap, ya, tidak boleh dilepas. Katakanlah, bukan karena rakus jabatan, bukan?
Bukan, karena memang syaratnya harus begitu. Karena syarat pejabat kepala daerah itu harus ASN. Tetapi harus mempunyai persyaratan tertentu. Prasyarat tertentu tadi adalah jabatan eselon tadi. Eselon 1 untuk pejabat gubernur, eselon 2 untuk bupati wali kota. Dan ini, jabatan kepala daerah ini, pejabat kepala daerah ini bisa dari kementerian lembaga manapun. Bukan hanya dari Kementerian Negeri, maka banyak sekali dari kementerian lembaga yang lain. Termasuk dari provinsi atau kabupaten kota.
Bapak, berarti sekarang Bapak bolak-balik Medan-Jakarta. Berapa hari di Medan, berapa hari di Jakarta?
Ya, karena di Dirjen Keuangan Daerahnya sudah ada Plh, maka saya lebih banyak fokus bobotnya ke Sumatera Utara. Tetapi ada juga tanggung jawab administratif, ada tanggung jawab subtantif, ada tanggung jawab-tanggung jawab yang lain. Tentu saya juga harus tetap fokus ke Dirjen Keuangan Daerah.
Nah, apalagi sekarang kan kita sudah terbiasa dengan online, terbiasa dengan virtual. Jadi tidak harus secara fisik ada di tempat, tetapi pelaksanaan tugas tetap bisa kita laksanakan. Jadi kita harus berbagi tugas. Dan sehari-hari juga tadi ada Plh.
Dan perangkat yang ada di bawah ini juga sudah jalan. Jadi manajemennya sudah bisa jalan, ada pembagian tugas. Namanya pimpinan itu kan sebenarnya tugasnya habis, tugasnya mengkoordinasikan. Tugas teknis itu ada di bawahnya.
Bapak, di tengah kesibukan seperti itu, ada nggak sih hari-hari yang katakanlah perlu untuk keluarga Bapak nggak bisa menghadiri? Atau urusan keluarga yang Bapak harus wakilkan? Atau kontrol dari jauh?
Nah, inilah pentingnya kita membagi waktu. Jadi keluarga juga penting, tetapi pekerjaan juga penting.
Dua-duanya harus kita bisa atur. Nah membagi waktu ini termasuk juga salah satu kepemimpinan, leadership dan managerial itu bagaimana membagi waktu dan membuat skala prioritas. Mana yang harus didahulukan.
Nah, kebetulan saya ini dalam tugas-tugas saya memang banyak tugas-tugas yang cukup banyak menyita waktu. Misalnya pernah menjadi ajuran gubernur itu tentu melekat di pimpinan. Pernah menjadi kepala staf pribadi dua menteri itu juga pasti harus melekat di pimpinan.
Menteri siapa saja itu?
Zaman Pak Gamawan Fauzi dan Pak Tjahjo Kumolo. Kemudian kabag protokol itu juga yang melekat.
Jadi memang dari pengalaman kerja itu sudah terbiasa bekerja siang malam bahkan non-stop lah. Nah ini keluarga tentu bisa memahami. Keluarga juga bisa memahami ada waktu-waktu khusus yang kemudian kita akan berikan untuk keluarga. Yang penting adalah kualitas waktu itu.
Dan kebetulan juga di keluarga anak-anak saya itu semuanya di pondok pesantren. Jadi tidak di rumah. Oleh karena itu kita sempatkan waktu untuk nengok, untuk menjenguk gitu. Tetapi sehari-hari tentu ada di komunitas pendidikan, ya. Baik pendidikan umum, pendidikan agama yang ada di situ. Jadi begitu cara membagi waktunya.
Pak, kami dengar informasi, Bapak pernah menghadapi satu masalah di rumah dan Bapak tidak bisa pulang karena kesibukan di kantor. Bisa diceritakan itu, Pak?
Oh, ya, ini juga penting. Sebenarnya ini penting karena masalah keluarga. Saat itu saya bertugas sedang mendampingi pimpinan. Ada di Jakarta di kantor. Kemudian di rumah saya itu saya mendapat informasi ada perampok. Perampok masuk ke pagar. Kebetulan ada dua motor di rumah itu dalam posisi sudah hidup. Sudah dihidupkan, masuk. Mau mencuri motor itu.
Kemudian ada pembantu saya menghubungi saya. Menginfokan itu. Tapi ternyata dia ditodong pistol. Akhirnya dia masuk.
Masuk ke rumah, dikunci terus menghubungi saya. Dari situlah saya dari kantor menghubungi teman-teman. Termasuk di kepolisian segala macam.
Walaupun suasana genting seperti itu, tapi saya tetap tidak pulang. Saya akan harus mendampingi pimpinan.
Tetapi di rumah juga selesai. Saya hubungi istri saya. Saya hubungi teman-teman saya. Saya hubungi tetangga saya. Saya hubungi kepolisian. Akhirnya pada datang. Dan alhamdulillah bisa diselamatkan.
Perampok itu tidak jadi bawa motor?
Tidak jadi bawa motor, karena kebetulan sedang dikunci motornya. Jadi situasinya seperti itu. Genting, tetapi tugas juga tetap harus dilaksanakan.
Genting, tidak panik, bisa menyelesaikan masalah dari jauh. Itu juga keberhasilan pemimpinnya, Pak?
Ya, salah satunya kita bisa mengatur itu dari lokasi. (tribun network/yuda)
Baca juga: Inilah Anti Aging dari Tumbuhan Suku Anak Dalam di Jambi yang Tengah Diteliti Para Ahli
Baca juga: Obat Berkhasiat, 159 Daun dan Tumbuhan Ramuan Suku Anak Dalam di TN Bukit Duabelas Sarolangun
Baca juga: Tanaman Tumbuhan Suku Anak Dalam dan Khasiatnya, Obat Batuk, Panu, Maag, Nyeri, Nafsu Makan
Saksi Kata: Sesepuh Kenali Asam Atas Kota Jambi Siap Mati, Heran Zona Merah Pertamina |
![]() |
---|
SAKSI KATA Pasien Somasi RSUD Kota Jambi, Pengacara: Anak 4 Tahun Meninggal |
![]() |
---|
Juliana Wanita SAD Jambi Pertama yang Kuliah, Menyalakan Harapan dari Dalam Rimba |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Rosdewi Ojol Jambi yang Akunnya Di-suspend karena Ribut vs Pelanggan |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Ayah Ragil Soal 2 Polisi yang Bunuh Anaknya di Polsek Kumpeh Muaro Jambi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.