WAWANCARA EKSKLUSIF
Hubungan Pegi dengan Sudirman Patut Dicurigai, Mantan Kabareskrim, Ito Sumardi, Seri I
Di media sosial beredar video Pegi sebelum sidang praperadilan yang mengatakan tidak sama sekali mengenal para tersangka.
Saya tidak kenal sama namanya, kata Rudiana, tidak pernah melarang itu kan kuburan-kuburan umum nanti bisa dibuktikan. Terus ada lagi mengatakan bahwa ternyata yang dikubur itu namanya Panji, kebetulan Rudiana menyampaikan saya punya kartu keluarga, saya punya akta kelahirannya si Eky, saya punya juga akta kematiannya si Eky. Ini dari pihak Rudiana.
Kita tidak bicara masalahnya si Vina Jadi kalau saya lihat ada sesuatu yang mungkin membuat nanti masyarakat menjadi bingung. Jadi lebih baik kita coba berpikir secara objektif jangan subjektif. Kalau subjektif itu kebawa netizen dan sebagainya. Wah, Pak Ito mantan polisi pasti membelain polisi.
Kalau polisi salah kasusnya Pak Sambo, kasusnya Pak Teddy Minahasa. Berapa kali saya jadi narasumber dan kamilah yang mengatakan ada kejanggalan pada saat kasus Pak Sambo kan bisa saja saya menutup-nutupin. Tapi untuk kasus kini, saya coba berpikir secara jernih, secara objektif dan jangan sampai masyarakat itu terbawa kepada opini.
Karena itu juga ada rasa ketidakadilan yang akan dialami oleh keluarganya Eky dan keluarganya Vina. Nah, di sinilah dari proses yang saya sampaikan pengalaman saya sebagai penyidik pengalaman saya sebagai orang praktisi hukum ini saya pakai di sini untuk bisa memberikan pencerahan atau edukasi kepada masyarakat.
Sekali lagi, bahwa yang kita cari di sini dua. Satu adalah keadilan bagi semua pihak yang. Yang kedua adalah kebenaran dan harus melalui satu proses serta sesuatu pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Pak Ito kan sebagai mantan polisi, punya akses ke mana-mana. Bisa diceritakan bahwa dari penelusuran awal mulanya bagaimana Pak Rudiana sampai membantu untuk sampai kepada delapan orang tersangka terdakwa?
Satu saya tidak ingin bicara tanpa fakta. Saya tidak ingin bicara hanya berdasarkan opini, asumsi saya.
Pertama, Rudiana itu dilaporkan bahwa anaknya Eky itu meninggal karena tabrak lari, awalnya setelah beberapa hari diserahkan helmnya dan motornya. Dia tuh bertanya-tanya, kok helmnya tidak rusak kemudian motornya juga tidak ada rusak.
Sebagai nalurinya reserse kita jangan bicara narkotik. Naluri reserse dimana dia adalah ayah kandung daripada Eky. Siapa sih yang mau anaknya meninggal kan dia berusaha mencari keterangan sehingga dia menemukan yang namanya Dede dengan Aep. Dialah yang mengatakan bahwa Itu Pak sekarang anaknya lagi kumpul sehingga Rudiana dengan teman-temannya.
Meskipun memang harus diakui waktu itu tanpa surat perintah. Tanpa surat perintah, karena dianggap, kalau dia harus bikin surat perintah malam itu mungkin orang-orang itu sudah bubar gitu loh. Jadi dengan inisiatif yang mungkin juga itu dilakukan oleh setiap orang yang kehilangan anggota keluarganya dia amankanlah orang-orang itu.
Kemudian dia menyerahkan kepada penyidik, ini fotonya ada. Rudiana menunjukkan di tempat penyidik yang dikatakan bahwa dia menyiksa. Sama sekali dia tidak terlibat di dalam penyidikan. Dia hanya sebagai saksi pelapor karena anaknya yang meninggal, dia saksi pelapor, diserahkan penyidikannya kepada penyidik.
Sehingga di sini, setelah itu Rudiana berpikir ini pasti akan ada yang tidak benar. Dia mintalah dilakukan ekshumasi, yaitu penggalian mayat kembali, setelah kalau gak salah 9 hari dilakukan ekshumasi. Setelah di sana barulah ahli daripada forensik ini mengatakan adanya kematian yang tidak wajar.
Jadi ada beberapa orang yang mengatakan fakta orang ahli forensik dan sebagainya mengatakan, kenapa dia tidak mengatakan itu karena pembunuhan. Memang seorang dokter forensik tuh tidak boleh, hanya dua mati dengan wajar atau mati tidak wajar. Nah, mati tidak wajar ini menjadi petunjuk sesuai dengan pasal 184 ayat (1) itu, bagi penyidik untuk melihat, kenapa dia tidak wajar dikumpulkanlah cerita-cerita, dikumpulkanlah keterangan saksi, dikumpulkanlah bukti-bukti analisis dan sebagainya, sampai dengan rekonstruksi, sampai bisa disimpulkan, betul itu merupakan pembunuhan.
Jadi kasus ini yang mengungkap itu adalah dari kecurigaan, karena melihat secara naluri seorang reserse kok anak saya mati, helmnya tidak rusak. Kemudian mati, motornya juga katanya tabrak lari, tapi motornya tidak rusak. Sehingga di sana ditemukanlah ternyata anak ini tengkoraknya, menurut keterangan dari autopsi, ya tengkoraknya itu pecah.
Kemudian di belakang ini patah semua badan, kemudian ada sayatan. Nah, yang digunakan oleh mohon maaf mungkin, ya, salah satu novum surat keterangan daripada seorang dokter di Rumah Sakit Umum Gunung Jati Itu adalah surat keterangan pertama pada saat dilaporkan yang bersangkutan itu tabrak lari.
Pada saat diduga terjadi pembunuhan, barulah dilakukan autopsi, setelah ekshumasi, di mana tadi saya katakan yang dikatakan sperma itu sudah rusak sudah tidak bisa lagi dianalisis lagi.
Dan saya sudah bicara langsung dengan dokter forensik yang saat ini sebagai kepala di Rumah Sakit Polri, yang melakukan autopsi dan saya cari pembanding kepada ada namanya Ibu Dokter Harsi, brigjen. Saya bicara, Bu, kalau ini bagaimana jadi dari keterangan beliau itu di dalam frame saya sebagai mantan reserse oh pantas tidak dikenakan kasus perkosaan, oh pantas sperma itu tidak bisa ditindaklanjuti.
Nah, kalau sudah rusak bagaimana mau ditindaklanjuti. Nah, jadi hanya sekarang Untuk bagaimana ada dikenakan dakwaan bahwa yang bersangkutan itu atau mereka itu kelompok itu melakukan 340. Kan harus ada cerita yang kemudian oleh penyidik dibuat dalam satu berita acara, yang kemudian disimpulkan oleh jaksa memang betul terjadi, apa namanya 340, ya, yaitu pembunuhan berencana.
Hakim pun rupanya setelah mendengarkan itu dan memeriksa ada 20-an saksi lebih yakin bahwa betul terjadi pembunuhan berencana sehingga memutuskan hukuman maksimal. Sekarang secara logika seorang Rudiana apa mungkin dia bisa mempengaruhi kejaksaan, apa mungkin dia bisa mempengaruhi polda.
Partisun, Jangan Cuma Asal Bapak Senang, Gubernur Al Haris Kelola Potensi Alam Jambi |
![]() |
---|
Pohon Karet Tumbang untuk Cabai, Ketika Program Nasional Bertabrakan dengan Nasib Petani di Jambi |
![]() |
---|
Musyawarah Tak Mufakat, Petani Sungai Gelam Jambi Tuntut Ganti Rugi Karet Usai Lahan Dieksekusi |
![]() |
---|
Sandiwara Kopi Sianida Botolan yang Terbongkar, Kapolsek Jelutung Paparkan Drama, Seri II |
![]() |
---|
Kisah Iptu Khairil Umam Ajak Pembunuh Kopi Sianida Ngobrol, Akhirnya Jam 2 Pagi Ngaku, Seri I |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.