Berita Jambi

Pasar Kopi Jambi Naik, Prioritaskan Pasok Dalam Negeri, Segini Angkanya

Pasar kopi di Provinsi Jambi mengalami peningkatan signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Darwin Sijabat
Istimewa
ILUSTRASI - Pasar kopi di Provinsi Jambi mengalami peningkatan signifikan dalam tiga tahun terakhir. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pasar kopi di Provinsi Jambi mengalami peningkatan signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Agusrizal, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi mengatakan peningkatan itu baik kopi Liberica, Robusta, maupun Arabica menunjukkan tren positif ini.

“Ternyata pasarnya lebih banyak diserap di dalam negeri daripada ke luar negeri. Jadi lebih mahal di dalam negeri,” ujar Agusrizal kepada Tribun Jambi.

Menurutnya, peningkatan ini disebabkan oleh semakin banyaknya kafe dan kedai kopi di Indonesia.

Kata dia, Provinsi Jambi sendiri, permintaan pasokan kopi lokal juga terus meningkat.

“Sehingga mau ekspor itu sudah tidak terpenuhi, banyak,” jelas Agusrizal.

Dari tiga jenis kopi yang ada di Provinsi Jambi, kopi Robusta yang dipasok cukup tinggi.

Baca juga: Kopi Jambi Belum Penuhi Kebutuhan Pasar dari Luas Kebun Sekitar 21.000 Hektar

Baca juga: Viral Jualan Kopi dengan Mobil Civic Turbo, Harga Minuman Mulai Rp3000

Alasannya adalah kandungan kafein yang lebih tinggi dibanding dua jenis lainnya.

Sementara pasokan kopi Arabica cenderung diekspor ke negara Eropa, Amerika, dan Australia.

Sedangkan jenis Liberica dikirim ke Malaysia dan Singapura. Semua pengiriman tersebut tergantung pada permintaan pasar dan selera masyarakat setempat.

Sebelumnya, Sekitar 21.000 hektar perkebunan kopi yang ada di Provinsi Jambi belum mampu memenuhi tingginya kebutuhan pasar saat ini.

Agusrizal, Kepala Dinas Koperinda Provinsi Jambi juga menyebutkan seluruh kopi yang dihasilkan di Jambi semakin diminati pasar ekspor maupun dalam negeri.

Dari seluruh luas perkebunan tersebut, dapat dipanen sekitar 21 ribu ton setiap tahunnya. “21 ribu ton itu per tahun. Tapi permintaan pasar tinggi.

Ditambah Brazil kemarin itu gagal panen, itu yang buat ekspor naik,” ucapnya.

Pengiriman kopi dari Provinsi Jambi dilakukan melalui pelabuhan di Sumatra Barat, Lampung, Medan, Talang Duku, dan lainnya.

Baca juga: Viral Pemilik Kedai Kopi Curhat Usahanya Bangkrut Karena Oknum Mahasiswa Nongkrong Tapi Tidak Beli

“Ada juga yang sampai gabung di Bali. Karena satu kontainer itu kebutuhannya sampai 20 ton. Sementara kelompok-kelompok ada yang tidak sampai 20 ton, sehingga mereka bergabung dengan eksportir lain,” tutur Agusrizal.

Pengiriman dilakukan tergantung pada ketersediaan dan kecepatan kapal.

Pelayanan pengeksporan yang cepat sangat dibutuhkan. Namun, pengiriman lewat laut bisa memakan waktu sebulan bahkan lebih.

Jadi apabila di Pelabuhan Talang Duku atau lainnya milik Provinsi Jambi memakan waktu untuk mengantre terlebih dahulu, pengekspor memilih pelabuhan lain. (Tribunjambi.com/ Rara Khushshoh Azzahro)

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Kopi Jambi Belum Penuhi Kebutuhan Pasar dari Luas Kebun Sekitar 21.000 Hektar

Baca juga: Densus 88 Datangi 2 OPD di Muaro Jambi, 2 ASN Diduga Terafliasi Masuk Organisasi Terlarang

Baca juga: Selasa Wage dan Mundurnya Gibran Rakabuming Raka Sebagai Wali Kota Surakarta

Baca juga: TPS Liar di Kota Jambi Tersisa 44 Persen, Ada di Setiap Kecamatan, Pemkot Sediakan 265 Titik

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved