Perangkat Desa Telantar di Jakarta
Kronologi Perangkat Desa Tebo Jambi Telantar di Bandara Jakarta, 4 Hari di Lombok Telan Biaya Rp 3 M
Kronologi ratusan perangkat desa dari Tebo, Jambi, terlantar di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, sempat ada kekecewaan dari sejumlah pihak sebelum bern
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kronologi ratusan perangkat desa dari Tebo, Jambi, terlantar di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, sempat ada kekecewaan dari sejumlah pihak sebelum bernagkat.
Insiden perangkat desa Tebo terlantar di bandara Jakarta terjadi pada Jumat (5/7/2024) malam.
Dari video yang beredar, perangkat desa itu tak mendapat kepastian keberangkatan pesawat ke Jambi.
Bahkan perangkat desa sempat terlibat adu mulut dengan petugas bandara.
Dari sebuah video terlihat beberapa perangkat cekcok dengan petugas karena tak ada kepastian pesawat.
Mereka tiba di Jakarta seusai mengikuti kegiatan bimtek dan studi tiru di Lombok.
Kegiatan perangkat desa ini kerjasama dengan pihak ketiga yaitu Yayasan Sinergi Studi Nasional (SSN).
Baca juga: Kata Kadis PMD Soal Kabar Perangkat Desa Tebo Telantar di Jakarta Hendak Balik ke Jambi dari Lombok
Baca juga: Bocah Laki-laki di Cisauk Dilecehkan Sesama Jenis, Korban 12 Orang
"Naik, naik, naik," ucap seseorang dalam video.
Aksi para perangkat desa ini yang memaksa masuk ke dalam gate pesawat dihadang petugas sambil memberikan penjelasan.
Menurut Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Tebo, Abdul Malik sebut para perangkat desa bukan terlantar, melainkan pesawat keberangkatan delay.
"Pesawat delay," kata Malik.
Dilihat dari tiket pesawat, para perangkat desa seharusnya berangkat dari Jakarta menuju Jambi pukul 16:30 WIB memakai maskapai super air jet. Tetapi hingga pukul 20:13 WIB ini, mereka masih berada di bandara.
Tak Semua Perangkat Desa Berangkat
Keberangkatan perangkat desa yang terdiri dari kepala desa, sekretaris hingga anggota BPD di Tebo ke lombok untuk studi tiru diinisiasi Yayasa Sinergi Studi Nasional (SSN).
Dari data yang didapat Tribun, SSN memungut biaya dari setiap peserta sebesar Rp10,5 juta, terdiri dari biaya akomodasi transportasi per peserta Rp5.5 juta dan biaya bimtek dan studi tiru Rp5 juta.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.