WAWANCARA EKSKLUSIF

Prabowo Tanda Tangan Rekomendasi Menit Kelima, Ahmad Ali, Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Seri II

Ahmad Ali mengaku terkesan, sebab Prabowo Subianto justru memberikan rekomendasi kepada seseorang untuk maju pilgub kepadanya.

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali (kiri), melakukan sesi wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kanan), di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (27/6). 

Sekali lagi di tahun 2020, saya tuh tidak jadi gubernur, tidak maju karena tidak diizinkan oleh beliau. Masih

dibutuhkan oleh pantai. Nah, hari ini 10 tahun saya mengambil di Jakarta.

Kalaulah kemudian Sulawesi Tengah itu menjadi lebih baik, jadi saya akan menguburkan mimpi saya untuk menjadi gubernur. Saya lebih nyaman berada di Jakarta. Tapi faktanya sampai hari ini, Sulawesi Tengah itu ternyata tidak jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya sampai hari ini.

Sehingga kemudian saya berkesimpulan bahwa saya harus kembali. Bangun negeri itu.

Ini yang pertanyaan kedua tadi belum dijawab. Apa perlu gak, abang ketemu sama Pak Jokowi?

Pak Jokowi, hari ini dia bukan ketua umum partai. Tidak ada konteksnya.

Tidak ada konteksnya? Kalau saya ketemu Pak Jokowi, haruslah saya lewat mekanisme izin Pak Surya Paloh.

Meskipun abang meyakini beliau masih punya pengaruh kan?

Sebagai presiden pasti punya pengaruh. Itu pasti. Tapi apakah kemudian kita mau minta Pak Jokowi menggunakan kekuasaan itu untuk kepentingan diri saya, Kita akan meminta Pak Jokowi untuk tetap seperti gaya seperti kemarin.

Jangan kita recoki.

Jangan kemudian kita menjadi bagian orang yang membuat masalah buat Pak Jokowi. Saya secara restu pasti mengharapkan itu. Mencari akan, Semua pihak pasti mengharapkan restu dari Pak Jokowi sebagai presiden.

Karena kenapa? Apa pun gubernur nanti yang akan terpilih, dia menjadi bagian daripada pemerintah provinsi, pemerintah pusat. Dia perpenjangan tangan pemerintah pusat. Sehingga hubungan harmonis antara gubernur dan pusat itu sangat diharapkan.

Karena daerah itu tidak akan terbangun. Tidak akan maju tanpa ada dukungan dari pemerintah pusat. Apalagi, Sulawesi Tengah.

Sulawesi Tengah itu adalah pintu gerbang. Nah kenapa? Sulawesi Tengah itu harus berkontribusi nyata, besar, untuk IKN sendiri. Nah ini yang kemudian yang konsen yang harus dilakukan.

Bang, banyak orang berpendapat bahwa politik di negeri ini mahal lah. Kontestasi di negeri ini mahal. Apakah abang setuju gak?

Tergantung.

Maksudnya gimana, tergantung?

Begini, belajar dari Pilpres 2024. Dalam beberapa kesempatan, mungkin termasuk Kompas, saya pernah katakan bahwa Aniesitu terasa terpolitik. Kita belajar dari situ ya.

Terlepas dari Anies menang dan kalah. Tapi Anies mampu merubah politik mobilisasi ke politik partisipasi. Nah artinya apa, tergantung siapa figurnya yang akan didorong untuk maju.

Kalau figurnya itu menjadi harapan masyarakat, biaya politik itu akan kita bisa minimalisir. Saya, contoh di Sulawesi Tengah. Saya dua kali jadi anggota DPR.

Orang semua di Sulawesi Tengah itu tahu saya secara ekonomi mapan. Tapi Alhamdulillah, satu ampun demi Allah, satu empun amplop saya bagi-bagi untuk menjadi anggota DPR, itu saya tidak lakukan. Dan saya menjadi suara terbanyak.

Jadi amplop nggak ada? Nggak ada. Tapi bahwa ada ongkos sosial, apa yang saya lakukan? Di setiap kali reses saya turun. Dan saya mungkin salah satunya anggota DPR, di tengah kerumunan ribuan orang, saya berani berteriak.

Hai, masyarakat Sulawesi Tengah. Masih adakah jaji politik saya yang belum saya tunaikan di sini? Oh. Kalau masih ada, tolong ingatkan saya.

Karena kenapa, Saya melihat politik itu sebagai ladang pengabdian. Nah maka kemudian ketika dia menjadi ladang pengabdian, maka harus dijaga nilai yang ada di situ. Politik itu bagi saya bukan mata pencarian.

Makanya saya katakan kemarin ketika periode kedua saya menjadi anggota DPR, 6 bulan, zaman 1 tahun sebelumnya, saya sudah umumkan bahwa saya tidak akan lagi maju di periode ketiga. Karena kenapa? Saya mau ingin regenerasi politik.

Kalau saya maju kembali menjadi anggota DPR, saya terpilih lagi di Sulawesi Tengah.

Terus kapan yang lain bisa muncul? Kapan akan ada pengabdi-pengabdi terbaik? Karena ada politik Sulawesi Tengah yang akan muncul menggantikan regenerasi. Sehingga terjadi regenerasi politik. Artinya dengan begitu akan ada pikiran-pikiran segar baru, akan ada pengabdi, akan ada orang yang membawa aspirasi terbaik yang dimiliki Sulawesi Tengah.

Tapi kalau kemudian politik itu, DPR itu dianggap sebagai mata pencaharian, tidak akan pernah terjadi regenerasi politik. Ketika DPR itu dianggap sebagai satu zona nyaman, tidak akan terjadi. Saya maju kemarin di DKI itu adalah kewajiban terhadap partai.

Kalau saya memang maju ingin menjadi anggota DPR, saya maju di Sulawesi Tengah.

Satu di antara masalah yang dihadapi para kepala daerah itu adalah masalah korupsi, hingga 300 sekian kepala daerah harus berurusan dengan lembaga yang namanya komisi pemberantasan korupsi. Dan tadi abang juga diberi pesan khusus sama Pak Prabowo, jangan makan uang negara bukan hanya abang, tapi juga orang-orang yang nanti akan abang pimpin. Gimana itu, Bang?

Saya harus bilang saya tidak akan pernah berpihak jadi gubernur kalau saya belum selesai dengan diri saya.

Jadi cara pandang saya melihat gubernur itu adalah pengabdian, harus selesai dengan diri, sebagai manusia dalam manusia bermanfaat untuk orang lain. Alhamdulillah di umur saya 55 tahun Allah cukupkan rezeki buat saya dan keluarga sehingga saat ini waktunya untuk mengabdi terhadap masyarakat.

Memang menjadi problem kita selama ini, kita terlalu gampang terbuai dengan janji manis dari para politisi. tanpa kemudian kita realistis melihat apakah yang dia katakan itu benar apa enggak. karena tanggung jawab sosial jabatan itu terlalu tinggi.

Di sisi lain salary yang didapatkan untuk jabatan itu tidak sebesar tanggung jawab sosialnya. nah godaannya sangat besar maka kemudian saya tidak ingin men-judge yang lainnya, tapi saya bilang sama diri saya kalau secara ekonomi saya belum selesai, keluarga saya tidak selesai, saya tidak akan pernah berpihak untuk menjadi gubernur, terlalu tinggi risikonya.

Tapi alhamdulillah hari ini saya selesai dengan diri saya, sehingga ingin dengan saya untuk kemudian memiliki pengabdian terbaik kepada masyarakat Sulawesi Tengah.

Karena kesejahteraan itu tidak akan pernah lahir tanpa ada pemimpin yang membimbing rakyat.

Bang, ini pertanyaan pamungkas buat Abang. Nah, kalau Abang kemudian mendapatkan amanah masalahnya Abang selesai bagaimana menjaga agar sanak, keluarga, family, Abang tidak cawe-cawe?

Saya lima orang bersaudara, semua pengusaha. tidak ada satu yang bungsu menjadi pegawai negeri dokter dan yang terlibat di politik itu saya sendiri, keluarga saya adik satu masih DPR, tapi sebelum masuk DPR insyaAllah selesai dengan dirinya.

Saya kebetulan, ayah saya chinese, saya dididik kami dididik jadi ayah pengusaha dan berdidik anak-anaknya menjadi pengusaha.

Kedua, bagi saya pemimpin itu tidak boleh dipengaruhi oleh siapapun, pemimpin itu Gubernur hanya satu, kalau saya terpilih jadi gubernur hanya Ahmad Ali yang gubernur, keluarganya Ahmad Ali, bukan gubernur. Tidak boleh didengar oleh OPD lain.

Tidak kan kamu bisa dapatkan posisi tertentu yang penting di institusi itu, kalau mengharapkan orang dalam, gak mungkin. saya orang yang sangat tegas untuk itu. Insya Allah saya akan menjaga itu, insyaAllah saya tidak akan mempermalukan keluarga saya dengan hal itu.

Bang, kami minta apa memberikan closing statement kepada pemirsa kita, pada pembaca kita silakan, Bang?

Jangan pernah beri maaf kepada politisi busuk. Politisi busuk, ketika dia diberikan maaf, dia diberikan kesempatan atas kebohongannya, maka dia akan mengulangi kebohongan berikutnya. Sehingga lama kelamaan bohong itu menjadi nikmat buat mereka. jadi ayo kita sama-sama lawan politisi busuk. (tribun network/yuda)

Baca juga: Saya Ingin Mewakafkan Diri di Sulawesi Tengah, Ahmad Ali, Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Seri I

Baca juga: Menebak Arah Partai Demokrat di Pilgub Jambi 2024

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved