Masa Kecil Presiden Soeharto, Benarkah Anak Ningrat Dititipkan ke Orang Biasa?

Misteri masa kecil Soeharto, Presiden Kedua RI, dipercaya sebagai anak ningrat yang dititipkan ke orang biasa, benarkah?

Editor: Suci Rahayu PK
Tribun Timur
Tommy Mandala Putra, anak kelima Soeharto (Kiri) bersama Soeharto dan Ibu Tien 

Tidak adanya dokumentasi resmi dan aspek-aspek tertentu dari kehidupan awal Soeharto yang tidak sesuai dengan kehidupan seorang petani Jawa.

Seperti misalnya, Soeharto menerima pendidikan sejak usia dini, telah menimbulkan beberapa rumor bahwa Soeharto adalah anak haram dari seorang kaya.

Rumor yang termasuk anak bangsawan Yogyakarta atau saudagar Tionghoa Indonesia yang kaya.

Menurut penulis biografi Soeharto, Robert E. Elson, percaya bahwa rumor semacam itu tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan, mengingat banyak informasi yang diberikan Suharto tentang asal usulnya diwarnai dengan makna politik.

Baca juga: Kronologi Viral Ibu Muda di Banten Cabuli Anak Balitanya, Dapat Order dari FB Dijanjikan Rp 15 Juta

Baca juga: Pria di Tanjab Barat Jambi Setubuhi 3 Anak Kandung, Ancam Bunuh Istri Jika Anak Bicara

Seperti dicatat oleh Elson (2001) dan yang lainnya, pola asuh Soeharto berbeda dengan tokoh Nasionalis terkemuka di Indonesia seperti Soekarno.

Karena ia diyakini tidak begitu tertarik pada anti-kolonialisme, atau permasalahan politik di luar lingkungan terdekatnya.

Berbeda dengan Soekarno, ia juga buta huruf dalam bahasa Belanda atau bahasa-bahasa Eropa lainnya.

Namun, dia akan belajar bahasa Belanda setelah dilantik menjadi militer Belanda pada tahun 1940.

Pernah Jadi Pegawai Bank

Setelah lulus SMA, Soeharto bekerja sebagai pegawai bank, kemudian bergabung dengan tentara kolonial Belanda.

Namun, setelah penaklukkan Jepang tahun 1942, Soeharto masuk ke korps pertahanan rumah yang berada di bawah naungan Jepang.

Kemudian menerima pelatihan untuk menjadi seorang perwira.

Usai menyerahnya Jepang, pada tahun 1945, ia bertempur sebagai prajurit Indonesia bergerilya untuk mencari kemerdekaan dari Belanda.

Usai kemerdekaan Indonesia Belanda terus melakukan serangan untuk merebut kembali Indonesia dalam agresi militer yang dilancarkan Belanda dibantu Sekutu.

Tahun 1950, Soeharto menonjol menjadi komandan batalyon di Jawa Tengah dan menjadi letnan kolonel.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved