WAWANCARA EKSKLUSIF

Ditawari Jadi Gubernur dan Menteri, Ridwan Kamil Bilang Ingin Balik Kampung Halaman, Seri II

Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, mengatakan kepuasan rakyat Jawa Barat sangat tinggi di periode pertama. Ada banyak pula warga Jakarta yang ingin

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
KARIER POLITIK - Kurator Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang juga mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (kiri), bersama News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat (tengah) dan Host Tribun Network Geok Mengwan (kanan) di kantor Tribun Network, Jakarta, Selasa (28/5). 

Berasnya dipakai zaman Covid.

Nggak, ini zaman saya. Kalau nggak ada Covid sudah jadi aspal. Tapi kan di momen itu makan aspal, kalau makan beras.

Beras. Kira-kira gitu, ya.

Tapi nggak semua orang paham kayaknya, oh Anda mau janji.

Makanya jadi pemimpin polisi nggak boleh bapak. Harus siap disusunin. Kalau Pak Jokowi ya, berapa ribu konten haters Youtuber.

Kalau Pak Jokowi baperan, gimana ramai.

Mending ya sudah terima, diam saja, pasrah aja.

Mending kerja jalan terus.

Pemimpin ini tuh memang makin banyak cobaan sih?

Persis, kata pepatahnya kan, makin tinggi pohon, anginnya kan makin kencang.

Tapi kalau saya tanya, kata hatinya Pak Emil, lebih srek ke mana?

Kalau kata hatinya, tetap ke kampung halaman.

Terus kalau bisa, saya tanya lagi kata hati, lebih kalau dipinang oleh Pak Prabowo misalnya untuk masuk di kabinet?

Pilihan yang tidak mudah. Tapi, saya harus kalau gini ya, dalam hidup itu kan saya selalu ambil keputusan, ya, dua-dua bagus nih.

Saya selalu matematis.

Saya hitung plusnya, oh banyak di sini.

Saya hitung minusnya. Ini saya scoring ya.

Yang skornya paling tinggi, artinya plusnya banyak, minus dikit, saya pilih.

Nah, yang menteri versus gubernur, belum saya scoring.

Tapi kan tawaran menteri ada. DKI survei lumayan. Jadi sekarang saya di kategorinya pusing banyak pilihan, dikasih pilihan tiga.

Berarti keputusannya nanti, bulan Juli ya?

Ya. Juli kita wawancara lagi.

Kang Emil, mana yang paling mempengaruhi keputusan penting selain istri dan keluarga?

Ketenangan batin. Saya, kan sudah saya bilang tadi, ngapain saya pindah-pindah jauh kalau ternyata batin tidak tenang.

Saya itu sudah ingin nyampe tidur.

Saya kan sudah 10 tahun mengabdi pada masyarakat. Makanya sekarang ada break setahun ya.

September berhenti, November pemilihan lagi setahun lebih kan.

Saya senang banget, saya traveling, saya bangun kopi Jabarano saya, saya punya produk lelaki skincare, macam-macam kan.

Seru gitu.

Kalau dulu makan tiap hari jadi komplain.

Tapi intinya itulah situasi hari ini. Saya sebagai kurator IKN jalan terus. Itu bela negara, tugas negara sangat penting.

Ngurus bisnis, mumpung lagi lowongan sambil persiapan menuju Juli, Agustus sampai nanti pemilihan.

Saya orangnya multitasking.

Semuanya saya urusin.

Bisa lo semuanya berhasil.

Berarti nanti pas sudah menjabat, bisnis masih tetap jalan, ya?

Yang nggak boleh itu pejabat jadi direktur atau komisaris, itu nggak boleh.

Atau mempromosikan.

Tapi kalau pejabat punya bisnis yang tidak conflict of interest, itu nggak masalah.

Kalau conflict of interest itu pejabat punya bisnis kontraktor pemda. (tribun network/reynas abdila)

Baca juga: Ridwan Kamil Blak-blakan Soal Kemenangan Pasangan 02 dan Investor IKN Nusantara, Seri I

Baca juga: Konstelasi Parpol di DPRD Kota Jambi Geser, Bandingkan Kursi 2024-2029 dengan 2014 s/d 2024

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved