WAWANCARA EKSKLUSIF

Paparkan Soal Prajurit di Daerah Konflik, Pangkostrad, Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, Seri I

Jadi, saling melindungi. Kadang-kadang, misalnya di hutan itu, nah kita berdua, saya tidur sama prada,” ungkapnya.

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
PangKostrad, Letnan Jenderal TNI Muhammad Saleh Mustafa, saat diwawancarai Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di Markas Besar Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13/5). 

Mungkin kalau dia, ya, bilang lah, tentara wis kerjanya ini. Wis tentara kan manusia juga mas. Dia meninggalkan keluarganya, meninggalkan semua-semuanya.

Mungkin ada temannya yang korban. Tapi di situ dia tidak boleh menyerah. Dia harus berjalan terus. Karena apa yang dia lakukan itu dia yakini bahwa itu adalah pengatian terbaik bagi bangsa-bangsa. Itu adalah pilihan. Yang ingin jadi tentara, ya memang berkorban, pantang menyerah.

Dan, sering saya katakan, willing sacrifice, never surrender, do the best. Nah, do the best itu bagian dari militan. Do the best tuh, ya, militan, ya. Lalu penjagaan karya tentu saja, ya. Ya, itu adalah bagian tugas dan wajiban kita sebagai petarung.

Pak, Kostrad ikut dalam tiga program unggulan dalam menjaga pemerintah dan masyarakat di antaranya TNI, manunggal air, pelestarian hutan, dan seterusnya bakti sosial. Pak Panglima, bisa dijelaskan apa program-program ini sebenarnya?

Jadi, sebenarnya saya akan melanjutkan, ya, program-program ini dari para panglima-panglima sebelumnya. Memang karena salah satu filosofi yang tidak bisa kita lupakan bahwa sejatinya prajurit TNI Angkatan Darat atau prajurit TNI lah yang berasal dari rakyat.

Oleh karena itu, kedekatan TNI dan rakyat itu juga harus tetap kita pertahankan, kita jaga. Nah, melalui kegiatan sosial inilah, selain dia punya tugas di bidang militer, ketika dia di basis, atau di home base, kewajiban dialah untuk bersama-sama dengan masyarakat, menyelesaikan persoalan-persoalan militer masyarakat. Salah satunya, kita ada program air bersih.

Sampai dengan saat ini, Kostrad khususnya, kalau Angkatan Darat mungkin target itu sampai dengan seribu ya.

Mungkin ada tahun ini kita mau seribu sampai dua ribu. Kalau Kostrad sendiri udah sembilan ratus, sembilan ratus titik air yang dari Sabang sampai Malauke, dari mulanya KSAD Pak Maruli sampai dengan saya melanjutkan, kita sudah kemudian kegiatan ketangan pangan, saya sampaikan juga ke diskusi dengan beliau, air itu sumber kehidupan.

Nah, sumber kehidupan ini, kalau orang sudah hidup, orang kan butuh tenaga. Terus mangan lah. Kebetulan program pemerintahan dengan ketahanan pangan ini kan menjadi prioritas juga bagi kita, sehingga kita mendapat fasilitas dari beberapa BUMN, khususnya dari penduduk tani, kemudian dari pertumbuhan, kita dapat tanah, kita kelola bersama masyarakat.

Alhamdulillah, kita sudah beberapa sektor bisa di Sukabumi kita ada. Ada ketangan pangan kosrat, kemudian di Subang juga.

Di Subang juga ketahanan pangan?

Ketahanan pangan, tengah sawah, kemudian ada juga buah-buahan. Kurang lebih hampir sekitar 4.000 sampai 5.000 hektare.

Pak, kalau boleh dijelaskan, di antara ketahanan pangan itu yang dikelola Kostrad itu yang bisa jadi percontohan di mana?

Nanti di Ciemas (Sukabumi). Kemarin Pak KSAD sudah mengundang teman-teman wartawan kita tanggal 4 Juni nanti kita ada panen raya. Juni nanti kita ada panen, nanti mungkin TribunNews bisa ikut, saya rasa sudah pernah ikut. Kita kurang lebih ada panen kurang lebih sekitar 200 hektare jagung dan 300 hektare singkong.

Oh itu nanti panen raya, ya? Itu yang dikelola Kostrad tadi?

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved