Anak Ponpes di Tebo Meninggal

Kemenag dan Pemerintah Diminta Turun Tangan Ambil Langkah Tegas Soal Kasus Santri di Tebo Jambi

Pemerintah dan Kementerian Agama diminta untuk mengambil langkah tegas terhadap kasus kematian santri di Tebo, Provinsi Jambi.

Penulis: A Musawira | Editor: Darwin Sijabat
Ist
Ilustrasi- Pemerintah dan Kementerian Agama diminta untuk mengambil langkah tegas terhadap kasus kematian santri di Tebo, Provinsi Jambi. 

Kasus santri di Tebo Jambi meninggal.

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pemerintah dan Kementerian Agama diminta untuk mengambil langkah tegas terhadap kasus kematian santri di Tebo, Provinsi Jambi.

Santri yang meninggal dengan penuh kejanggalan tersebut di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidin Desa Tirta Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang.

Terkait kasus tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, Fadli Sudria pun angkat bicara.

Dia meminta Kemenag Provinsi Jambi dan Pemprov Jambi mengambil langkah tegas atas kematian AH (13).

Sebagai alumni pondok pesantren, Fadli Sudria tak menginginkan adanya peristiwa tersebu.

Sebab menurutnya, peristiwa itu akan berefek terhadap orang tua untuk memasukan anaknya ke Pondok Pesantren.

Kata dia, orang tua akan memiliki rasa takut jika ingin menyekolahkan anaknya di Ponpes.

“Sudah seharusnya pemerintah turun tangan untuk mengeluarkan surat edaran terkait dengan antisipasi bullying serta kekerasan yang ada di Pesantren,” katanya pada Selasa (19/3/2024). 

Baca juga: Kematian Santri di Jambi Tak Wajar, Hotman Paris Sebut Ada Kesengajaan: Tulang Kok Bisa Patah?

Baca juga: Tim Hotman 911 Minta Tujuh Poin ke Kapolres, Kasus Kematian Santri di Kabupaten Tebo

Kata dia, peristiwa itu akan menjadi momok di tengah masyarakat.

Jika permasalahan serupa terjadi di satu atau dua pesantren maka akan berimbas ke semua pesantren.

“Ini sangat aib bagi kita ketika ini terjadi, nah inilah perlu peran pemerintah dalam memberikan teguran keras atau pun surat edaran. Di mana-mana boarding school itu ada,” ujarnya.

Fadli meminta, perlu adanya pengawasan yang dilakukan secara rutinitas oleh Kemenag, pemerintah dan unsur lainnya.

Sebab, saat ini kebebasan dalam bersosial media membuat para orang tua menyekolahkan anak-anaknya ke pondok pesantren.

“Tapi kalau masyarakat atau pun orang tua yang takut menyekolahkan anaknya karena bullying di pesantren juga tidak bagus bagi kita. Pengawasan yang juga ada di pesantren harus diperkuat dan diperketat,” pungkasnya. (Tribunjambi.com/A Musawira)

Hotman Paris: Ada Kesengajaan

Kabar meninggalnya seorang santri di Pondol Pesantren Raudatul Mujawidin unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi hingga kini ramai jadi sorotan.

Pengacara Hotman Paris turut berduka atas meninggalnya santri bernama Airul Harahap (13) yang diduga tak wajar.

Baca juga: Kecurigaan Hotman Paris Terkait Kematian Santri di Ponpes Tebo: Ada Oknum yang Menyalurkan Listrik

Diketahui sudah 4 bulan sejak jasad korban di temukan di asrama ponper, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini.

Melihat situasi ini, Hotman Paris memberikan bantuan hukum melalui timnya untuk mengungkapkan kasus tersebut.

Menurut Hotman Paris, keterangan dokter klinik yang menyebut korban tewas tersetrum listrik janggal.

"Jadi, dibilang kan meninggal karena sengatan listrik kemarin saya sudah bicara pada dokternya.”

“Dokter yang melalukan autopsi mengatakan ada patah di tulang rusuk, bagian tengkorak pecah jadi pertanyaan apakah kalau tersengat listrik tulang kau patah?" ungkap Hotman, Selasa (19/3/2024).

Hotman Paris menilai ada oknum yang sengaja menyetrumkan listrik ke jasad korban agar terlihat tewas karena sengatan listrik.

Berdasarkan hasil autopsi, korban tewas karena batang tengkorak leher yang patah diduga akibat penganiayaan.

“Ini saya bacakan ya dokter yang melakukan autopsi di Jambi.

Ditemukan luka akibat kekerasan berupa memar di atas mata kiri, terdapat resapan darah tengkorak di sebelah kanan, batang tengkorak kepala belakang patah dan terdapat resapan darah, juga retak di telinga kanan terdapat juga resapan darah di dagu dan tulang rahang bawah patah," bebernya.

Sejumlah kejanggalan

Kuasa hukum korban, Refki Septino menilai, ada sejumlah kejanggalan dalam kasus ini.

Baca juga: Tim Kuasa Hukum Hotman 911: Banyak Kejanggalan Kematian Santri di Tebo Jambi, Kenapa Sulit Diungkap?

Awalnya, korban dinyatakan pihak ponpes meninggal akibat tersetrum listrik. Namun, berdasarkan hasil autopsi korban tewas karena patah tulang di sebagian tubuh.

Meski sudah ada 47 saksi yang diperiksa, hingga kini belum ada penetapan tersangka.

"Kenapa peristiwa ini tidak dapat terungkap, ada apa," ungkap Refki.

Selain itu, keterangan dari dokter klinik Rimbo Medical Center yang menyatakan korban tewas tersetrum listrik perlu diselidiki.

"Ini apakah hasil dari pemeriksaan secara medis atau hanya keterangan dari saksi yang mengantarkan korban ke klinik, ini jadi pertanyaan," tutur dia.

"Dari keterangan polisi di media, dokter klinik sudah dimintai keterangan. Ini yang sampai saat ini yang menjadi tanda tanya besar, kenapa peristiwa ini sangat sulit di ungkap," lanjutnya.

Refki juga meminta polisi menyelidiki rekaman CCTV yang menunjukkan korban dalam kondisi sehat saat naik dari lantai dasar menuju lantai atas.

Diketahui, korban meninggal di lantai tiga atau rooftop asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin, pada Selasa 14 November 2023.

"Dalam waktu beberapa menit saja, secara tiba-tiba langsung korban digotong kembali ke lantai dasar. Artinya di atas itu ramai orang, kalau kita lihat dari CCTV yang menyebar," ucapnya.

Ia berharap dengan diterjunkannya tim Asistensi Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jambi, kasus ini dapat segera terungkap.

"Mudah-mudahan dengan turunnya tim asistensi dari Polda Jambi ini bisa terungkap, siapa dari dalang ini semua. Itu yang kita minta, keluarga menanti siapa pelaku dari perbuatan keji ini," pungkasnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Polemik Jersey Baru Timnas Indonesia, dari Desain hingga Bahan tak Menyerap Keringat

Baca juga: Sopir Tangki El Nusa dan Pemilik Gudang Minyak di Batanghari Ditangkap Polisi

Baca juga: Viral Anak Tabung Uang Demi Belikan Ibu Emas, Sang Bapak Syok Terkumpul Rp 16 Juta

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved