Anak Ponpes di Tebo Meninggal
Polda Jambi Usut Meninggalnya Santri di Tebo Jambi
Polda Jambi lakukan sejumlah langkah untuk mengusut kasus meninggalnya santri di di pondok pesantren Raudhatu Mujawwidin, Kabupaten Tebo, Jambi.
Penulis: Rifani Halim | Editor: Darwin Sijabat
Hotman Paris ikut komentari meninggalnya santri di Tebo.
TRBUN JAMBI.COM, JAMBI - Kepolisian Daerah (Polda) Jambi lakukan sejumlah langkah untuk mengusut kasus meninggalnya santri di di pondok pesantren Raudhatu Mujawwidin, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Seperti diketahui bahwa kasus tersebut hangat diperbincangkan publik hingga pengacara kondang Hotman Paris turut mengomentarinya.
Hotman Paris meminta Kapolda Jambi mengusut kasus tersebut.
Menanggapi hal itu, pihak kepolisian mengaku telah melakukan sejumlah langkah untuk mengusut kematian santri AH (13).
Plh Kasubbid Penmas Humas Polda Jambi, Kompol M Amin Nasution menyatakan, perkara meninggalnya santri di kabupaten Tebo itu telah naik ke tahap sidik oleh kepolisian setempat.
"Informasi perkara sudah naik sidik oleh Satreskrim Polres Tebo," kata Amin pada Tribun, Jumat (15/3).
Menurutnya, kasus meninggalnya AH akan di asistensi Direktorat Reserse Kriminal Umum, Polda Jambi.
"Kasus ini akan di Asistensi atau di cek Krimum polda Jambi ke Polres Tebo," ujarnya.
Diberitakan Tribun sebelumnya, Salim Harahap pergi ke Jakarta untuk menemui pengacara kondang Hotman Paris. Dia mengaku telah satu minggu di Jakarta bersama istrinya.
Tujuannya ke Jakarta untuk mencari keadilan atas kematian anak remajanya di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidin Unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Salim mengungkapkan misteri kematian anak laki-lakinya itu hingga kini belum terungkap di Polres Tebo.
Baca juga: Polres Tebo Akui Kesulitan Temukan Bukti pada Kasus Kematian Santri Ponpes Raudhatul Mujawwidin
Baca juga: Begini Tanggapan Polda Jambi Soal Santri Meninggal di Pondok Pesantren Tebo
"Sudah lima bulan, tapi sampai sekarang perkembangannya masih sama dengan beberapa bulan lalu. Belum ada tersangka, sementara hasil autopsi jelas mengatakan kematian anak saya gegara benda tumpul," kata Salim, Kamis (14/3).
Tak puas dengan proses hukum yang kini berjalan di Polres Tebo, Salim berangkat ke Jakarta menemui Hotman Paris.
Warga Desa Muara Kilis ini berharap Hotman Paris dapat membantu untuk memenuhi rasa keadilan bagi keluarganya.
"Sudah ketemu dengan asistennya, besok rencananya ketemu dengan Pak Hotman Paris. Beliau juga sudah siap bantu dan sudah upload di instagramnya terkait kasus ini," ujar Salim.
Sementara itu, Kapolres Tebo AKBP I Wayan Arta Ariawan menjelaskan bahwa kasus itu masih berproses.
"Masih proses penyidikan pak. Lebih detailnya hubungi kasat reskrim ya," kata I Wayan.
Kasat Reskrim Polres Tebo Iptu Yoga Susanto saat dihubungi menjelaskan pihaknya menerapkan pasal penganiayaan terkait kasus ini.
Namun, pihaknya mengakui hingga kini belum menetapkan tersangka karena kekurangan alat bukti. "Alat bukti kita belum cukup," ujarnya.
Terkendala Alat Bukti
Kasus kematian AH, santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidin Unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo masih jadi misteri.
Baca juga: 3 Kejanggalan Kematian Santri di Ponpes Tebo, Hotman Paris Desak Kapolda Jambi Lakukan Autopsi
Pasalnya, lima bulan kasus ini berjalan hingga kini belum ada penetapan tersangka dari kepolisian.
Kasat Reskrim Polres Tebo, Iptu Yoga Susanto mengakui pihaknya masih memiliki kendala dalam mengungkap misteri kematian AH.
"Masih terus berjalan, sekarang masih tahap penyidikan," kata Iptu Yoga, Kamis (15/3/2024).
Dia menerangkan bahwa belum adanya tersangka hingga saat ini karena pihak kepolisian masih kekurangan alat bukti.
Yoga mengatakan hingga kini pihaknya masih mencari petunjuk-petunjuk dalam penetapan tersangka dalam kasus tersebut.
"Masih terus mencari alat bukti. Kita sudah sampaikan ke pihak keluarga pelaksanaannya, termasuk kendala-kendalanya," ungkapnya.
Sementara itu, Salim Harahap selaku orangtua korban berangkat ke Jakarta menemui pengacara kondang Hotman Paris.
Dia mengatakan tujuannya bertemu Hotman Paris untuk memperjuangkan rasa keadilan bagi pihak keluarga.
Di Jakarta dia sudah bertemu dengan para asisten Hotman Paris dan menyatakan siap membantu kasus kematian Airul.
"Ya, beliau siap bantu makanya dia sudah upload ke instagramnya terkait kasus kematian anak saya," ujarnya.
AH ini ditemukan meninggal pada Selasa (14/11/2023) sekira pukul 17:30 WIB di lantai tiga atau rooftop asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin.
Berdasarkan surat keterangan kematian dari Klinik Rimbo Medical Centre disebut akibat tersengat listrik. Namun hasil autopsi yang disampaikan oleh keluarga AH meninggal akibat benda tumpul.
Kemudian, SPDP yang dikirimkan ke Kejaksaan Negeri Tebo, dituliskan pasal 351 tentang penganiayan. Namun belum dicantumkan nama tersangka.
Salim Harahap mengungkapkan sejam sebelum kejadian itu, dirinya dan istri masih berkomunikasi melalui sambungan telepon.
Ia merasa janggal dengan peristiwa itu sebab pihak keluarga tidak dikabari soal kematian anaknya. Selain itu ditemukan bekas luka di bagian bibir, siku tangan dan bagian kaki korban.
Baca juga: Pelaku Penganiayaan Santri di Kediri Mengaku Kesal dengan Korban Karena Kerap Ngadu
Kemudian, pada Senin (20/11) lalu, makam Airul dilakukan pembongkaran dan kemudian diautopsi untuk menyelidiki penyebab kematian.
Autopsi tersebut atas persetujuan pihak keluarga dalam kepentingan pengungkapan kasus ini. Hasilnya diketahui penyebab kematian Airul karena benda tumpul.(Tribun Jambi)
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Sudah Risiko, AC Milan Jumpa AS Roma di Perempat Final Liga Europa
Baca juga: Formasi CPNS dan PPPK Tebo Turun dari Kemenpan RB, Ini Rinciannya
Baca juga: Usulkan 3.000 Formasi ASN, Pemkab Muaro Jambi Tunggu Koreksi Kemenpan RB
Baca juga: Ancaman Titik Rawan Longsor Jalur Merangin-Kerinci Saat Puncak Musim Hujan Kedua di Jambi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.