Pemilu 2024

Hasto Tak Menyangka Jokowi Berubah, Film Dirty Vote Ungkap Gambaran Tekanan ke Ganjar-Mahfud & PDIP

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto tidak menyangka bahwa Joko Widodo atau Jokowi telah berubah.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/Kolase Tribun Jambi
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto tidak menyangka bahwa Joko Widodo atau Jokowi telah berubah. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto tidak menyangka bahwa Joko Widodo atau Jokowi telah berubah.

Sikap itu kata dia terungkap dalam film Dirty Vote yang belakangan ramai diperbincangkan.

Hasto menyebutkan bahwa bahwa film tersebut menyuarakan kebenaran dinamika politik di lapangan.

Menurutnya, film ini merupakan kritik terhadap Presiden dan penyelenggara pemilu dengan harapan agar Pemilu demokratis dan jurdil dapat diwujudkan.

Sebab Film itu kata Hasto, mengungkapkan berbagai kecurangan pada Pemilu.

“Film ini mampu mengungkapkan berbagai kecurangan Pemilu yang dilakukan secara masif, bahkan campur tangan kekuasaan istana sangat kental terasa," kata Hasto kepada wartawan, Senin (12/2/2024).

Diketahui, dari film tersebut nampak kuatnya rekayasa pemilu yang diawali dengan manipulasi hukum di Mahmakah Konstitusi (MK).

Selain itu, keberpihakan penguasa istana terhadap Prabowo-Gibran melalui penunjukkan PJ Kepala daerah yang ditempatkan sebagai hak prerogatif presiden.

Baca juga: Agenda Ganjar Pranowo Selama Masa Tenang Kampanye Pilpres 2024

Baca juga: Potensi PSU, Bawaslu Ingatkan KPU 18 Ribu DPT Belum Rekam E-KTP Tak Bisa Gunakan Hak Pilih

Baca juga: Begini Nasib Pria Viral Terjebak di Atap Rumah yang Terseret Banjir Bandang di Sumbawa

Serta, melupakan proses yang seharusnya demokratis; tekanan terhadap kepala daerah, kepala dinas, kepala desa, hingga kelompok demokrasi oleh oknum TNI/POLRI yang seharusnya bertindak netral hingga penyalahgunaan anggaran negara melalui bansos.

Hasto pun menduga, desain kecurangan Pemilu pendeknya dilakukan dari hulu-hilir.

“Berbagai fakta yang diuangkapkan dalam film Dirty Vote mewakili berbagai tekanan yang dialami Ganjar-Mahfud dan PDI Perjuangan. Dalam pertimbangan akal sehat, nurani, dan moral, kami sungguh tidak menyangka Pak Jokowi sudah berubah seperti itu. Menempatkan kekuasaan di atas segalanya," ungkap Sekretaris TPN ini.

"Berbagai rekayasa kecurangan tersebut sangat merugikan Ganjar-Mahfud," sambungnya.

Politisi asal Yogyakarta ini meyakini bahwa PDI Perjuangan percaya, bahwa Pemilu itu mengandung kesakralan karena suara rakyat adalah suara Tuhan.

“Pemilu secara otomatis akan berjalan damai apabila kecurangan sirna. Karena itulah bagi siapapun yang melakukan manipulasi Pemilu, dan mengerahkan seluruh elemen kekuasaan untuk kecurangan masif, akan berhadapan dengan kekuatan rakyat. Satyam Eva Jayate (Kebenaran Pasti Menang)," pungkas Hasto.

Diketahui, Koalisi Masyarakt Sipil baru saja merilis film dokumenter Dirty Vote. Sutradara Dandhy Laksono mengungkap alasan film ini dirilis dimasa tenang pemilu.

Baca juga: IPW Soroti Kasus Polisi Salah Tangkap di Bogor: Apakah Mereka Bawa Surat Perintah Penangkapan?

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved