Pemilu 2024

Agen Ngaku Sulit Dapat Beras dari Pemasok, Ternyata Ini Penyebabnya Hingga Harga Jadi Mahal

Seorang agen di Toko Sembako di Solo mengaku kesulitan mendapatkan pasokan beras.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Tribunjambi.com/Abdullah Usman
Ilustrasi beras - Seorang agen di Toko Sembako di Solo mengaku kesulitan mendapatkan pasokan beras. 

Kenaikan harga beras diduga karena banyak diborong calon anggota legislatif (caleg) dan kader partai politik untuk keperluan kampanye

TRIBUNJAMBI.COM- Seorang agen di Toko Sembako di Solo mengaku kesulitan mendapatkan pasokan beras.

Agen yang bernama Edo (39) menduga kenaikan harga beras itu karena banyak diborong calon anggota legislatif (caleg) dan kader partai politik untuk keperluan kampanye.

Dia menduga hal itu turut menjadi penyebab langkanya beras di pasaran. 

"Pemilu mungkin ngefek juga dikit. Mungkin, ada caleg-caleg atau kader-kader partai yang membeli beras terlalu banyak untuk bansos dan lainnya akhirnya untuk pedagang kebagiannya cuma sedikit,” kata Edo saat ditemui Kompas.com di tokonya, Jalan Poltangan Raya, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2024). 

Edo sendiri pernah mengalami hal itu. Beberapa waktu terakhir ada beberapa caleg dan kader partai politik yang membeli paketan sembako dengan jumlah besar. 

"Pernah ada, memang ada sih beberapa caleg minta pesanan paket untuk sembako. Ada beberapa, mulai 100 sampai 200 paket,” ujar Edo.

“(Beras) lima kilogram (untuk satu paket). Cuma tempat (agen) lain enggak tahu ya,” ucap dia melanjutkan. 

Baca juga: Erick Thohir Ungkap Penyebab Kenaikan Harga Beras di Indonesia, Bagaimana di Jambi?

Baca juga: Respon Gibran Soal Film Dirty Vote: Makasih Masukannya, Kalau Ada Kecurangan Buktikan, Laporkan

Baca juga: Connie Bakrie dan Rosan Roslani Saling Bantah Soal Ajakan Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

Saat ditanya ada berapa caleg yang datang ke tokonya, Edo tidak mengetahui pasti karena tak menghitung. 

"Saya enggak tahu itu caleg apa, itu juga ada (kader partai politik) yang melalui orang lagi, bukan tangan pertama (yang membeli),” imbuh Edo. 

Hal serupa juga disampaikan seorang agen di Toko Sembako Ery bernama Arif Budiman (38). 

Selain karena para petani di sejumlah daerah gagal panen, Arif memprediksi kenaikan atau kelangkaan beras disebabkan akibat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

"Bisa jadi faktor mau pemilu, memang kebutuhan yang mungkin untuk yang lagi nyalon-nyalon kali ya, mau bikin pembagian sembako, bansos itu kali. Makanya di pasar jadi agak berkurang. Tapi, yang utama sih, faktornya memang banyak yang gagal panen,” ucap Arif. 

Selain beras premium, Arif berkata, harga beras dari Perum Bulog juga cukup mahal. Menurut dia, harga beras bulog nyatanya berbeda dengan harga yang ditetapkan pemerintah. 

“Kalau memang pingin swasembada pangan, ya sekarang kayak gini, kelangkaan beras itu harusnya bisa ditanggung sama pemerintah. Dan pasok beras-beras bulog yang katanya untuk rakyat, ya memang harus tepat sasaran,” ujar Arif. 

"Jangan jadi permainan orang-orang atas, akhirnya ke bawah sama saja, beras tetap mahal. Kenyataannya di lapangan, beras bulog itu juga harganya tetap mahal. Yang katanya Rp 10.900 per kilogram, bisa dicek, kenyataan di lapangan itu kami beli sudah di atas Rp 12.000,” imbuh dia 

Untuk diketahui, harga beras di Pasar Minggu dengan kualitas premium senilai Rp 13.000 – Rp 17.000 per kilogram pada hari ini, Senin (12/2/2024). 

Baca juga: Harga Beras Naik, Ritel Modern Membatas Pembelian 1 Pack Kemasan 5 Kg, Bagaimana di Jambi?

Sebelum adanya kenaikan, harga beras premium di Pasar Minggu senilai Rp 10.000 - Rp 13.000 per kilogram.

Menteri BUMN Erick Thohir Ungkap Penyebab Harga Beras Mahal

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkkan penyebab kenaikan harga beras yang terjadi saat ini di Indonesia.

Erick mengungkapkan bahwa harga beras dan bahan pangan lainnya melambung karena faktor geopolitik.

Sehingga kenaikan tersebut tidak hanya terjadi di Indoneisa saja, melainkan di seluruh dunia.

Untuk mengatasi itu, Erick Thohir mengatakan pemerintah terus hadir memberikan bantuan kepada masyarakat.

"Di seluruh dunia memang harga pangan sedang meningkat. Nah, karena itulah pemerintah terus hadir untuk memberikan bantuan kepada masyarakat," kata Erick Thohir saat meninjau Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).

"Jadi luar biasa pemerintah Indonesia, memang harga beras dan pangan dunia sedang naik, kenapa naiknya karena tentu situasi geopolitik, ada peperangan di beberapa negara dan penjajahan saudara kita di Gaza," tambahnya.

Erick Thohir mengunjungi pasar itu bersama Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi.

Baca juga: Gibran Absen Mediasi Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru, Klaim Sudah yang Menindaklanjuti

Mereka melaksanakan instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta beras cadangan Bulog agar membanjiri pasar-pasar.

Kata Erick, harga pangan dunia naik bukan kali ini saja, namun sudah terjadi selama beberapa tahun terakhir.

Selain faktor geopolitik, harga beras dan pangan juga naik akibat musim tanam dan musim panen.

"Karena siklusnya hari ini, kita lihat juga bagaimana nanti di Maret itu baru produksi padi sangat meningkat, hampir surplus 3,5 juta ton seperti data-data yang disampaikan," ujarnya.

Sambil menunggu musim panen tiba, Ketum PSSI itu menyebut pemerintah berupaya melakukan intervensi dalam menahan gejolak harga yang lebih tinggi.

Salah satunya lewat impor beras dan disalurkan ke masyarakat dalam bentuk beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP).

"Bapak Presiden juga mengecek langsung di beberapa titik, karena itu diambil kebijakan kita gelontorkan lagi 250.000 ton SPHP, supaya keresahan itu tidak terjadi dan kita bisa pastikan stok beras cukup, kita itu ada 1,2 juta ton dan nanti ada masuk lagi 500.000 ton, jadi Insya Allah cukup," tuturnya.

Ia melanjutkan, saat ini masyarakat memiliki sejumlah opsi jenis beras premium dengan harga Rp 69.500 per 5 kg atau Rp 54.500 per 5 kg dengan jenis beras SPHP.

Dengan begitu, Erick menyebut masyarakat bisa melakukan pembelian sesuai dengan kebutuhan dan daya beli.

"Tapi pemerintah memastikan 250.000 ton kita gelontorkan, terima kasih sama direksi Bulog yang hadir hari ini untuk terus menjaga komitmen supaya di pasaran itu cukup," sambungnya.

Ia menuturkan, pemerintah juga terus hadir memberikan beberapa bantuan seperti 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 10 kg.

Erick mengatakan kebijakan tersebut tidak ada di negara lain.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo membantah jika bantuan beras pemerintah menjadi penyebab kelangkaan beras premium di ritel modern.

Ia menegaskan jika bantuan beras pemerintah tidak membebani suplai beras premium.

"Sebenarnya kalau bansos itu enggak ada kaitannya sama harga. Tetapi ini memang negara hadir, bukan bansos saya koreksi ya, bantuan pangan beras pemerintah, itu memang ditiadakan dari tanggal 8 Februari sampai 14 Februari 2024 untuk penghormatan kepada Pemilu yang dijalankan saat ini. Kalau bantuan pangan tidak mempengaruhi itu," kata Arief kepada Tim Liputan Kompas Tv di Kompleks Istana Negara, Senin (12/2/2024).

Arief mengakui, saat ini stok beras untuk konsumsi tengah kekurangan. Sehingga harga beras pun mahal di pasaran.

Namun ia yakin saat masuk musim panen di bulan Maret, stok beras akan melimpah dan harga kembali turun.

"Khusus untuk beras kita berharap Maret 2024 ini produksi kita sesuai dengan BPS itu di atas 34 juta ton. Artinya bulan Maret kita harapkan harga beras bisa turun sedikit," ujarnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Prediksi Skor Almeria vs Athletic Bilbao di La Liga Malam Ini - 03.00 WIB

Baca juga: Polsek Pasar Jambi Segera Limpahkan Berkas Perkara Tersangka Spesialis Pencurian Alfamart

Baca juga: Prediksi Skor Arouce vs Porto di Primeira Liga Malam Ini - 03.15 WIB

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved