Sejarah Barongsai, Tarian Singa untuk Merayakan Imlek

Sejarah dan legenda barongsai. Tarian Singa adalah kesenian tradisional China yang sering dipentaskan dalam peristiwa-peristiwa besar seperti Festiva

Editor: Suci Rahayu PK
Tribun Jambi/Nurlailis
Barongsai Zhan Bei Xing Shi Dui merupakan satu di antara kelompok barongsai di Jambi yang sering memeriahkan acara dengan beragam atraksi. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sejarah dan legenda barongsai.

Tarian Singa adalah kesenian tradisional China yang sering dipentaskan dalam peristiwa-peristiwa besar seperti Festival Musim Semi.

Di Indonesia, tarian serupa dikenal dengan sebutan barongsai. Festival Musim Semi juga dikenal sebagai perayaan Imlek, yang merayakan kedatangan Tahun Baru China.

Barongsai
Barongsai (tribunjambi/darwin sijabat)

Dikutip dari laman Chinahighlights.com, dalam keyakinan tradisional China, simbol singa mencerminkan sifat-sifat seperti keberanian, kekuatan, kebijaksanaan, dan keunggulan.

Barongsai sering dipertunjukkan dalam festival-festival atau acara-acara besar dalam kebudayaan China dengan tujuan mengusir hantu dan roh jahat.

Masyarakat China percaya bahwa monster, hantu, dan roh jahat, cenderung takut pada suara keras.

Barongsai menjadi salah satu tradisi penting dalam perayaan Imlek, dan diyakini akan membawa kemakmuran dan keberuntungan pada tahun yang akan datang.

Selain itu, tradisi ini berfungsi sebagai cara untuk menciptakan suasana meriah dan menyebarkan kebahagiaan di tengah masyarakat.

Baca juga: Bikin Aneh, 6 Potret Tamara Tsyamara Senyum Sumringah setelah Dante Meninggal karena Tenggelam

Baca juga: Jelang Pemilu 14 Februari 2024, KPU Muaro Jambi Temukan Berbagai Kendala

Sejarah Barongsai

Dalam budaya China tradisional, singa, seperti halnya naga China, dianggap sebagai makhluk mitologis.

Singa sebenarnya tidak berasal dari China, melainkan diimpor melalui Jalur Sutra oleh para pedagang.

Penguasa dari wilayah yang kini dikenal sebagai Iran dan Afghanistan, diketahui mengirimkan singa sebagai hadiah kepada Kaisar China, dengan harapan dapat memperoleh hak berdagang dengan para pedagang Jalur Sutra.

Sebelum masa Dinasti Han (201 SM-220 M), hanya sedikit singa yang mencapai Dataran Tengah dari wilayah barat China kuno, khususnya di wilayah Xinjiang saat ini.

Tradisi tarian singa muncul pada masa Dinasti Han, di mana orang-orang menirukan penampilan dan perilaku singa yang baru tiba, dalam suatu pertunjukan.

Seiring waktu, pertunjukan ini berkembang menjadi bentuk tarian singa yang lebih formal pada Periode Tiga Kerajaan (220-280 M).

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved