Perjalanan Syarif Fasha, Mulai Tak Ada Biaya Sekolah Hingga Jadi Wali Kota Jambi Dua Periode
Syarif Fasha telah mencatatkan kesuksesan dengan menjadi Wali Kota Jambi dua periode dan berhasil membangun Kota Tanah Pilih Pseko Betuah lebih maju.
Penulis: Danang Noprianto | Editor: Teguh Suprayitno
Sementara yang mendidik mentalnya sedari kecil adalah Kakak dan saudara-saudaranya.
"Mental kami dan lain sebagainya adalah kakak saya, Kakak dan saudara yang tertua juga itu yang membentuk mental kami untuk kami bisa Survive," ujarnya.
Karena lingkungan tempat saya lahirĀ Syarif Fasha kecil cukup keras, ia dibesarkan di daerah texas, Daerah yang terkenal di Palembang yang banyak menghasilka dunia hitam.
Jadi ia hidup berdampingan dengan dunia hitam saat itu, dan yang bisa sukses yang bisa sekolah, kuliah itu hanya beberapa keluarga dari tempatnya.
Kemudian setelah tamat SMA ia melanjutkan kuliah di Universitas Sriwijaya di D3 Politeknik Jurusan Teknik Sipil.
Lulus Kuliah tahun 1990, Syarif Fasha bekerja di konsultan sebagai perencana dan pengawasan proyek-proyek konstruksi, baik Jalan, Jembatan bangunan dan gedung.
Dan tahun 1991 ia ditugaskan ke Jambi di Kabupaten Kerinci selama 4 bulan. kemudian di tahun 1992 awal ia ditugaskan kembali ke Kabupaten Tanjung Jabung, dan ia di sana cukup lama hingga tahun 1998 tinggal di Kuala Tungkal.
Kesan pertama saat ke Jambi khususnya ke Kerinci ia merasa kaget, karena perjalannya cukup jauh menggunakan mobil, lebih dari 20 jam.
"Dulu Jalan Jambi Sarolangun belum sebagus sekarang, dan dulu di jalan beberapa tempat masih sering ketemu suku kubu, namanya belum Suku Anak Dalam," ujarnya.
Sampai di Kerinci lebih kaget lagi, karena di Palembang ia banyak melihat bangunan-bangunan, begitu di kerinci hanya ada hutan dan Bukit.
Meski begitu ia merasa betah selama berada di Kerinci. Karena suasananya, geografisnya, alamnya dan juga masyarakatnya.
"Kemudian gadis-gadisnya cantik-cantik juga di sana putih-putih gitu kan cakep-cakep juga banyaklah yang kenanganan saya di Kabupaten Kerinci dahulu," ucapnya.
Kemudian pengalaman keduanya ke Jambi ke Tanjung Jabung ada hal yang menarik, karena masuk tahun 1992 bulan Februari saat banjir besar, ia sempat mengalami mobil mogok di Sengeti, dan airnya sebatas dengkul.
"Di Sengeti itu mobil saya mogok, sehingga saya tinggalin mobil di sana sampai seminggu, saya nyambung lagi naik mobil ke Tungkal itu," jelasnya.
Di Tanjung Jabung, Syarif Fasha menjadi salah satu konsultan dalam pembangunan jembatan masih dibangun dan saya ditugaskan sana salah satu konsultan yang mengawasi pembangunan jembatan.
Lirih Tukang Becak usai Lihat Rumah yang Ia Tempati 51 Tahun Ludes Terbakar: Saya Pasrah |
![]() |
---|
Pria 22 Tahun Hilang Nyawa dengan Dua Luka Tembak dan Banyak Tusukan Dini Hari Tadi |
![]() |
---|
Wali Kota Jambi Pastikan Harga Beras Premium yang Dioplos Sudah Turun |
![]() |
---|
Wali Kota Jambi Sidak Gudang Beras, Satgas Temukan 8 Merek Premium Terindikasi Oplosan |
![]() |
---|
NASIB Salin Istri Hilang Mendadak Telpon Minta Tolong, Rupanya Dipaksa Jadi Wanita Penghibur: Kaget |
![]() |
---|