Jambi 'Siaga' Bencana Hidrometeorologi 11 Desember hingga Akhir Tahun, Sekda Ungkap Titiknya

Sekda bilang, masyarakat harus mewaspadai bencana hidrometeorologi. Terutama warga di wilayah rawan bencana, meliputi Sungai Penuh, Kerinci...

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
Tribunjambi.com/Herupitra
ILUSTRASI banjir bandang saat menerjang Desa Tangkil, Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci. Akibatnya sejumlah rumah terendam banjir. (Dok.Tribun Jambi) 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pemerintah Provinsi Jambi telah menetapkan status "Siaga" untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi, sejak 11 Desember 2023 hingga akhir tahun.

Sekda Provinsi Jambi, Sudirman, mengatakan penetapan status itu berdasarkan kesepakatan bersama stakeholder terkait yang sudah mulai beralih dari siaga bencana karhutla.

"Mulai 11 Desember 2023 kemarin, mulai kita tetapkan status siaga bencana hidrometeorologi, ya. Untuk bencana banjir, longsor dan bencana alam lainnya,” katanya, Kamis (21/12).

Sekda bilang, masyarakat harus mewaspadai bencana hidrometeorologi. Terutama warga di wilayah rawan bencana, meliputi Sungai Penuh, Kerinci, Tanjab Barat dan Tanjab Timur. "Pemerintah kabupaten kota juga punya tanggung jawab terhadap kondisi daerahnya masing-masing," ujarnya.

Untuk Pemprov Jambi, sekda mengaakan penanggulangan bencana masih memakai anggaran Biaya Tak Terduga (BTT).

"BTT masih dipakai untuk menangani bencana ini. Kalau BTT tidak habis, maka Silpa. InsyaAllah masih cukup. Paling tidak sampai akhir tahun ini karena bagian dari antisipasi dan tahun depan akan kita evaluasi," pungkasnya.

Kepala daerah harus kenali tanda alam

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi telah menyurati seluruh bupati dan wali kota untuk mengambil langkah strategis menghadapi bencana hidrometeorologi.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jambi, Ismail, mengatakan telah menindaklanjuti arahan dari BMKG Jambi dan Deputi Bidang Pencegahan BNPB RI untuk mengambil langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi ancaman banjir, tanah longsor periode Desember 2023.

"Kami, Provinsi Jambi, sudah menindaklanjuti arahan itu dengan menyurati bupati dan wali kota se-Provinsi Jambi pada 19 Desember kemarin," katanya.

Ismail meminta bupati dan wali kota menyikapi tanda-tanda alam dengan meningkatkan koordinasi, kegiatan sosialisasi tentang peringatan dini bencana banjir serta meningkatkan upaya mitigasi.

"Memastikan efektivitas peringatan dini menjadi aksi apabila terjadi bencana. Dengan apel kesiapsiagaan, ketika air Sungai Batanghari naik dibarengi dengan intensitas hujan tinggi kemudian juga banjir sudah mulai menggenang, jadi kita sudah waspada dan siaga bencana banjir," ujarnya.

Ismail menuturkan di 11 kabupaten/kota, semuanya rawan terkena bencana banjir, terlebih desa di pinggiran Sungai Batanghari.

"Hampir semua kabupaten dan kota potensi terjadi banjir, termasuk Kerinci, Kota Sungai Penuh, Batanghari, Bungo, Merangin, Tebo, Sarolangun, Muaro Jambi, Kota Jambi dan Tanjab Barat serta Tanjab Timur," ucapnya.

Sejauh ini, kata dia, daerah yang sudah tergenang air yaitu wilayah Tabir Ulu, Merangin, Lubuk Kambing Tanjab Barat dan Pulau Pandan, Sarolangun.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved