Kematian Santri Ponpes Raudhatul Mujawwidin Masih Misteri, Keluarga Berharap Polisi Transparan
Kematian AH (13) yang merupakan santri di Ponpes Raudhatul Mujawwidin Unit 6 Rimbo Bujang masih jadi misteri.
Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Kematian AH (13) yang merupakan santri di Ponpes Raudhatul Mujawwidin Unit 6 Rimbo Bujang masih jadi misteri. Keluarga berharap kasus ini secepatnya diungkap oleh Polres Tebo.
Pardamean Ritonga selaku juru bicara keluarga korban mengatakan sejauh ini kasus tersebut masih berproses di Polres Tebo.
Pihak keluarga berharap agar hasil autopsi yang dilakukan dapat dibuka ke publik.
"Kita ingin kasus ini secepatnya terungkap dan berjalan dengan tranparan," kata Pardamean, Minggu (10/12).
Pardamean menegaskan kasus ini akan terus dikawal sampai tuntas oleh keluarga.
Hingga saat ini pihak keluarga masih menantikan hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh Polres Tebo.
"Terakhir informasinya sudah dilakukan pra rekonstruksi. Kita akan mengikuti dan kita harap proses hukumnya dilakukan dengan transparan sehingga perkembangannya dapat kita ketahui," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pada Selasa (14/11) sekira pukul 17:30 WIB AH ditemukan tewas di lantai tiga atau rooftop asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin.
Berdasarkan surat keterangan kematian dari Klinik Rimbo Medical Centre disebut akibat tersengat listrik.
Salim Harahap selaku orang tua korban mengungkapkan sejam sebelum kejadian itu, dirinya dan istri masih berkomunikasi melalui sambungan telepon.
Ia merasa janggal dengan peristiwa itu sebab pihak keluarga tidak dikabari soal kematian anaknya. Selain itu ditemukan bekas luka di bagian bibir, siku tangan dan bagian kaki korban. Pihaknya pun membawa jenazah ke RSUD STS Tebo untuk dilakukan visum ulang.
Ia pun telah melaporkan kejadian ini ke Polres Tebo, bahkan pihak keluarga sudah menyetujui rencana kepolisian untuk melakukan ekshumasi dan autopsi untuk mengusut penyebab kematian.
Di sisi lain, terungkap melalui pengakuan beberapa santri di Ponpes Raudhatul Mujawwidin, bahwa kejadian seperti ini sudah dua kali terjadi. Sekira tiga tahun lalu pernah terjadi satu santri tewas akibat tersengat listrik.
Pihak Ponpes melalui Ahmad Karimuddin mengakui pihaknya tidak memberitahukan kabar kepada keluarga lewat telpon karena menurutnya sangat tidak etis memberitakan hal sebesar ini lewat telepon.
Kemudian pihak ponpes tak ingin keluarga mengalami syok. Mereka sejak awal berencana akan menyampaikan secara langsung kepada pihak keluarga karena pihaknya juga merasa kehilangan dengan kepergian santri teraebut.
Dia pun menegaskan pihak ponpes tak bermaksud untuk menutupi kejadian ini.
Bahkan juru bicara keluarga Ponpes yang berada di Jakarta P H Panjaitan mengatakan, pihaknya mensupport dan siap membantu pihak kepolisian untuk mengungkap kejadian ini seterang-terangnya melalui koordinasi dengan polri.
"Tidak ada yang ditutup-tutupi, kami buka seterang-terangnya kejadian ini," ujarnya.
Baca juga: Klarifikasi Ponpes Raudhatul Muzawwidin di Tebo Soal Santri Meninggal: Tidak Ada yang Ditutupi
Baca juga: Polres Tebo Periksa Lima Saksi Pasca Tewasnya Santri di Ponpes Raudhatul Muzawwidin Rimbo Bujang
Baca juga: Makam Akan Digali Lagi, Orangtua Santri yang Ditemukan Meninggal di Ponpes di Tebo, Lapor Polisi
Cerita Pilu Anggun Sebelum Bawa Kabur Uang 10 Miliar Milik Bank Jateng |
![]() |
---|
Gelap Mata, Suami Cekik hingga Tusuk Leher Istri saat Cekcok di Musi Rawas |
![]() |
---|
Pedofil Cabuli Anak yang Hendak Mengaji di Jambi, Korban Lapor Ustazah Dengan Tangisan |
![]() |
---|
3 Fakta Drama Confidence Queen, Drama Park Min-Young Jadi Penipu Jenius |
![]() |
---|
Sinopsis My Youth Episode 1, Saat Masa Lalu Mengetuk Pintu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.