Berita Jambi
Perundungan Santri di Jambi, Berakhir Damai, Polisi Lakukan Dengan Mekanisme Restorative Justice
Saat ini, Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jambi, telah menerima surat permintaan pencabutan laporan orangtua APD.
Penulis: Rifani Halim | Editor: Deni Satria Budi
TRIBUNJAMBI.COM JAMBI - Kasus perundungan yang terjadi di Pondok Pesantren Tawakal Tri Sukses, Kota Jambi, yang menyebabkan APD (12) santri kelas 7, mengalami cedera serius karena ulah dua seniornya, berakhir damai.
Saat ini, Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jambi, telah menerima surat permintaan pencabutan laporan orangtua APD.
Polisi juga akan menjadawalkan pertemuan antara pihak korban, pelaku, dan pondok pesantren, untuk mengakhiri perkara.
Dirreskrimum Polda Jambi, Kombes Andri Ananta Yudhistira mengatakan, pihaknya memfasilitasi untuk dilakukan mediasi di antara kedua belah pihak.
Penyelesaian perkara kasus dugaan perundungan itu akan melalui mekanisme Restorative Justive (RJ).
"Pengajuannya (cabut laporan) sudah diberikan ke kita. Tapi Mekanismenya melalui restorative justice. Jadi, wajib menghadirkan seluruh pihak, jadi bukan langsung kita hentikan. Kita panggil dan pertemukan seluruh pihak, sehingga kita siapkan format perdamaiannya," kata Andri, di Mapolda Jambi, Senin (4/12/2023).
Menurut Andri, pihaknya belum menentukan jadwal pemanggilan untuk RJ. Pihaknya masih menunggu dari seluruh pihak baik dari korban, pelaku, dan pihak pesantren.
"Kita tunggu jadwalnya, nanti akan kita lihat jadwal seluruhnya," ujarnya.
Sebelum ada surat permintaan cabut laporan kata Andri, tim dari Polda juga telah jemput bola melakukan pemeriksaan kepada korban maupun mengambil keterangan dari pihak Pesantren Tawakkal Tri Sukses.
"Awalnya pihak menyanggupi untuk hadir hari ini pasca pihak korban melaporkan pada 30 November. Karena kita tahu ini penting dan kita atensi, maka kita datangi rumah korban lalu pihak pesantren," jelasnya.
Ia berharap kasus menjadi pelajaran oleh semua pihak untuk mengawasi aktivitas anak.
"Semoga ini jadi pelajaran, sehingga tidak ada lagi penganiayaan yang terjadi di wilayah sekolah dan pesantren," tutupnya.
Siap Bertanggungjawab
Orangtua korban, Rikarno menyebut satu di antara poin perdamaian ialah pihak keluarga pelaku bertanggung jawab untuk pembiayaan rumah sakit maupun psikis korban.
Selain itu, kata dia, poin lainnya jika di kemudian hari dibutuhkan biaya pengobatan, kembali pihak pelaku siap bertanggungjawab.
"Pertanggungjawaban itu ada. Namun, tidak etis, ya, jika disampaikan nominalnya. Untuk pembiayaan dari rumah sakit dan sebagainya dari beliau (pihak pelaku)," bebernya.
Sebelumnya, Rikarno Widi Setiawan, orangtua korban, bersama dua orangtua para pelaku datang ke Mapolda Jambi, mencabut laporan, Senin (4/12)/2023 siang.
Setelah resmi mencabut laporan di Mapolda Jambi, Rikarno mengatakan, pihaknya bersama orangtua pelaku sudah melakukan mediasi secara kekeluargaan.
Dia mengaku, saat membuat laporan perundungan, dirinya tersulut emosi, sebab anaknya menjadi korban.
Namun, orangtua korban enggan menyebut alasannya yang mendetail soal pencabutan laporan hingga berakhir damai bersama pelaku perundungan.
"Kita laporan kemarin karena posisi lagi emosi dengan adanya anak terbaring di rumah sakit. Manusiawi sekali saya rasa karena emosi lagi memuncak. Adapun setelah kita mediasi, mencapai beberapa kesepakatan itu cukup diketahui interen kami. Akhirnya lebih baik bedamai," kata Rikarno, bersama orangtua pelaku.
Dia menjelaskan, keluarga belum memutuskan apakah korban akan pindah ke sekolah lain atau pondok yang lain.
Selain itu juga, Rikarno mengaku anaknya sudah meminta untuk kembali bersekolah atau kembali ke pondok pesantren.
"Kalau untuk pindah belum ada ya keputusan, karena sekarang lagi ujian semester. Pihak sekolah sudah mengirim soal daring karena untuk langsung ke sekolah belum memungkinkan. Malah anak saya pribadi berbicara mau mondok lagi," jelasnya.
Dia menambahkan, pihak pondok pesantren telah menunjukkan itikad baik dengan mendatangi rumah korban yang berada di Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi.
"Pihak sekolah kemarin malah datang ke rumah, untuk menjenguk. Intinya itikad dari pondok pesantren atau sekolahnya itu baik," ungkap Rikarno.
Baca juga: Santri di Kota Jambi Jadi Korban Bully Hingga Masuk RS, Orang Tua Lapor Polisi
Baca juga: Makam Santri Ponpes di Tebo Dibongkar untuk Usut Penyebab Kematian
Beredar Video Kericuhan di UIN STS Jambi, Kader HMI dan PMII Saling Dorong Jadi Tontonan |
![]() |
---|
Keributan di Kampus UIN STS Jambi, Video Saling Dorong Tersebar di WhatsApp |
![]() |
---|
Sopir Truk Menginap di SPBU demi Dapat Solar di Jambi: Pak Haris, Tolong Bantu Kami |
![]() |
---|
Besok Partai Buruh Jambi Gelar Aksi Damai di Kantor Gubernur, Ini Tuntutannya |
![]() |
---|
Gubernur Al Haris Minta SPPG Gandeng Petani Jambi, Dorong Swasembada Pangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.