Berita Jambi

Syahrial Teknisi Mesin Tik Jambi, Profesi Langka di Tengah Gempuran Modernisasi

Berawal dari kenek teknisi mesin tik Jakarta Servise, Syahrial (57) kini jalani berprofesi sebagai teknisi langka yang menangani puluhan mesin tik tua

Tribunjambi.com/Widyoko
Syahrial Bahari (54) bersama dengan mesin tik yang ada di tokonya, Kamis (10/9/2020). Ia bersyukur, di era digital seperti sekarang ini masih banyak yang mencari jasanya. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Berawal dari kenek teknisi mesin tik Jakarta Servise, Syahrial (57) kini jalani berprofesi sebagai teknisi langka yang menangani puluhan mesin tik tua.

Disambangi di kediamannya di kawasan Murni Simpang Mutiara Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi, di tengah kesibukannya sebagai mekanik mesin tik yang telah di jalaninnya selama puluhan tahun tersebut menuturkan.

Menangani puluhan mesin tik dari berbagai jenis merek dan model tentu memiliki cerita dan pengalaman tersendiri. Terlebih saat ini ditengah gempuran modernisasi.

Sepanjang karirnya menangani mesin mesin tik tua, beberapa jenis atau merk mesin tik pernah ditaklukan dan operasinya. Baik itu mesin mesin pabrikan Eropa, jerman atau italia dan seusianya seperti Olivetti, Remington, Hermes, Olivia, Royal, Brader, Optima, Sander dan beberapa merek ternama lainnya pabrikan tahun 70 atau 80 an.

“Bahkan pernah juga menangani mesin tik tua yang sezaman dengan mesin tik yang digunakan untuk membuat naskah teks Proklamasi kemerdekaan,” ujarnya.

“Sebut saja untuk Merk Remington, Hermes, Adler. Pernah juga kita perbaiki,” ujarnya.

Syahrial bilang, dulu beberapa merek dan mesin tik tua tersebut masih ada dan terpajang rapi di etalase. Seiring waktu dan termasuk barang antik dan banyak diminati orang baik untuk pajangan ataupun koleksi pribadi.

“Kalo dulu kan masih banyak orang yang servis mesin tik, jadi ketika ada teman yang minta atau orang mau beli ya kita jual saja,” tuturnya.

Selain itu, ada juga beberapa mesin tik tua tersebut harus berakhir dengan kanibal. Untuk keperluan perbaikan mesin tik lainnya.

Untuk saat ini, untuk mesin tik jadul tersebut sudah semakin sulit ditemukan. Ada beberapa kali dirinya mendapatkan dari rongsokan atau pemulung barang bekas yang kembali direstorasi.

Dimana memang masa masa jaya mesin tik ini berada di era tahun 80-90 an. Sementara ketika mendekati tahun 2000 an penggunaan mesin tik mulai berkurang dan servis juga sudah mulai berdampak.

Kalau di masa itu kita bisa menangani hingga ratusan mesin, dari beberapa Dinas yang ada di Kota Jambi. Karena memang kala itu mesin tik menjadi andalan utama,” tuturnya.

“Meski demikian hingga kini pengguna mesin tik ini masih tetap ada, dan beberapa kantor serta dinas yang masih menggunakan mesin jadul ini,” tandasnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Besaran Harga BPIH 2024 Dinilai Masih Cukup Besar

Baca juga: Keluhan Masyarakat Terkait Amdal Stockpile Batu Bara, Edi Purwanto: Harus Tersampaikan Secara Utuh

Baca juga: Polisi Sebut Jambret yang Diamankan Warga Tanjung Lumut Sering Beraksi

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved