2.400 Tiang Pancang Target Selesai Awal 2024, Update Tol Seksi 3 Bayung Lencir-Tempino

Ibnu membeberkan ada beberapa pekerjaan yang sedang digarap di lokasi pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3.

Penulis: A Musawira | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI/MUSAWIRA
Material pembangunan Jalan Tol Seksi 3 Bayung Lencir-Tempino di depan kantor Desa Muaro Sebapo, Kecamatan Mestong, Muarojambi, Minggu (26/11). TRIBUN JAMBI/A MUSAWIRA 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sebanyak 2.400 titik tiang pancang di Jalan Tol Seksi 3 yang menghubungkan Bayung Lencir (Sumsel)-Tempino (Jambi) akan selesai pada awal 2024 ( tol Jambi-Sumsel tol Tempino-Betung ).

Progres konstruksi pembangunan telah mencapai 29 persen, dari kontrak 28 persen.

Kemudian, progres terhadap pagu tahunan sudah terealisasi 69 persen dari rencana awal 67 persen.

"Progres pembangunan jalan tol saat ini sangat positif. Kita bisa melampaui sekira 2,33 persen dari rencana target awal," kata Ibnu Kurniawan, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) IV Jambi, Minggu (26/11).

Ibnu membeberkan ada beberapa pekerjaan yang sedang digarap di lokasi pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3.

Di antaranya pelaksanaan pekerjaan pemancangan, pekerjaan under pass dan overpass, rigid serta pekerjaan tanah.

Pihaknya menargetkan 2.400 titik tiang pancang akan selesai pada awal 2024.

"Saat ini sudah terlaksana 1.800 titik tiang. Kita upayakan dari target volume itu bisa selesai nanti di Januari 2024. Kita genjot semua supaya bisa selesai. Kita punya 14 alat pancang. Produktivitas alat pancang itu, untuk satu alat bisa dapat 4-5 titik. Jadi target kita akhir Desember tiang pancang ini selesai semua," bebernya.

Underpass 70 persen

Sementara, untuk pekerjaan underpass di dua lokasi sudah berprogres 70 persen dan pemasangan girder untuk overpass juga sedang berproses. "Kita optimis bisa selesai diakhir tahun ini," sebutnya.

Selain itu, untuk pekerjaan rigid pavement dari target 5.400 meter, tengah berprogres 600 meter.

"Memang masih jauh ya. Cuma, kita sudah punya lokasi yang siap. Tinggal digenjot saja, untuk menunjang itu kita sudah punya empat petching plan siap mendukung untuk percepatan rigid itu," ujarnya.

Jambi-Betung Sisa 180 Bidang Tanah

Pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Jambi-Betung di wilayah Provinsi Jambi, menyisakan 180 bidang, dari total 663 bidang tanah.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Tol Jambi-Betung I, Mellia, mengatakan pengadaan lahan tol di ruas Jambi-Betung I, berprogres 72,40 persen yang sudah dibayarkan.

"Dari 663 bidang, 480 bidang telah terbayarkan," jelasnya.

Di antara bidang lahan warga, itu termasuk ada fasum yang berada di Desa Sungai Landai, Muaro Sebapo, Pondok Meja, Sungai Bertam dan Pematang Gajah. Dengan total penerima Uang Ganti Rugi (UGR) sekira 380 orang.

"Masih ada di Kelurahan Pijoan, Kecamatan Jambi Luar Kota, yang belum terbayarkan karena masih berproses di LMAN. Kurang lebih ada 76 bidang yang masuk ke pembayaran UGR tahap 1," ujarnya.

Lahan yang terdampak dalam pembangunan jalan bebas hambatan ini berada dua kecamatan. Di Kecamatan Mestong meliputi Desa Sungai Landai, Muaro Sebapo dan Pondok Meja. Kemudian, di Kecamatan Jambi Luar Kota meliputi Desa Sungai Bertam, Pematang Gajah dan Kelurahan Pijoan.

"Target pengadaan lahan, kita targetkan pertengahan 2024 mendatang akan selesai," sebutnya.

Mellia mengungkapkan kendala dalam pengadaan lahan.

Di antaranya masih terkendala proses penggantian tanah karakteristik khusus, seperti MIN, musala yang masih berproses di Kementerian Agama.

Lalu, ada potensi konsinyasi (titip pengadilan) karena sengketa kurang lebih ada lima bidang, di antaranya tiga bidang di Sungai Bertam dan dua bidang di Pematang Gajah.

"Untuk proses ini kita terus berkoordinasi dengan tim P2T untuk dapat melanjutkan ke proses validasi dan berita acara untuk diajukan ke konsinyasi," tuturnya.

"Kalau untuk penyelesaian terkait tanah karakteristik khusus, kita juga terus berkoordinasi dengan tim P2T untuk menindaklanjuti atau menunggu hasil dari putusan Kemenag," ujar Ibnu.

Berhenti di Provinsi Jambi

Ibnu Kurniawan mengungkapkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) akan berakhir di Provinsi Jambi.

Menurutnya, informasi itu didapat saat rapat terbatas (Ratas) bersama Presiden Joko Widodo, bahkan juga sudah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

"Sesuai hasil ratas bersama Presiden RI, bahwa Jalan Tol Trans Sumatra itu berhenti di Provinsi Jambi,” katanya.

Di Provinsi Jambi, kata Ibnu, JTTS berakhir di Merlung, Kabupaten Tanjab Barat.

Alhasil, ruas jalan bebas hambatan Trans Sumatra tersebut dimulai dari Tempino-Simpang Ness-Merlung-batas Jambi.

"Tapi kita laksanakan itu hanya sampai di Merlung. Jadi perlu diingat, ya, kita mau bikin jalan tol itu sama dengan point to point. Maksudnya dari interchanges ke interchanges atau dari pintu masuk ke pintu keluar. Nantinya yang mau dikerjakan adalah pintu keluar ada di Merlung," bebernya.

Trase jalan tol akan terbagi beberapa paket dengan skema Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).

"Nanti dibagi empat paket. Dari Tempino-Simpang Ness, lalu ke Merlung. Untuk Tempino-Simpang Ness dengan skema KPBU. Penugasannya bersama Hutama Karya (HK)," ucapnya.

Tunggu Kesepakatan Dua Dirjen

Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) yang menghubungkan Jambi-Rengat, Provinsi Riau, masih menunggu kesepakatan antar dua direktorat jenderal (dirjen), Dirjen Bina Marga dan Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) IV Jambi, Ibnu Kurniawan, mengatakan pihaknya sedang menyiapkan semua dokumen pendukung untuk pembangunan jalan tol Jambi-Rengat.

"Dokumen sedang kita siapkan dan Senin besok ini, pembahasan di Jakarta," katanya, Minggu (26/11).

Ibnu mengungkapkan soal pembiayaan pembangunan jalan bebas hambatan Trans Sumatra telah tersedia.
Dia berharap pada 2024 mendatang sudah dilakukan penandatangan kontrak.

"Pembiayaannya ada, hanya masalahnya pembebasan lahan yang belum selesai. Saat ini kita kejar pembebasan lahannya," tuturnya.

"Kalau pembebasan lahan selesai, setelah itu ada beberapa tahap hingga akhirnya dilanjutkan dengan proses lelang," ucapnya.

Ibnu mengungkapkan trase jalan tol Jambi-Rengat dimulai Tempino-Simpang Nes dan berakhir di Merlung.

"Simpang Nes sampai Merlung pendanaannya sudah clear, dananya dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB)," kata Ibnu.

"Tim sudah turun ke Jambi, sudah melihat ke lapangan dan sudah ketemu masyarakat. Harapannya tahun depan, sebelum serah terima jabatan Pak Presiden, pembangunan jalan tol ini sudah kontrak semua. Tapi semua tergantung dari kesepakatan tadi," pungkasnya. 

Dampak Kuat ke Ekonomi

Dosen Ilmu Pemerintahan UIN STS Jambi, Dr Dedek Kusnadi, mengatakan kehadiran trase Jalan Tol Trans Sumatra di Provinsi Jambi akan meningkatkan konektivitas dan mobilitas antara Jambi dengan wilayah lain di Pulau Sumatra.

Tentu itu akan berdampak signifikan terhadap perekonomian di Jambi.

Satu di antaranya, mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan arus barang dan jasa, serta mempermudah akses bagi wisatawan dan investor potensial.

Transportasi yang efisien akan membuka peluang baru dalam perdagangan dan investasi di Jambi.

Selanjutnya, keberadaan jalan tol juga berdampak positif pada sektor pariwisata di Jambi. Sebab, daerah ini memiliki potensi wisata alam dan budaya yang kaya, seperti Taman Nasional Bukit Duabelas dan situs arkeologi terluas se-Asia Tenggara, yaitu Candi Muaro Jambi.

Dengan akses yang lebih lancar melalui jalan tol, jumlah kunjungan wisatawan kemungkinan akan meningkat, memberikan pemasukan yang lebih besar bagi perekonomian Jambi.

Peningkatan konektivitas juga akan mempermudah transportasi barang, terutama distribusi produk pertanian dan perkebunan Jambi yang kaya akan sumber daya alam.

Dengan akses yang lebih baik ke pasar regional, produk-produk Jambi dapat lebih mudah diangkut dan dapat bersaing secara lebih baik.

Itu akan memberikan dorongan signifikan bagi sektor pertanian dan perkebunan di provinsi ini.

Adanya Jalan Tol Trans Sumatra di Jambi juga berpotensi untuk mengurangi biaya logistik.

Transportasi yang lancar dan efisien akan mengurangi waktu dan biaya dalam pengiriman barang, sehingga meningkatkan daya saing industri dan sektor usaha di provinsi ini.

Biaya pengiriman yang lebih rendah dapat mendorong pertumbuhan investasi dan memperluas pasar bagi pelaku usaha lokal.

Namun, harus mempertimbangkan dampak negatifnya. Pembangunan jalan tol mungkin akan menimbulkan dampak sosial dan lingkungan yang perlu dikelola secara bijaksana.

Perlu mengawasi implementasi rencana mitigasi dampak dan memastikan keberlanjutan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat sekitar jalan tol.

Secara keseluruhan, kehadiran Jalan Tol Trans Sumatra yang berakhir di Provinsi Jambi akan menjadi tonggak penting bagi perekonomian Jambi.

Meskipun ruas tol Jambi-Rengat kemungkinan belum dikerjakan pada 2024 mendatang, tetapi kelanjutan tol Betung-Jambi hingga ke Tempino-Simpang Ness dan Merlung akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.

Dengan peningkatan konektivitas, sektor ekonomi seperti pariwisata, pertanian, dan industri akan mengalami perkembangan positif di Jambi. (caw)

Baca juga: Bertaruh Nyawa Demi Anak Didik, Kisah Guru di Daerah Terpencil Tanjab Barat dan Tanjab Timur Seri 1

Baca juga: Makan Beras yang Hanyut di Sungai, Kisah Guru di Daerah Terpencil Sarolangun dan Batanghari Seri 2

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved