Polisi Proses Hukum 12 Tersangka Karhutla di Jambi, Luasan Terbakar Mencapai 1.954 Hektare

Menurut Rusdi, kabupaten yang dengan tersangka kasus terbanyak ada di Kabupaten Batanghari. "Batanghari paling banyak, sekitar empat orang yang telah

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
Tribunjambi.com/Rifani
Danrem 042/Gapu Brigjen TNI Supriono dan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sampai Jumat (13/10), Kepolisian Daerah (Polda) Jambi dan jajarannya telah melakukan proses hukum 12 tersangka kasus kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi ( karhutla di Jambi ).

Kapolda Irjen Rusdi Hartono mengatakan ada 12 orang tersangka yang dapat dibuktikan secara sengaja membakar hutan dan lahan.

"Ini terus kita lakukan sebagai upaya mendidik masyarakat agar tidak melakukan hal yang sama, karena kita ketahui karhutla ini sangat merugikan masyarakat banyak," ujarnya.

Menurut Rusdi, kabupaten yang dengan tersangka kasus terbanyak ada di Kabupaten Batanghari.

"Batanghari paling banyak, sekitar empat orang yang telah dijadikan tersangka di sana (Polres Batanghari)," ujarnya.

Pada waktu yang sama, Danrem 042/Garuda Putih, Brigjen TNI Supriono, juga menerangkan keseluruhan lahan yang terbakar di Provinsi Jambi mencapai 1.954 hektare.

Lantas apa sampai saat ini masih terjadi karhutla?

Danrem menyebut karhutla di Jambi masih dalam kondisi terkendali, dalam arti tidak menimbulkan bencana.

"Wajar karena faktor cuaca El nino yang panas berkelanjutan, masyarakat kita juga belum semuanya sadar tentang cara membuka lahan tanpa membakar," ujarnya.

Danrem juga mengatakan luas wilayah Jambi tidak semuanya mampu dalam penanganan petugas di lapangan secara maksimal, karena keterbatasan personel.

"Ini sudah kita upayakan mitigasi, mengingatkan, mengimbau dan penegakan hukum," sebutnya.

Hingga kini, Supriono mengatakan masih ada karhutla, namun masih bisa dikendalikan dalam waktu 3-6 jam hingga tidak menimbulkan bencana.

Kondisi Udara Membaik

Sementara terkait kondisi kualitas udara, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jambi mengklaim kondisinya mulai membaik.

Hal itu terlihat dari alat parameter kualitas udara yang terpasang di Kota Jambi dan Kabupaten Tanjab Timur.

Di Kota Jambi, pada Jumat (13/10) pagi, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) PM 2.5 menunjukan angka 72 meter kubik. Sementara itu di Kabupaten Tanjab Timur di angka 67 meter kubik.

"Berdasarkan parameter kualitas udara tersebut kualitas udara di Provinsi Jambi masuk kategori sedang," ujar Kepala DLH Provinsi Jambi, Varial Adhi Putra.

Dia mengatakan kualitas udara terjadi di Provinsi Jambi sudah mulai membaik.

Namun, dari sajian data KLHK bahwa arah angin dari Sumsel menuju ke Provinsi Jambi.

"Kita juga perlu waspada bahwa posisi Sumsel pagi tadi itu posisinya merah, artinya di level 249 PM 2.5.

Kita mengkhawatirkan dampaknya sampai ke Jambi karena tiupan angin ini sedangkan posisi kita sudah bagus," katanya.

Kualitas udara yang menurun belakangan, akibat karhutla baik di Sumsel dan Jambi.

"Kita selalu berkoordinasi bersama dinas kehutanan dan BPBD untuk mengantisipasi terjadi karhutla.

Selain kabut asap ini dari Sumsel, di Jambi juga ditemukan titik-titik api, tapi berhasil dipadamkan," pungkasnya.

Sementara itu, informasi yang Tribun Jambi himpun di Batanghari, sejak Januari hingga pertengahan Oktober, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari mencatat terjadi karhutla 560 hektare.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Batanghari, Bebi Andihara, mengatakan kebakaran lahan terbanyak masih berada di Kecamatan Muara Bulian 246,27 hektare, Kecamatan Maro Sebo Ulu 146,5 hektare dan Kecamatan Bajubang 83,25 hektare.

Dia mengatakan, pada musim kemarau seperti saat ini, pihaknya kesulitan melakukan pemadaman karena sumber-sumber air mengalami kekeringan.

Hal tersebut juga diperparah dengan kondisi akses ke lokasi kejadian yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

"Sumber air yang mulai kering dan akses ke sana. Jadi tim perlu waktu untuk melakukan pemadaman," katanya.

Meski jumlah lahan yang terbakar sudah cukup luas, Bebi mengatakan hingga saat ini status karhutla di Kabupaten Batanghari masih "Siaga".

Dia mengatakan, untuk meningkatkan status karhutla perlu menimbang aspek lain, seperti peningkatan bahaya kebakaran, kondisi udara dan lain sebagainya.

"Karena spotnya ini sudah luas, memang ada rencana untuk kita tingkatkan.

Tapi efek samping dari karhutla ini, yaitu asap dari beberapa hari yang lalu itu tidak berpengaruh.

Sehingga kalau kita naikkan dasarnya harus sangat berbahaya," jelasnya. (can/caw/cut)

Baca juga: Siapa Sebenarnya AS Istri Pengusaha Asal Jambi, Suami Video Call DJ Cantik Berpakaian Tak Sopan

Baca juga: Inilah Sosok Pengusaha Asal Jambi yang Diduga Selingkuh dengan DJ DC, Istri Lapor Polda Jambi

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved