Gempa Hari Ini

Penjelasan BMKG Soal Gempa Bumi yang Guncang Donggal Sulteng: Ada Aktivitas Sesar Palu Koro

Peristiwa gempa bumi yang terjadi di Donggala, Sulawesi Tengah pada Sabtu (9/9/2023) malam terjadi akibat aktivitas Sesar Palu Koro.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
Peristiwa gempa bumi yang terjadi di Donggala, Sulawesi Tengah pada Sabtu (9/9/2023) malam terjadi akibat aktivitas sesar Palu Koro. 

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa gempa bumi yang terjadi di Donggala, Sulawesi Tengah pada Sabtu (9/9/2023) malam terjadi akibat aktivitas sesar Palu Koro.

BMKG melaporkan bahwa gempa tersebut bermagnitudo (M) 6,1.

Sementara untuk penyebab gempa tersebut diungkapkan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG, Daryono.

Dia menyebutkan bahwa gempa bumi itu terjadi akibat adanya aktivitas sesar di Pulau Koro.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Donggala M6,1 yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar Palu Koro," ungkap Daryono, Sabtu (9/9) malam, melalui media sosial Twitter atau X.

Dia menjelaskan, episenter gempa bumi itu terjadi pada Pukul 21.43 WIB atau 22.43 WITA.

Lokasinya terletak di koordinat 0,02 derajat Lintang Utara (LU) dan 119,77 derajat Bujur Timur (BT).

"Atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 49 km barat laut Donggala, Sulawesi Tengah pada kedalaman 20 km," terangnya.

Baca juga: Gempa Bumi Guncang Donggal Sulteng Bermagnitudo 6,3, Tak Berpotensi Tsunami, Terasa Hingga Tolitoli

Baca juga: Gempa Hari Ini Minggu 10 September 2023 di Nias Selatan M 3,4

Baca juga: Prabowo Subianto Sindir Elite Politik yang Suka Pindah Dukungan dan Partai

Di juga menjelaskan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa Donggala M6,1 memiliki mekanisme pergerakan geser mengiri (sinistral strike-slip).

Gempa Donggala M6,1 ini berdampak dan dirasakan di daerah Donggala dengan skala V-VI (lima hingga enam) Modified Mercalli Intensity (MMI).

BMKG menerangkan, skala VI artinya getaran dirasakan oleh semua penduduk. Umumnya, skala ini membuat penduduk terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh, dan cerobong asap di pabrik rusak, serta terjadi kerusakan ringan bangunan.

Sedangkan skala V MMI berarti getaran gempa dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, serta bandul lonceng dapat berhenti.

Tak hanya di Donggala, gempa juga terasa di Palu dengan skala IV MMI. Lalu, di Poso, Sigi, dan Tolitoli dengan skala III MMI. 

Selain itu juga di Pohuwatu, Kabupaten Gorontalo dan Samarinda  dengan skala II-III MMI. Kemudian, di Kota Gorontalo dan Kutai Timur dengan skala II MMI.

Meski cukup besar, Daryono menekankan bahwa gempa Donggala tersebut tidak berpotensi tsunami.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved