Gempa Hari Ini
Gempa 6,6 Magnitudo yang Guncang Nabire Sebabkan Jaringan Internet Terputus
Peristiwa gempa bumi bemagnitudo 6,6 di Nabire, Papua Tengah berdampak pada terganggunya layanan jaringan internet.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa gempa bumi bemagnitudo 6,6 di Nabire, Papua Tengah berdampak pada terganggunya layanan jaringan internet.
Gempa yang berpusat pada 23 km Barat Laut itu membuat gangguan jaringan TelkomGroup di wilayah Nabire, Botawa, dan Enarotali.
General Manager Witel Papua Barat, Eric M. Tobing, menjelaskan, saat ini Telkom bersama tim teknis Palapa Timur Telematika (PTT) tengah berupaya mempercepat penyambungan jalur Kigamani–Timika.
Kendala utama yang dihadapi adalah longsor merusak jalur kabel fiber optik (FO) darat akibat kondisi alam pascagempa.
“Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan pelanggan. Mohon doa dan dukungan agar proses pemulihan dapat berjalan lancar,” ujar Eric M. Tobing, Jumat (19/9/2025) dini hari.
Hingga kini, tim teknis masih bekerja di lapangan untuk memastikan layanan internet dan komunikasi segera normal kembali.
Sebelumnya, Bupati Nabire, Mesak Magai mengatakan, berkat pertolongan dan pernyataan Tuhan maka, semua yang terjadi masih dalam baik-baik saja.
"Sampai saat ini tidak ada musibah dahsyat terjadi seperti waktu 2004 lalu," kata Mesak dalam sambutanya saat prosesi penyerahan bantuan fasilitas kesehatan di Pantai Nabire, Distrik Nabire.
Baca juga: Aktivitas Sesar Anjak Weyland Picu Gempa 6,5 Magnitudo Guncang Nabire, Rumah Warga Rusak
Baca juga: Kronologi KKB Papua Tembak Tukang Ojek Asal Probolinggo di Puncak Jaya
Baca juga: Daftar 6 Ketum dan 6 Pimpinan Partai Kuasai Kursi Strategis Kabinet Merah Putri Presiden Prabowo
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 mengguncang Nabire, Papua Tengah, pada Jumat (19/9/2025) dini hari.
Guncangan kuat ini tak hanya membuat warga panik, tetapi juga menyebabkan kerusakan parah pada sejumlah bangunan dan fasilitas umum.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini bersumber dari aktivitas Sesar Anjak Weyland.
Sesar Anjak Weyland adalah sebuah sesar aktif yang membentang di wilayah Papua Tengah.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan gempa bumi ini termasuk jenis gempa dangkal dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Anjak Weyland," jelas Daryono dalam keterangan resminya.
Pergerakan Sesar Anjak Weyland ini memicu gempa yang episenternya berada di darat, sehingga tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.